Yang Terlupakan, Tugu Perjuangan Medan Area

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dian Rahmad

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Di setiap kota di Indonesia, tentunya memiliki berbagai monumen bernilai sejarah yang sangat tinggi. Kebanyakan monumen monumen yang ada di Indonesia bernilai sejarah perjuangan dalam merebut kemerdakaan, dan biasanya pula, monumen tersebut dibangun untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang dulu dalam merebut kemerdekaan dari penjajah. Seperti jargon yang penah disebutkan Sukarno, jangan sekali-kali melupakan sejarah (JASS MERAH).

Sebagai kota terbesar ke tiga di Indonesia, Kota Medan tentunya juga memiliki monumen yang bernilai perjuangan kemerdekaan, salah satunya terdapat monumen berbentuk tugu, yakni Tugu Perjuangan Medan Area.

Tugu yang terletak di Jalan Sutomo, Medan Timur, Kota Medan ini menjadi symbol untuk mengenang perjuangan Indonesia khususnya warga Medan sekitarnya mempertahankan kemerdekaan pasca dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Pertempuran Medan Area merupakan peristiwa perjuangan rakyat Medan melawan sekutu, pertempuran yang terjadi pada tanggal 9 Oktober 1945 dimana  tentara sekutu dan NICA menyerbu pasukan Indonesia di kota Medan yang memukul mundur pasukan Indonesia sampai sampai kota perjuangan rakyat berpindah ke siantar, peristiwa penyerangan tersebut banyak memakan korban pasukan Indonesia atau pun rakyat Medan. Maka dibangun lah tugu tersebut untuk meghormati jasa para pahlawan pada masa itu.

Namun keberadaan Tugu Medan Area ini sangat jauh dari penghargaan seperti yang dimaksudkan sebagai tujuan dibangunnya tugu bersejarah ini. Pasalnya di dekat tugu tersebut terdapat salah satu pasar tradisional besar di Kota Medan, ditambah lagi, kurangnya perhatian dari yang semakin melunturkan nilai-nilai sejarah perjuangan kemerdekaan.

Menurut mahasiswa antropologi unimed, Last Marangkup Nainggolan, yang menanggapi bahwa tugu tersebut hampir semua masyarakat Medan tidak mengetahui bahwa di situ terdapat sebuah tugu perjuangan, karena kondisinya yang tidak terawat.

“Dikira banyak orang, ini macam bangunan biasa yang tidak punya nilai apa-apa, mending lah sekarang ada kemajuan, dulu tiap malam sampai pagi tepat di depan tugu ini jadi titik distribusi sayur mayur, cabe, bahan dapur dan lain lain, biasa di bilang orang Medan, ‘pajak malam sambu’. Jauh lagi ke belakang, tepat di depannya ada tempat lokalisasi ‘esek-esek’ (prostitusi, red.), syukur lah lokalisasi itu sudah dirubuhkan,” ungkap Last.

Last juga berharap ada perhatian khusus dari Pemko Medan terkait monumen bersejarah, agar masyarakat Medan dan Sumatera Utara tidak apatis terhadap sejarah perjuangan kemerdekaannya.

“Kalau di kelola ini dengan baik, pasti tentunya bisa jadi ikon wisata, bisa jadi wisata sejarah, jangan lah semakin terdegradasi pengetahuan kita semua akan perjuangan kemerdekaan pahlawan,” tutupnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini