Shohibul: Jika BNN Baik, Ya Ada Perubahan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

Laporan: Dhabit Barkah Siregar

MUDANews.com, Medan (Sumut) – Deputi Penindakan dan Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN) Pusat, Irjend Pol Arman Depari mengatakan, seluruh narkotika yang masuk ke Medan habis terjual. Walaupun sebagian dijual kembali ke luar Medan.

Sehubungan itu, terhitung sejak Januari hingga Februari 2017, sebanyak empat pengedar atau kurir narkoba ditembak mati oleh petugas, yang dua di antaranya oleh BNN dan sisanya oleh Satuan Reserse (Satres) Narkoba Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan dengan barang bukti keseluruhan 53 kilogram sabu.

Menanggapi hal tersebut, akademisi Sosial Politik dari Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Drs Shohibul Anshor Siregar MSi angkat bicara. Shohib mengatakan, keterangan Arman itu, baginya memiliki makna penting untuk diinterpretasi.

“Pertama, jika beliau berkata berbeda dari itu apa ada institusi pembanding yang dapat menjadi rujukan? Karena itu ungkapan beliau adalah sesuatu yang benar karena harus dianggap benar,” kata Shohib ketika ditemui di Medan, Rabu, (22/2).

Kedua, Shohib menjelaskan, otoritas ada di tangan BNN sebagai institusi yang berada di lini terdepan dalam memberantas narkoba.

“Jika BNN baik, ya ada perubahan. Jika tidak, ya tidak ada yang akan berbicara lain kecuali menggerutu,” jelasnya.

Ketiga, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumut (LHKP-PWMSU) ini menyebutkan, BNN selama ini seperti mengejar sebuah kecepatan yang tidak mungkin terlombanya.

“Maka ia hanya dapat menceritakan bagaimana ia selalu ditinggalkan pedati (kemaharajalelaan narkoba) yang tidak dapat dikejarnya. Jadi tidak ada sisi cerah yang memberi harapan,” jelasnya.

Keempat, ia mengungkapkan, “saya kira seremoni di BNN masih sangat tinggi entah apa maksudnya. Ada kabar 20 Kg shabu ditemukan di Medan dan tersangkanya ditembak mati, maka BNN pusat pun merasa perlu hadir di TKP. Saya kira mau masuk TV maksudnya. Saya ingat selain Depari juga pernah datang Budi Waseso (Buwas) dengan acara memusnahkan barang bukti dengan menghadirkan seluruh tokoh yang dianggap penting sebagai opinion leader. Mungkin undangan itu dianggap perlu menyatakan kekagumannya.”

Lembaga penegakan hukum lain pun saya kira karakternya seperti itu juga. Masih bangga dengan sedikit capaian yang sebetulnya menggambarkan kegagalan. Jika masih banyak jumlah narkoba yang ditemukan dan eksposenya dianggap sangat penting, saya kira ada yang salah dalam doktrin yang diadopsi.

“Mestinya kebanggaan muncul saat narkoba sudah diturunkan derajatnya bukan lagi sebagai ancaman serius bangsa karena sudah nihil produksi dan jaringan terkubur serta para big boss narkoba nasional dan internasional sudah sangat sadar bahwa Indonesia sudah tidak berprospek dan wajib dihapus dari peta pasar,” ungkap koordinator umum Basis Sosial Inisiatif & Swadaya (‘nBasis) ini.

Kelima, alumnus Universitas Gajah Mada Yogyakarta ini menerangkan, budaya kerja itu mungkin berakar pada mekanisme rekrutmen dan promosi yang tidak mengutamakan merit system. Saya rasa ini perlu diteliti.

“Suatu ketika saya mengajukan usul buatlah kebun PTPN khusus dengan komoditi ganja. Ia akan menghasilkan banyak keuntungan selain pemasukan ke kas daerah dan negara. Tenaga kerja dapat diserap. Hasil industri ganja dapat berkembang dengan berbagai varian produksi, dan salah satu masalah dalam indeks kamtibmas dapat dicoret, yakni kecanduan ganja dan buruknya akibatnya bagi banyak orang, termasuk pegugas tentunya,” terang Shohib sembari menambahkan, kita punya hak untuk resah dengan kondisi buruk ini.

Namu, ketika ditanya soal penembakan bandar narkotika, dan apa sebenarnya dikejar petugas. Sedangkan kita tau dengan tewasnya bandar itu akan menambah tingkat kesulitan untuk mengungkap jaringan ini, Ketua Umum Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (DPD-IMM) Sumut ini mengaitkanya dengan kasus Kuna.

“Kasus penembakan Kuna juga begitu. Saya tidak paham lembaga pengawasan kepolisian tidak berucap apa pun,” tandasnya.[jo]

- Advertisement -

Berita Terkini