Peran Kader HMI dalam Menuju Indonesia Emas 2045 dan Menjawab Kontroversi Buku Bubarkan HMI?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Aceh – Indonesia adalah suatu Negara yang memiliki banyak pulau-pulau dan memiliki jumlah penduduk ke 4 terbanyak, dan disaat bersamaan juga Indonesia memiliki persiapan dalam menyambut generasi emas pemuda yang akan terjadi pada tahun 2045. Selang dua tahun setelah Indonesia merdeka maka lahirlah sebuah himpunan yang diprakasai oleh Lafran Pane pada 5 Februari 1947.

Penulis disini ingin menyampaikan bahwa kemerdekaan Indonesia dan pendirian Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah suatu cita-cita dan suatu proses persahabatan yang mampu bertahan seiring-sebahu dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Kreatifitas HMI dalam menghasilkan tokoh-tokoh yang mampu taat akan kebenaran yang dilakukan pemerintah Indonesia sehingga penulis merasa bahwa diskusi yang diadakan oleh alumni Intermediate Training HMI ini terasa menarik, bahwa kita harus bersiap-siap menghadapi tahun emas 2045, serta diskusi ini membuka perhatian sendiri, merasakan bahwa HMI sekarang itu menjadi perbincangan hangat yang terjadi di nasional, oleh sebab itulah akan menjabarkan apa yang terjadi pada tanggal 19 Februari 2022 di waktu pukul 09.00 WIB.

19 Februari merupakan langkah awal yang dilakukan oleh mahasiswa yang berstatus kader yang naik tingkat keilmuannya bahkan menjadi panutan di depan semua masyarakat layar zoom, alumni Intermediate Training HMI Aceh Besar yang melakukan sebuah diskusi yang menghadirkan dua pemateri yang berintelektual, serta dimodifikasi oleh kemampuan intelektual moderator.

Abdurahman Haris yang juga merupakan Alumni Intermediate Training Sigli yang menjadi pemateri dalam diskusi tersebut mengatakan bahwa HMI dimata masyarakat penduduk Indonesia mampu mengahsilkan tokoh-tokoh yang luar biasa.

Namun dia menyayangkan bahwa HMI ini mengalami masalah internal yang luar biasa bahkan terkadang menganut konsep jatuh kedalam lubang yang sama, artinya di dalam tubuh jiwa raga HMI banyak sekali kesalahan-kesalaha yang dilakukan oleh oknum-oknum HMI sendiri yang bahkan jauh melempem dari tujuan HMI sendiri.

“Bahkan saya menganggap bahwa pendirian HMI ini bersifat sebagai wabah atau kendaraan yang dikemudikan oleh Lafran Pane agar mencapai kepentingan tersebut. Sehingga saya merasa bahwa tulisan daripada Bubarkan HMI? Ini adalah suatu karya yang sangat luar biasa yang mampu dijadikan referensi bahan evaluasi bagi seluruh kader HMI agar mampu mengetahui betapa bobroknya permainan seperti apa yang dilakukan kader HMI sehingga memunculkan tulisan Bubarkan HMI?” sambung Haris.

Radja Fadlul Arabi yang merupakan alumni Intermediate Training juga memberikan pendapat di depan para pemirsa zoom yaitu bahwasanya solusi atau evaluasi yang dilakukan oleh kader HMI yaitu terlebih dahulu dia memperbaiki diri sendiri dan juga harus menganut konsep Independesi HMI agar dia mampu diketika dia menjabat maka dia mampu tidak terpenagruh akan intervensi dari senior maupun junior sehingga dia menyeimbangkan mana yang harus dilaksanakan agar bisa memberikan dampak yang baik bagi HMI dan masyarakat Indonesia.

Dalam diskusi tersebut bermuncul-muncul sanggahan dan beberapa pertanyaan yang dilontarkan oleh Gema, Saidi, Aulianda, Yusuf dan Nazar.

Sanggahan dan pertanyaan tersebut disimpulkan oleh Andrika selaku monderator acara tersebut meriwayatkan bahwasanya mereka melakukan sanggahan atau tambahan serta pertanyaan itu merupakan kebebasan pendapat serta pemikiran yang dilontarkan agar bisa memperbaiki HMI kedepannya serta mampu menjawab pertanyaan daripada karya Zulfata yaitu Bubarkan HMI?

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini