Diskusi Dosen STIT AILU dan FITK UIN-SU: Pendidikan Islam Anak Usia Dini Holistik Integratif

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Usia lima tahun pertama anak merupakan masa keemasan, sehingga orangtua harus mampu mengoptimalkan potensi dan mempersiapkannya memasuki usia selanjutnya.

Hal itu diungkapkan Dr. Ahmad Syukri Sitorus, M.Pd saat pembukaan pada kegiatan diskusi dosen STIT Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara (STIT AILU) berkolaborasi dengan Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sumatera Utara (FITK UIN-SU), Selasa (1/2/2022).

Lebih lanjut narasumber menjelaskan bawa ruang lingkup Anak Usia Dini (AUD) tidak hanya sekedar membahas tentang kurikulum, strategi, media dan metode saja, akan tetapi lebih komprehensif lagi. Jadi, sebagai guru PAUD/TK/RA sangat penting mengetahui gizi, kesehatan, pengasuhan, perlindungan dan pengoptimalan potensi anak. Inilah yang disebut dengan holistik.

“Adapun yang dikatakan integratif adalah pelayanan dan penanganan AUD dilakukan sama mekanismenya dari pusat, daerah dan lokal (utuh). Jadi ada keseragaman antara apa yang diharapkan pemerintah dengan praktiknya di lapangan. Dalam hal ini, pemerintah sendiri telah mengatur dengan terbitnya Peraturan Presiden RI No. 60 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif,” jelas Ahmad Syukri.

Diskusi Dosen STIT AILU dan FITK UIN-SU
Tangkapan Layar (Ist)

Diskusi ini mendapat tanggapan dari Pembina Yayasan Pendidikan Al-Ittihadiyah Labuhanbatu Utara Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, menurut beliau bahwa selama ini terjadi kesalahan dalam memahami (miskonsepsi) bahwa orangtua cenderung menyerahkan sepenuhnya tugas mengawal perkembangan anak kepada guru PAUD/RA.

Tanggapan selanjutnya juga datang dari Oda Kinata Banurea, M.Pd yang menyoroti bahwa saat ini banyak terjadi eksploitasi anak yang dimanfaatkan oleh orang yang berkepentingan agar anak tersebut menghasilkan uang.

“Padahal anak-anak seusia mereka seharusnya mendapatkan pendidikan dan pengembangan potensi dan bakat,” jelasnya.

Sementara itu, Abdul Khalik Munthe, M.Psi melihat bahwa perlu adaya sekolah model bagi AUD dalam mengembangkan pendidikan AUD yang lebih baik. Menurutnya, kurikulum pendidikan AUD harus didesain dengan kegiatan outdoor yang lebih dominan daripada indoor.

Kegiatan diskusi dosen berlangsung satu jam lebih diikuti Ketua STIT Al-Ittihadiyah Labura Dr. Mursal Aziz, M.Pd.I  dan ditutup oleh moderator Dedi Sahputra Napitupulu, M.Pd. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini