Bank Sentral AS Prediksikan AS Resesi, Harga Emas dan Mata Uang Rupiah Menguat Tajam

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Krisis perbankan yang terjadi di AS akan menyeret ekonomi AS masuk dalam jurang resesi di tahun ini. Kabar tersebut diungkapkan oleh pejabat The FED, yang diiringi dengan rilis data inflasi AS secara tahunan yang lebih baik dibandingkan dengan ekspektasi sebelumnya. Secara tahunan (YoY) inflasi AS membukukan angka 5%, yang berarti inflasi AS mengalami penurunan.

Hal itu disampaikan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Jumat (14/4/2023).

“Pasar keuangan global maupun domestik tentunya akan lebih mencermati kemungkinan resesi yang ada di AS. Resesi yang berarti ekonomi secara dua kuartal berkinerja negatif tentunya bukan menjadi kabar yang bagus buat bursa saham. Sehingga kabar adanya kemungkinan resesi tersebut sangat potensial menekan kinerja bursa saham,” ungkapnya.

Meski demikian, jelas Benjamin, kinerja IHSG pada akhir pekan ini ditutup di teritori positif dengan menguat 0.49% di level 6.818,57. Namun pelaku pasar sebaiknya tetap berhati hati, karena resesi yang terjadi di Negara besar akan memberikan tekanan pada kinerja ekonomi domestik. Dimana akan tercermin dari kinerja emiten perusahaan di bursa saham, yang selama ada resesi maka potensi tekanan akan tetap muncul.

“Saya melihat bahwa kinerja pasar saham di AS kedepan sangat berpeluang untuk melemah dibandingkan dengan posisinya saat ini. Hal ini tentunya juga sangat potensial menekan kinerja bursa saham di banyak Negara tanpa terkecuali di tanah air. Sehingga dalam jangka pendek ke menengah pasar saham masih rawan untuk diperdagangkan di teritori negatif,” ujarnya.

Namun, kata Benjamin, kabar resesi di AS bisa menjadi sentimen positif bagi mata uang rupiah. Karena AS akan mengerem kenaikan bunga acuannya. Dan tentunya akan membuat tren kebijakan suku bunga oleh BI akan tetap rendah atau setidaknya tetap berada di posisi saat ini. Hal ini akan membuat rupiah akan lebih mudah dikendalikan. Dan pada akhir pekan ini kinerja mata uang rupiah juga mengalami penguatan di kisaran 14.720 per US Dolar.

“Sementara itu, harga emas tengah mendekati level harga tertinggi emas dalam 5 tahun terakhir. Harga emas sejauh ini memang masih diperdagangkan di kisaran $2.034 per ons troy. Namun udah cukup dekat dengan harga emas tertinggi dalam 5 tahun terakhir di kisaran level $2.071. Emas dalam jangka panjang masih berpotensi menguat, dan saya masih optimis dalam jangka pendek ke menengah akan mampu menembus level $2.300 per ons troy nya,” imbuhnya.

Lebih lanjut dikatakan Benjamin, kabar buruk dari AS maupun mata uang US Dolar menjadi katalis bagi penguatan harga emas nantinya. Dan jika mengacu kepada kinerja mata uang rupiah, maka harga emas di akhir pekan ini ditransaksikan dikisaran harga 966 rupiah per gramnya. Penguatan Rupiah yang sangat tajam membuat harga emas dalam Rupiah tidak mampu mencapai kenaikan optimal seperti presentasi kenaikan harga emas dalam satuan US Dolar. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini