MUDANEWS.COM, Medan – Kinerja pasar keuangan di pekan ini terpantau bergerak sideways. Pelaku pasar masih menanti minutes dari Bank Sentral AS atau dikenal dengan FOMC Minutes. Karena satu satunya sentimen yang berpengaruh ada pada arahan Bank Sentral AS tersebut. Setidaknya ada gambaran yang lebih jelas nantinya terkait kebijakan The FED kedepan.
Hal itu dikatakan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Rabu (23/11/2022).
“IHSG pada perdagangan hari ini ditutup menguat 0.33% di level 7.054,12. Belum beranjak jauh dan relatuf bergerak terbatas dalam rentang 7.036 hingga 7.084 di pekan ini. Dan pada hari ini sejumlah bursa di Asia juga relatif bergerak mendatar. Pelaku pasar saham sangat hati hati menyikapi perkembangan ekonomi AS terkini,” imbuh Benjamin.
Dijelaskan Benjamin, karena sekalipun data ekonomi di AS beakangan ini sangat menopang kemungkinan penurunan agresifitas kenaikan bunga acuan The FED. Akan tetapi gambaran terkait berapa besaran bunga The FED akan naik dan berhenti dinaikkan, menjadi fokus pasar saat ini.
“Sementara itu, kinerja mata uang rupiah terpantau bergerak melandai di pekan ini. Sempat mencoba untuk menembus level 15.700 per US Dolar. Pada hari ini rupiah diperdagangkan menguat di kisaran level 15.690 pada perdagangan sore ini. Rupiah pada perdagangan hari ini lebih baik dari perdagangan sebelumnya yang berkutat dikisaran level 15.700 per US Dolar,” jelas Benjamin.
Bersamaan dengan penguatan rupiah, lanjut Benjamin, posisi USD Indeks yang mengalami kenaikan pada perdagangan hari ini tidak lantas membuat rupiah mengalami tekanan yang besar. Rupiah bergerak anomali dengan membukukan penguatan disaat terjadi kenaikan tipis pada USD Index yang saat ini dikisaran 107.12.
“Di sisi lain, harga emas dunia terpantau mengalami penurunan. Saat ini harga emas ditransaksikan di kisaran level $1.738 per ons troy. Harga emas saat ini jika dirupiahkan berada di kisaran harga 879 ribu per gramnya. Jika nantinya The FED telah memberikan minutesnya, diperkirakan volatilitas pada IHSG, Rupiah dan harga emas akan meningkat,” sambung Benjamin.
Walaupun, kata Benjamin, belum bisa dipastikan bagaimana arah pergerakan nantinya. Karena data ekonomi di AS belum sepenuhnya memberikan gambaran yang kuat. Dengan demikian, The FED bisa saja memiliki pandangan lain yang berbeda dari realisasi data tersebut. (red)
