Minim Sentimen Jelang Libur Panjang Idul Adha, Pasar Keuangan Hingga Harga Emas Rentan Koreksi

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Dalam sepekan kedepan, pada dasarnya tidak ada sentimen besar yang begitu mempengruhi kinerja psaar keuangan di tanah air. Sejumlah agenda ekonomi penting yang mempengaruhi pasar dipublikasikan pada saat pasar keuangan di tanah air memasuki hari libur.

“Jadi saya memproyeksikan IHSG dan Rupiah akan cenderung mengkompensasi apa yang akan terjadi di masa libur nantinya,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (25/6/2023).

Benjamin menambahkan, sejumah agenda penting di pekan ini yang paling utama adalah rilis data pertumbuhan ekonomi di AS, serta pernyataan gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell.

“Saya memperkirakan bahwa agenda tersebut lebih cenderung memberikan tekanan pada dasar keuangan. Sehingga IHSG dan Rupiah sangat berpeluang untuk terkoreksi pada perdagangan di pekan ini,” ujarnya.

Untuk IHSG, sambungnya, berpeluang turun dengan menguji level psikologis 6.600 terlebih dahulu. Dan jika tekanan berlanjut, maka IHSG sangat berpeluang diperdagangkan lebih rendah di level support 6.570.

“Sementara mata uang Rupiah, akan kembali menguji level psikologis 15.000. Dan kalaupun terpaksa harus terkoreksi lagi maka berpeluang ditransaksikan dalam rentang 15.030 – 15.050,” jelas Benjamin.

Dikatakan Benjamin, selain dua agenda ekonomi dari AS yang telah saya sebutkan. Potensi pelemahan pada pasar keuangan juga terjadi dikarenakan oleh turunnya harga minyak mentah dunia.

“Proyeksi pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan lebih buruk seiring kenaikan bunga acuan Bank Sentral di negarabesar, termasuk di AS,” ungkapnya.

Lanjut Benjamin, ielah memicu kekuatiran gangguan pertumbuhan ekonomi yang lebih buruk dari posisi saat ini. Harga minyak mentah anjlok dibawah $69 per barel, seteah sempat tertekan hingga ke level $67,5 per bare pada hari jumpat pekan kemarin.

“Penurunan harga minyak mentah tersbeut akan mendorong pelemahan sejumlah komoditas unggulan tanah air seperti sawit dan batubara,” kata Benjamin.

Sejauh ini, jelas Benjamin, harga CPO juga masih berkutat di level 3.600-an ringgit per ton, setelah dipekan lalu sempat diatas 3.700-an ringgit per tonnya.

“Sementara itu, harga batuabara juga masih diperdagangkan di level rendah $125 per ton. Dua komoditas tersebut yang harganya melemah cukup menjadi alasan bagi IHSG tidak menguat lebih jauh,” tambahnya.

Di sisi lain, kata dia, harga emas dunia yang belakangan juga mengalami tekanan, akibat kenaikan bunga acuan di sejumlah bank sentral di Negara besar. Diperkirakan tekanannya masih berlajut di pekan ini.

“Harga emas sejauh ini ditransaksikan di kisaran $1.920 per ons troy. Dan berpeluang menguji level psikologis $1.900 selama sepekan kedepan,” tandasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini