Harga Sejumlah Bahan Pokok Bertahan Mahal, Agustus Diperkirakan Turun Harganya

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga sejumlah pokok masih bertahan mahal sejauh ini. Harga komoditas cabai merah yang di akhir pekan lalu sempat menyentuh 72 ribu per Kg. Saat ini harganya malah naik mencapai 90 ribu per Kg di kota Medan.

“Bahkan di beberapa kota lainya di Sumut, harga cabai merah menyentuh 95 ribu per kg. Meski demikian rentang harga cabai merah umumnya di Sumut berada dalam rentang 80 hingga 90 ribu per Kg,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Senin (18/7/2022).

Sementara, lanjut Benjamin, untuk harga cabai rawit justru mengalami penurunan. Harga cabai rawit turut dari kisaran 70 ribu sebelumnya, menjadi sekitar 55 hingga 60 ribu per Kg nya.

“Sejauh ini, dari pengamatan kita di pasar, harga cabai merah dan cabai rawit ini berpeluang untuk turun atau bertahan di level sekarang dalam beberapa hari kedepan. Hal ini dipicu oleh harga komoditas yang sama di sejumlah pasar di luar provinsi Sumut yang pada hari ini mengalami penurunan,” ujarnya.

Sementara itu, sambungnya, harga daging ayam juga terpantau masih stabil di kisaran 28 hingga 30 ribu per Kg di kota Medan. Namun terdapat fluktuasi ringan pada harga daging ayam. Meski demikian fluktuasi harga tejadi di luar kota medan, dengan beberapa kota mengalami penurunan harga daging ayam.

“Diantara sejumlah harga kebutuhan pangan tersebut, masih ada harga pangan yang mengalami penurunan yaitu bawang merah. Bawang merah di kota medan saat ini turun dikisaran 40 ribu per Kg di kota Medan. Sementara itu yang palling mahal harga bawang merah tercatat di Gunung Sitoli yang mencapai 57 ribu per Kg nya,” ujarnya.

Secara keseluruhan, tambahnya, sejumlah harga kebutuhan pokok masyarakat sampai saat ini masih bertahan mahal. Di hulu petani masih mengalami kesulitan untuk menurunkan biaya produksi seiring dengan mahalnya harga input produksi yang salah satunya dipicu oleh kenaikan harga pupuk dan pestisida.

“Sejauh ini saya menilai bulan agustus baru akan terlihat ada sejumlah kebutuhan pangan yang akan bergerak turun seiring dengan memasuki masa panen. Dan di bulan Agustus saya perkirakan Sumut baru mencetak deflasi. Dan untuk bulan juli ini, sekalipun sejauh ini belum terlihat ada potensi deflasi, namun bukan berarti deflasi tidak akan terjadi pada bulan Juli ini,” jelasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini