Mood Pasar Sedang Tidak Baik, Pasar Keuangan Rawan Terguncang Meski Tidak Ada Data Penting

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pelaku pasar sejuah ini masih terus dihantui oleh memburuknya ekspektasi kenaikan bunga acuan yang akan diambil oleh Bank Sentral AS atau The FED.

“The Fed sendiri dinilai sudah putus asa dan mengambil jalan terjal untuk menekan laju tekanan inflasi di negaranya dengan cara menaikkan bunga acuan secara agresif. Meksipun kebijakan tersebut jelas menunjukan bahwa AS ekonominya akan masuk dalam jurang resesi,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Suamtera Utara, Minggu (3/7/2022).

Ditambahkan Benjamin, kebijakan menaikkan bunga acuan diyakini akan kembali di ambil pada bulan juli ini. Sementara di akhir tahun suku bunga acuan The FED akan mencapai 3.4%-an di akhir tahun.

“Artinya kalau melihat perjalan kenaikan suku bunga acuan The FED yang saat ini masih level 1.75%. Maka 6 bulan tersisa kedepan pasar keuangan global diperkirakan berada dalam tren bearish atau turun,” jelas Benjamin.

Dipekan ini, ujarnya, pada dasarnya tidak ada sentimen buruk yang berpeluang menekan pasar dalam angka yang besar. Namun disisi lain juga belum ada sentimen positif yang bisa mendorong kenaikan lebih jauh.

“Akan tetapi pelaku pasar saat ini masih dalam keraguan, karena arah pergerakan pasar keuangan belum terlihat berada dalam arah yang jelas,” ungkap Benjamin.

Gambaran ekonomi kedepan, lanjutnya, justru memperlihatkan ancaman resesi. Selain ancaman resesi, pelaku pasar juga tengah berhadapan dengan sejumlah kemungkinan diantaranya adalah laju tekanan inflasi yang kian memburuk, tensi geopolitik yang terus memanas, ditambah dengan munculnya gelombang Covid-19.

“Di awal pekan ini, IHSG berpeluang bergerak mixed dengan kecenderungan melemah. Disisi lain mata uang rupiah berpeluang untuk menembus level psikologis 15.000 per US Dolar. Untuk IHSG di pekan ini diperkirakan bergerak dalam rentang 6.670 hingga 6.830. Sementara Rupiah masih berpeluang untuk berada dalam rentang 14.935 hingga 15.000 per US Dolar,” jelas Benjamin.

Di akhir pekan ini, ungkapnya, akan ada pernyataan Gubernur Bank Sentral AS yang akan dijadikan petunjuk bagi pasar keuangan. Namun jika kedepan arah pembicaraannya menunjukan sikap Bank Sentral AS yang hawkish, maka IHSG akan menguji level psikologis 6.600, dan rupiah diperkirakan akan berada dikisaran 15.000 per US Dolar.

“Sementara itu harga emas masih berpeluang untuk turun nantinya dikisaran $1.735 per ons troy. Tren harga emas lebih terkonfirmasi mengalami penurunan yang konsisten dalam waktu dekat, setidaknya hingga tutup akhir tahun. Dan emas meredup karena bunga acuan Bank Sentral AS masih berpeluang untuk naik,” pungkas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini