Aktivis 98 Kritik Bobby Nasution Ikut – Ikutan Tanggapi Presiden 3 Periode

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Wali Kota Medan Bobby Nasution memberi tanggapan terkait aksi mahasiswa di Medan dan sejumlah daerah di Sumatera Utara, yang mengusung isu menolak wacana presiden 3 periode.

Seperti diketahui, massa dari sejumlah elemen mahasiswa di Medan dan sejumlah daerah di Sumut berunjuk menolak wacana Jokowi 3 periode yang membuat gelombang protes terjadi dimana – mana sejak Senin 11 April 2022.

Menanggapi hal itu, Bobby menyatakan dirinya tetap mengikuti apa yang telah tertuang dalam konstitusi. “Yang nolak ya nolak, yakan. Ya kalau pendapat kita ya konstitusi hari ini seperti apa, ya itu kita ikuti,” kata menantu Presiden Jokowi itu.

Dia juga menggarisbawahi bahwa, Presiden Jokowi sendiri telah mengeluarkan pernyataan bahwa Pemilu 2024 tetap berjalan sesuai jadwal.” Jadi saya rasa wacana-wacana itu tidak ada dan sudah berkali-kali juga saya rasa Pak Presiden menyatakan tetap dan ikut konstitusi,” ujar suami Kahiyang Ayu ini.

Tak hanya Wali Kota Medan, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka juga mengeluarkan pernyataan sikap. Dia mengaku menolak atas wacana Jokowi menjabat 3 periode yang hingga kini masih bergulir. Gibran menuturkan, Presiden Jokowi telah menyatakan bahwa Pemilu akan tetap digelar pada 14 Februari 2024 mendatang. “Kan sudah jelas to, Pemilu tidak ditunda, tanggal sudah jelas. Presiden Jokowi tidak mau Pemilu ditunda,” kata Gibran.

Menanggapi hal tersebut, aktivis Perhimpunan Pergerakan 98 Torang Afta Susilo Siregar mengatakan Bobby dan Gibran telah melakukan pelanggaran etika sebagai kepala daerah. Jika pun Bobby dan Gibran menerima aspirasi demonstrasi mahasiswa yang menolak Jokowi 3 periode, Torang mengatakan, tak seharusnya Bobby dan Gibran menyatakan sikap Presiden Jokowi telah menolak 3 periode.

“Saya tidak ada melihat mahasiswa demo ke kantor Bobby Nasution. Tapi sebagai Wali Kota dia bicara ke media bahwa Jokowi menolak 3 periode. Tidak pantas sebagai Wali Kota dia ikut – ikutan mengeluarkan pernyataan politik. Jika pun ada demo ke kantor Bobby cukup seperti kepala daerah atau Ketua DPRD yang berjanji akan meneruskan aspirasi pengunjuk rasa kepada pemerintah pusat,” kata Torang, Kamis (14/4/2022). Lain halnya, sambung Torang, kalau Bobby dan Gibran bicara bukan sebagai Wali Kota.

“Kalau bicaranya sebagai anak dan menantu silahkan saja membela Jokowi. Tapi sebagai Wali Kota, mereka berdua tidak boleh menjadi juru bicara Presiden Jokowi apalagi ini urusan politik. Presiden Jokowi saja sudah melarang menterinya bicara soal penundaan Pemilu hingga usulan Jokowi 3 periode,” ujar aktivis alumni Sastra USU ini.

Torang mencium adanya niat Bobby Nasution dengan sengaja menghangatkan isu Jokowi 3 periode untuk memantik simpati bahwa Jokowi tidak pernah berniat menunda Pemilu dan menolak perpanjangan masa jabatan presiden. “Padahal faktanya Jokowi tidak melarang kepala desa yang menyampaikan sikap mendukung 3 periode Jokowi bahkan dihadapan Jokowi secara langsung. Jokowi baru bereaksi ketika demo mahasiswa ada dimana – mana,” kata Torang.

Torang meminta agar Bobby Nasution bisa memisahkan urusannya sebagai Wali Kota Medan dan sebagai menantu Presiden. Sebagai Wali Kota Medan, Bobby, ujar Torang, sebaiknya fokus mengurus masalah banjir, sampah dan merealisasikan janji kampanye memberikan BPJS gratis kepada warga miskin, dan memajukan usaha kecil menengah serta menghindari kroniisme dalam penempatan pejabat Pemko Medan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini