Halu Ketua Projo Bangun Presidential Clubs : Semangat Dinasti Baru Digalakkan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Belum resmi dilantik menjadi presiden saja , Prabowo sudah berani bagi-bagi kavling kekuasaan. Banyak bermimpi untuk membangun negeri, katanya. Namun demikian justru publik membaca lain, Prabowo Subianto tidak PD atas kemenangan dalam Pilpres 2024, masih banyak kekuatiran atau kepanikan dalam pikirannya dan pada akhirnya mengakomodasi semua kepentingan politik mitranya dan bahkan membuka tangan untuk pihak yang jelas menjadi lawan politiknya.

Disisi lain , cara Prabowo membangun komunikasi politik hanya terfokus pada tataran elite alias inklusif. Hal tersebut tentunya sangat menyakiti para pemilihnya dan juga masyarakat umum. Pranowo justru asik dan terlena menyala elite politik baik mantan ataupun yang masih aktif berkecimpung. Rakyat harusnya membutuhkan komunikasi dan tindakan politik yang atraktif, menyodorkan berbagai atraksi politik yang humanis , solutif dan visioner. Bukan berbahasa yang ditujukan untuk golongan tertentu dan terlalu eksklusif pula.

Namun demikian , beginilah citra rasa politik kita . Politik yang pada akhirnya mengubur hidup-hidup demokrasi dan juga kepentingan massa. Jadi biasa jika rakyat menjadi tumbal dan elite politik menjadi raja atau Tuan.

Mari kita deskripsikan bagaiman wajah baru dari Palson 02 ( Prabowo -Gibran) dalam memulai debut politik di tanah air. Tidak puas bagi -bagi penawaran ke elite partai politik veteran yang kalah dalam Pilpres 2024 untuk bergabung dengan pemerintah barunya, Prabowo Subianto kali ini berinisiatif membentuk wadah baru untuk para mantan presiden. Dalam kerennya disebutkan “Presidential Clubs ”

Dua skenario kebijakan politik politik Prabowo Subianto tersebut dinilai sebagai bagian strategi preventif dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah Prabowo -Gibran. Dalam bahasan analisa peta kekuatan politik, sebenarnya terlihat jika posisi tawar kemenangan Paslon 02 justru diobral. Tidak menunjukan kedaulatan penuh untuk dirawat dan dijaga agar menjadi bagian nilai tawar dan juga pegangan kendali atas keputusan mandat rakyat memenangkan Paslon 02.

Prabowo Subianto lupa jika Palson 02 menang telak satu putaran dengan akumulasi syara hingga 58 persen. Jika Prabowo menyadarinya bahwa rakyat sepenuhnya menyerahkan mandat ke dirinya dan mandat tersebut legal untuk diemban dan juga dipertahankan.

Kemenangan Paslon 02 juga diartikan sebagai solidnya partai koalisi pengusungnya hingga mampu dan meraih kemenangan dipersembahkan untuk Paslon 02. Dengan demikian sudah jelas jika secara kekuatan politik internal solid dan dipastikan akan menjadi gerbong tangguh yang akan siap mengawal dan mempertahankan posisi politik Paslon 02 dari segala macam ancaman dan rongrongan partai non pemerintah.

Jadi , semestinya Prabowo Subianto paham bahkan dirinya dan juga pemerintahan barunya sudah kuat dan solid , siap bekerja serta mengamankan dan juga merealisasikan janji kampanye. Prabowo -Gibran sudah jelas ditopang juga oleh kekuatan politik grassroots yang kuat. Sebenarnya sudah tidak ada kekuatiran dan ketakutan untuk tancap gas membentuk pemerintahan baru serta menjalankan dengan baik dan benar.

Prabowo -Gibran tidak membutuhkan lagi patron atau partner politik lagi. Sudah cukup kekuatan politiknya diinternal koalisi dan juga kekuatan politik di parlemen. Justru harusnya Prabowo -Gibran sadar akan eksistensi politik yang wajib ada dan mereka berjuang sebagai bagian organ atau partisan penyeimbangan di luar pemerintahan.

Prabowo -Gibran harusnya sadar pemerintahan yang baik bukan mengelola dan menghimpun semua stage holder lainnya tetapi justru bagian penting dalam wilayah kesadaran pemerintahan yang bersih dan berdaulat membutuhkan oposisi yang bekerja penuh mengkritisi kebijakan pemerintah.

Tidak lagi ada kebutuhan politik kolektif untuk mengumpulkan para mantan presiden atau mantan jenderal. Urgensi pemerintah baru yang akan datang wajib fokus menjalankan janji kampanye dan juga urgensi kemanusiaan, sosial- budaya dan revitalisasi ekonomi kerakyatan.

Rakyat membutuhkan kerja nyata bukan kerja politik yang hanya sekedar melakukan seremonial dan pencitraan. Rakyat sudah bosan akan segala pencitraan dan juga kegiatan pemerintah yang tidak efektif dan produktif. Ingat , saat ini ekonomi dalam posisi sulit, lapangan pekerjaan sedikit, inflasi menjadi hantu ekonomi yang serius , kemerosotan daya beli masyarakat dan merebaknya gejala sosial akibat meledaknya pengangguran.

Dukungan politik bagi Prabowo Subianto untuk memuluskan pembentukan “Presidential Clubs ” justru datang dari banyak elite partai atau ketua relawan . Jika disimak secara seksama bahwa dukungan tersebut justru menjadi catatan khusus bagaimana elite partai dan juga ketua relawan lebih memihak dan memilih kepentingan inklusif.

Diujung dari proses politik tersebut pada akhirnya menjerumuskan terjadinya kristalisasi kepentingan dalam wujud kartel atau blok politik yang sangat masif dan digdaya. Yang terjadi bukannya Prabowo -Gibran akan lebih dekat dan berjuang untuk rakyat namun justru sebaliknya merekalah yang masuk dalam blok kartel besar tersebut yang beruntung dan akan terus mengendalikan perilaku dan juga produk kebijakan pemerintah Prabowo -Gibran.

Ide dan gagasan pembentukan “Presiden Clubs” hanya memberikan angin segar bagi elite politik , mantan elite politik dan juga stage holder penopangnya. Bukannya sebuah wadah yang humanis dan produktif sebaliknya badan yang terlihat ekslusif dengan produk ide dan pandangan tidak linier dengan apa yang diharapkan sebagai sumber kebijakan dan pembaharuan.

Boleh aja Ketua Umum PROJO (Pro Jokowi) Budi Arie Setiadi mendukung ide Presiden terpilih Prabowo Subianto. Silahkan saja didukung dan terus didorong terbentuk. Akan tetapi mohon dijelaskan apa yang menjadi landasan konkret sehingga negara urgen untuk membuat wadah bagi mantan presiden.

Silahkan Budi Arie berusaha keras menjadi penghubung politik antara Jokowi dengan Presiden baru Prabowo Subianto. Budie Arie sadar betul jika Tuan Jokowi sebagai Bos Besarnya yang sebentar lagi akan menjadi mantan presiden di Bulan Oktober 2024.

Silahkan Budie Arie mempropagandakan Prabowo setinggi langit karena memang Prabowo mungkin akan menjadi majikan barunya . Itupun jika Budie Arie dipakai oleh Prabowo -Gibran untuk dipasang di kabinet barunya . Silahkan juga Budie Arie memuji dan menilai Prabowo seorang patriot sejati dan negarawan. Silahkan puji Prabowo setinggi langit , yakini saja maksud dan tujuan “presidential club”untuk membawa Indonesia maju.

Jika ditarik kesimpulan dari sari patu tulisan di atas , justru terjadi praduga atau kecurigaan muncul jika inisiatif Prabowo Subianto dan dukungan yang diberikan oleh elite politik berkaitan pembentukan”Presidential Clubs ” hanya akan merawat dan melayani para mantan presiden dan juga memberikan jaminan kenyamanan serta keberlangsungan dinasti politik di pemerintahan barunya. Prabowo Subianto mempunyai alasan juga ketika harus membawa gerbong dinasti politik keluarga Soeharto dalam pemerintahannya.

Ditulis Oleh : Heru Subagia (Pengamat Politik Alumni Sospol UGM)

Artikulli paraprak
Artikulli tjetër
- Advertisement -

Berita Terkini