Rupiah Hanya Menguat Sementara, IHSG Terkoreksi dan di Perdagangkan di Bawah Level 7.000

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Rupiah sempat menguat hingga mendekati 15.350 per US Dolar pada perdagangan hari Senin. Namun penguatan tersebut bertahan sementara, dimana rupiah saat ini ditransaksikan di kisaran 15.630 per US Dolarnya. Rilis data cadangan devisa yang mengalami kenaikan dari $130,2 Milyar, menjadi $134 Milyar tidak begitu banyak menolong kinerja mata uang rupiah.

Hal itu dijelaskan Anali Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Rabu (7/12/2022).

Sementara itu, USD index yang mengalami kenaikan dari posisi 104 menjadi 105,65 saat ini turut memperburuk kinerja mata uang rupiah pada hari ini. Di sisi lain, ekonomi AS juga belum akan membuat perubahan yang signifikan, dimana tren kenaikan suku bunga masih akan terus terjadi nantinya.

“Dan akan memberikan tekanan pada mata uang rupiah, setidaknya nanti setelah The FED menaikkan di angka 5% hhingga 6% baru setelahnya akan bertahan lama di level tersebut,” ujarnya.

Seiring dengan pelemahan Rupiah, lanjut Benjamin, kinerja indeks harga saham gabungan juga mengalami penurunan kinerja yang cukup tajam di pekan ini. Pada hari ini IHSG ditutup melemah 1.07% di level 6.818,75. Sejak hari pertama perdagangan saham di pekan ini, IHSG sudah meemah dan menembus level psikologis 7.000. Dan penurunan kinerja IHSG tersebut terus berlangsung selama pekan ini.

“Pelaku pasar masih terpaku dengan rilis data ekonomi di banyak Negara. Yang sejauh ini masih mengindikasikan kemungkinan resesi dan perlambatan ekonomi yang dibarengi dengan kenaikan suku bunga acuan. Sehingga sentimennya itu masih kurang baik bagi pasar saham yang diperkirakan tekanannya masih akan berlanjut di tahun 2023 mendatang,” lanjutnya.

Dengan pelemahan seperti yang terjadi saat ini, sambung Benjamin, maka secara teknikal IHSG pernah menyentuh level 6.568, sekaligus menjadi level terendah IHSG di tahun ini, yang turut menjadi level dimana IHSG bisa saja mengarah kepada skenario terburuk ke level tersbeut pada penutupan tahun ini. Meskipun masih terlihat jauh, tetapi window dressing yang diharapkan mampu menjadi pendorong penguatan belum terlihat sejauh ini.

“Sementara itu, harga emas yang selama sepekan berada dalam tekanan namun relative masih mampu bertahan dikisaran $1.774 per ons troy nya. Atau berada di kisaran angka 894 ribu per gramnya. Harga emas di proyeksikan masih akan mampu bertahan dalam jangka pendek di kisaran 1.735 hingga 1.800, setidaknya hingga penutupan tahun 2022 ini,” jelas Benjamin. (red,)

- Advertisement -

Berita Terkini