MUDANEWS.COM, Medan – Peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UIN Sumatera Utara (UIN-SU) Medan telah melakukan kuliah Pakar pada Kamis (02/6/2022) dalam jaringan (daring).
Kuliah pakar ini dilakukan secara rutin setiap tahunnya. Tahun 2022 ini peminatan PKIP FKM UIN-SU Mengusung Tema Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Masjid untuk Pencegahan Penyakit Degeneratif.
Diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars UIN-SU, kemudian dilanjutkan dengan pembacaan Ayat Suci Al-Qur’an oleh Mahasiswa FKM UIN-SU, Aulia Arif Rahman.
Acara dibuka oleh Wakil Dekan I FKM UIN-SU, Dr. Mhd. Furqan, M.Comp.Sc. dalam sambutannya Wakil Dekan I menyampaikan kuliah pakar ini merupakan wujud aksi nyata dari kesepakatan Kerjasama antara FKM UIN-SU dan FKM UNHAS.
Wakil Dekan I juga mengharapkan kuliah pakar hari ini dapat membawa perubahan dalam pola pikir mahasiswa FKM UIN-SU, menghasilkan ide-ide baru dalam melakukan pengembangan masyarakat, dan mahasiswa termotivasi untuk menghasilkan inovasi pencegahan dan promosi kesehatan.
Sesi penyampaian materi dimoderatori oleh Koordinator Peminatan PKIP, Zuhrina Aidha, S.Kep, M.Kes. Materi disampaikan oleh Prof. Dr. dr. Muhammad Syafar, M.S, seorang guru besar FKM Universitas Hasanuddin (UNHAS) Makassar dengan bidang keilmuan PKIP/Sosiologi Kesehatan.
Materinya Prof. Syafar (begitu beliau akrab disapa) menyampakan filosofi dan prinsip pemberdayaan masyarakat secara teoritis dan memberikan contoh pemberdayaan berbasis masjid. Bahwa pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya harus ada yang memberi dan menerima, serta berdasarkan kebutuhan masyarakat. Agama dan keragaman budaya dapat dijadikan media pemberdayaan masyarakat dengan kearifan lokal.
Prof. Syafar juga menyampaikan ada tiga aspek yang dapat dikembangkan dalam pemberdayaan yaitu bina manusia (dengan mengembangkan potensi yang ada dalam diri masyarakat), bina usaha (membentuk badan usaha, pembinaan SDM, membangun jejaring, dan infrastruktur), dan bina lingkungan dengan mengutamakan peningkatan atau perbaikan pendidikan.
“Bukan tidak mungkin masjid membangun usaha yang dapat meningkatkan status ekonomi masyarakat. Dengan meningkatnya status ekonomi maka, kesehatan, income, dan komunitas akan baik pula,” sebut Prof. Syafar.
Sebagai contoh pencegahan penyakit degeneratif yang dapat dilakukan dari masjid adalah dengan adanya program senam secara rutin seminggu sekali. Karena pengunjung masjid sebagain besar adalah lansia. Kegiatan senam rutin ini juga mendukung program germas yaitu deteksi dini penyakit.
Di akhir materi Prof. Syafar menyampaikan bahwa masjid yang sebaiknya dapat melakukan pemberdayaan masyarakat adalah masjid yang juga memiliki Yayasan, sehingga ada bagian-bagian yang sudah terdefinisi tugasnya.
Sebelum menutup sesi diskusi Prof Syafar menyampaikan kepada mahasiswa khususnya mahasiswa peminatan PKIP untuk memiliki kompetensi perencanaan, komunikasi, networking, mampu membangun opini, dan advokasi, sebab penyuluhan adalah Sebagian kecil dari kompetensi seorang sarjana kesehatan masyarakat. (red)