Dipengaruhi Laju Tekanan Inflasi, Pasar Keuangan Hingga Emas Diproyeksikan Bergerak Monoton

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Rilis data inflasi China akan jadi pembuka di pekan depan sebagai data yang mempengaruhi kinerja pasar. Sejauh ini China diproyeksikan akan mengalami laju tekanan inflasi sebesar 0.2% YoY pada bulan Juni 2023. Data inflasi yang rendah justru akan menjadi beban bagi kinerja pasar keuangan. Karena semakin rendah laju tekanan inflasi, mengindikasikan bahwa semakin kuat indikasi perlambatan kinerja ekonomi di China.

Hal itu dikatakan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (8/7/2023).

“Selang beberapa saat, Indonesia akan merilis data indeks kepercayaan konsumen yang menjadi gambaran konsumsi masyarakat di tanah air. Di bulan Mei, indeks kepercayaan konsumen sempat menyentuh 128.3, yang mengindikasikan adanya periode ekspansi pada sisi konsumsi masyarakat. Akan tetapi penurunan sedikit saja pada Indeks tersebut bisa berdampak buruk bagi kinerja pasar keuangan secara keseluruhan,” ujarnya.

Selanjutnya pada hari Selasa, data jumlah pinjaman di China menjadi kabar yang dinanti selanjutnya. Peningkatan kinerja yang lebih besar dibandingkan periode sebelumnya akan menjadi kabar baik bagi kinerja pasar keuangan global. Mengingat China menjadi salah satu lokomotif pertumbuhan ekonomi dunia, terlebih untuk perekonomian di Asia.

“Setelah kedu adata penting China, selanjutnya AS akan merilis data inflasi yang diproyeksikan mendekati 3% dibandingkan dengan 4% di bulan Mei. Kinerja inflasi di AS yang membaik bisa menjadi kabar baik bagi pasar. Karena Bank Sentral AS bisa bersikap lebih lunak, walaupun disisi lain perlambatan inflasi bisa memberikan indikasi kemungkinan resesi yang datang lebih cepat,” jelasnya.

Usai data tersebut, sambung Benjamin, akan ada rilis data PPI (Produsen Price Inflation) yang diproyeksikan akan membaik. Secara keseluruhan, pasar masih mengkuatirkan bahwa The FED atau Bank Sentral AS akan menaikkan besaran bunga acuannya di bulan juli ini. Spekulasi tersebut akan kembali membawa pasar keuangan dalam pergerakan yang sangat terbatas.

“Di mana IHSG masih akan berkutat dalam rentang 6.650 hingga 6.770. sementara mata uang rupiah akan bergerak dalam rentang 14.950 hingga 15.200 per US Dolar. Dan harga emas berpeluang bergerak dalam rentang $1.900 hingga $1.950 per ons troy nya. Pasar keuangan dan harga emas masih berpeluang mengulang kinerja yang sama (monoton) dengan dua pekan terakhir,” jelasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini