STIT AILU dan FITK UIN-SU Selenggarakan Diskusi Rutin Bertajuk Wawasan Bimbingan Konseling Bagi Guru Milenial

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Labuhanbatu Utara – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara (STIT AILU) dan Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN-SU) kembali mengadakan diskusi dosen. Diskusi Kali ini disampaikan oleh Ahmad Syarkawi, M.Pd bertajuk “Wawasan Bimbingan Konseling Bagi Guru Milenial”, Selasa (8/2/2022).

Di awal penyampaiannya beliau menagantarkan dengan memberikan paradigma baru bahwa dahulu Bimbingan Konseling BK) diberikan hanya untuk siswa yang bermasalah, agar ia mampu menyelesaikan masalahnya dan kembali belajar dengan sungguh-sungguh.

“Namun, sebenarnya Bimbingan Konseling penting bagi semua siswa untuk mengembangkan potensi yang mereka miliki dan membantu mendampingi mereka dalam mempersiapkan menuju jenjang pendidikan selanjutnya,” jelas Ahmad Syarkawi.

Lebih lanjutnya menjelaskan bahwa sejarah kemunculan dan orang yang mempopulerkan Bimbingan Konseling adalah Frank Parson dari Amerika Serikat, tetapi sesungguhnya praktek dan nilai-nilai sesungguhnya telah ada dan di lakukan oleh Rasulullah SAW. hanya saja ilmuan atau cendikiawan muslim kurang mempopulerkannya.

Diskusi ini mendapat tanggapan yang serius dari para peserta, misalnya Dr. Hadi Rafitra Hasibuan, MA bertanya tentang bagaimana sebenarnya rasio guru BK dengan siswa dan bagaimana upaya memaksimalkan peran BK di lembaga pendidikan.

STIT AILU dan FITK UIN-SU
Prof Syafaruddin MPd (Istimewa)

Tanggapan lainnya datang dari Pembina Yayasan Pendidikan Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara, Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd. menurut beliau kesadaran akan pentingnya eksistensi konseling dari para pakar sudah sedemikian tinggi, tetapi upaya dalam melakukan perbaikan nampaknya masih kurang.

Pertanyaan tersebut direspon oleh narasumber bahwa idealnya rasio antara guru BK dengan siswa adalah 1:150 ini aturannya telah baku. Menurut hasil penelitian Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia (ABKIN) tahun 2019 bahwa dari jumlah sekolah yang ada di Indonesia masih kurang 25.000 guru BK agar rasio tersebut dapat ideal.

“Persoalan utamanya adalah ketersediaan anggaran untuk menggaji guru BK yang dianggap sangat besar,” jelasnya.

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa indikator penting dari seorang guru milenial adalah sangat akrab dengan informasi dan teknologi (IT) dalam membantu tugas-tugasnya sebagai guru.

“Demikian pula dengan guru BK saat ini tidak dapat lagi menggunakan cara-cara lama dalam melakukan proses konseling, guru BK harus mampu menggunakan teknologi sebagai alternatif melakukan bimbingan mulai dari merencanakan, pelaksanaan dan evaluasi,” jelasnya.

STIT AILU dan FITK UIN-SU
Tangkapan Layar (Istimewa)

Diskusi ditutup oleh moderator Dedi Sahputra Napitupulu, M.Pd setelah berlangsung selama satu jam. Diskusi ini rutin dilakukan sebagai tindak lanjut dari MoU antara Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN-SU dan STIT Al-Ittihadiyah Labura dalam upaya meningkatkan mutu akademik khususnya bagi para dosen. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini