Respon Keluhan Guru, Pergunu Cianjur Pertanyakan Keterlambatan Pencairan Sertifikasi dan Inpassing

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

MUDANEWS.COM, CIANJUR – Merespon keluhan guru, Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Cianjur mempertanyakan keterlambatan pencairan sertifikasi dan inpassing.

“Seharusnya, pembayaran tunjangan sertifikasi dan inpassing untuk para guru tepat waktu. Sebab semuanya sudah jelas penjadwalannya,” kata Ketua Pergunu Cianjur, Dr. Taupik Rohmansyah, M. Pd., kepada media online nasional Mudanews.com, Sabtu (27/04/2024).

Menurutnya, jika terdapat kendala dalam penyaluran tunjangan, Pergunu berharap semua bisa dituntaskan segera, sebab ini terkait dengan pemenuhan kebutuhan dasar para guru.

“Kita berharap ke depannya, semoga lebih baik, lebih teratur dan sesuai jadwal dalam pencairan tunjangan sertifikasi dan inpassing,” ujarnya menambahkan.

Untuk itu, Taupik meminta untuk mempercayakan semua ini kepada Dinas pendidikan dan semua pihak terkait agar segera tuntas.

“Semoga segera ada jalan keluarnya. Kami mengajak semua guru untuk tetap fokus pada tugas utamanya, membersamai peserta didik dalam proses pembelajaran,” terangnya menutup pernyataan.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah guru di Cianjur mengeluhkan keterlambatan dalam proses pencairan tunjangan sertifikasi dan inpassing yang kerap terjadi berkali-kali.

Salah satu guru berinisial UH misalnya, mengaku termin pertama tahun 2024 tunjangan sertifikasi dan inpassing (pemberian kesetaraan jabatan dan pangkat) para guru di sekolahnya tidak kunjung cair.

“Kami menuntut tunjangan sertifikasi dan inpassing. Yang kami minta adalah hak untuk segera dicairkan. Itu saja,” tutur Dia menjabarkan.

Lantas ia menyatakan, periode Januari-Maret 2024 tunjangan sertifikasi dan inpassing guru belum diterima. Dengan besaran sampai Rp 9 juta lebih/perorang. Dia menyebut dipastikan semua guru belum menerima sama sekali setelah dilakukan pengecekan.

“Kami ini seperti dibiarkan oleh Dinas yang membawahi SD/SMP dan KCD yang mewadahi SMA/SMK. Padahal mereka bisa membantu kami untuk mempertanyakan ke Kementerian. Tetapi, kenapa kami diabaikan dan diperlakukan seperti ini,” kesalnya dengan nada geram.

Disampaikannya, untuk menyambung hidup banyak para guru terpaksa harus meminjam uang ke tetangga atau temannya. Sembari berharap tunjangan sertifikasi dan inpassing segera dicairkan.

“Kami ini seperti dibuat ikhlas beramal. Sebetulnya capek kalau diperlakukan seperti ini. Kan kami punya keluarga yang harus dinafkahi. Mestinya pihak terkait sadar bahwa di sinilah mata pencaharian kami satu-satunya,” ujarnya dengan nada sedih.

Hal senada juga diungkapkan guru lainnya berinisial JA, bahwa pihaknya pernah menuntut hal yang sama dengan terus mempertanyakan keterlambatan pencairan tunjangan sertifikasi dan inpassing.

“Namun, nyatanya sampai sekarang tunjangan tersebut belum juga dicairkan. Kenapa sering lambat padahal itu semua adalah hak kami, ke mana hati nurani mereka,” tandasnya.

- Advertisement -

Berita Terkini