Diskusi Dosen STIT AILU dan FITK UIN-SU: Sejarah Manajemen dalam Islam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Salah satu disiplin ilmu yang sangat berkembang dewasa ini adalah ilmu manajeman. Sebab manajemen merupakan ilmu praktis bukan teoritis seperti kebanyakan ilmu lainnya.

Hal itu diungkapkan mukaddimah dari Dr. Khairuddin, M.Ag pada kegiatan diskusi dosen STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara (STIT AILU) berkolaborasi dengan Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN-SU), Kamis (3/3/2022).

“Manajemen sebenarnya telah ada sejak zaman Nabi Adam, hal ini dapat dilihat dari Adam membagikan tugas kepada anak-anaknya, Habil yang identik dengan sifat lemah lembut diberi tugas beternak. Sedangkan Qabil yang cenderung keras diberi tugas bercocok tanam. Adapun anaknya yang perempuan diberikan tugas untuk mebereskan pekerjaan rumah,” jelas Khairuddin.

Diskusi Dosen STIT AILU
Tangkapan Layar (istimewa)

Di dalam terminologi Isla, paparnya, paling tidak terdapat empat istilah yang mengacu kepada istilah manajemen yakni idarah (administratif), tadbir (mengatur), nizham (menyusun/merangkai) dan imarah (mengurus/memakmurkan). Dari sini kemudian dapat dipahami betapa konsep Islam tentang manajemen sangat kaya dan lebih komprehensif.

Di antara ayat Alquran yang menjelaskan tentang manajemen adalah: “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (QS. As-Sajadah/: 5).

“Ketika awal masuknya Islam di Mekkah, Rasulullah SAW. telah mempraktikkan manajemen. Pada periode Mekkah manajemen yang dilakukan Nabi kebanyakan manajemen dakwah baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Baru kemudian setelah Nabi hijrah ke Madinah nabi menggunakan manajemen yang lebih komprehensif lagi,” jelasnya.

 Sejarah Manajemen dalam Islam
Tangkapan Layar (istimewa)

Dari perjalanan diskusi ini, yang berkembang adalah bagaimana mengelola masjid yang ideal sehingga mampu menarik jamah lebih banyak lagi untuk sama-sama memakmurkan masjid. Paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan oleh ta’mir masjid yakni menjaga amanah dan transparansi. Dengan demikian akan mampu menghilangkan kecurigaan dan membangun kepercayaan umat Islam.

Kegiatan diskusi dosen berlangsung satu jam lebih dihadiri oleh Pembina Yayasan Pendidikan Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, ketua STIT AILU Dr. Mursal Aziz, M.Pd.I dan ditutup oleh moderator Dedi Sahputra Napitupulu, M.Pd.

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini