Niva Adillah, Inong Duta Wisata Banda Aceh 2022

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

MUDANEWS.COM, ACEH – Provinsi Nangroe Aceh Darussalam (NAD) merupakan wilayah paling ujung sebelah barat Indonesia, dengan ibu kota Banda Aceh. Selain itu, Aceh dikenal sebagai Serambi Mekkah, karena wilayah ini merupakan awal umat muslim dari wilayah lain, berangkat ke tanah suci Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Pada saat itu, perjalanan ke Mekkah baru dilayani dengan transportasi laut.

Adalah Niva Adillah, akrab dipanggil Niva, perempuan cantik yang kini menyandang gelar sebagai Inong Duta Wisata Kota Banda Aceh 2022. Selain itu, ia pernah menjadi Duta Earth Hour Aceh 2021, Best Speaker Chamber I ALSA Conference Mandalay 2021, 3rd Place PDWC Debate Japan 2020, Exchange Student Kakehashi Japan 2018/2019, Delegates My Zero Waste Hero Academia for Eco Seminar Japan 2019, serta memiliki keahlian berbahasa Inggris aktif dan Jepang (Active-Limited).

Menurutnya, Banda Aceh memiliki banyak sekali destinasi wisata, yang dibungkus dalam branding Charming Banda Aceh. Ia memiliki 5 komponen wisata yaitu wisata alam, wisata sejarah dan budaya, wisata peninggalan Tsunami, wisata kuliner, serta wisata religi.

“Dengan dikelilingi wisata alam yang indah diantaranya adalah Pantai Ulee Lheue dan Pantai Alue Naga, Banda Aceh juga memiliki wisata peninggalan Tsunami yaitu PLTD Apung dan Kapal di atas rumah. Sebagai simbol untuk mengenang peristiwa Tsunami pada tahun 2004, Banda Aceh juga memiliki Museum Tsunami dan uniknya bahwa museum Tsunami ini hanya ada 2 di dunia dan salah satunya ada di Banda Aceh,” ucap pemilik akun instagram @nivaadillahh

Mahasiswi Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala ini mengatakan, Banda Aceh yang dijuluki sebagai negeri 1001 warung kopi juga membuktikan bahwasannya Banda Aceh memiliki kekayaan dalam wisata kulinernya yang sungguh nikmat.

“Di Banda Aceh juga terdapat Masjid Raya Baiturrahman, dimana Masjid ini menjadi saksi bisu akan perjalanan sejarah Aceh dan tetap berdiri megah sampai saat ini,” ucap perempuan kelahiran Banda Aceh, 18 Agustus 2001.

Putri dari pasangan Bapak Ferry Syafrizal dan Ibu Givianna Ely menyampaikan, potensi yang dimiliki daerah kita tentulah sangat besar, sudah seharusnya kita sebagai kawula muda ikut berpartisipasi dalam melestarikan dan juga ikut memperkenalkannya ke mata dunia.

“Tentunya di era revolusi 4.0 ini dan dengan genggaman media sosial di dekat kita, menggunakan media digital adalah salah satu cara memperkenalkan daerah kita yang kaya akan budaya da wisatanya ke khalayak yang lebih luas lagi. Karena kalau bukan sekarang, kapan lagi dan kalau bukan kita, siapa lagi,” tutupnya dengan nada penuh senyuman.

- Advertisement -

Berita Terkini