FUAD IAIN Langsa Gelar Seminar: Refleksi dan Muhasabah 18 Tahun Tsunami

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Aceh – Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (FUAD IAIN) Langsa menggelar seminar bertempat di kampus tersebut, Senin (26/12/2022).

Kegiatan seminar dilaksanakan secara luring dan daring tersebut diikuti oleh 300 an peserta baik dari unsur dosen, tendik, mahasiswa, da’i, dan sejumlah elemen masyarakat Aceh dan luar Aceh.

Narasumber dalam kegiatan seminar itu, Dr Abd Syukur MA mewakili Kanwil Kemenag Aceh hadir langsung di ruang seminar Fakultas FUAD, sedangkan tiga Narasumber lainnya, yakni Prof. Dr H. Muzakkir MAg (Guru Besar UIN SU), Prof Drs Amirul Hadi MA (Guru Besar UIN Syarif Jakarta) dan Dr H. Zulkarnaini MA (Direktur Pascasarjana IAIN Langsa) hadir secara virtual.

Acara seminar ini dimoderatori langsung oleh Dekan FUAD, Dr. Muhammad Nasir MA yang dalam pengantar diskusi menyampai bahwa forum seminar ini menjadi wadah ilmiah sekaligus muhasabah terhadap peristiwa Tsunami 18 tahun yang lalu dan sekaligus menjadi penting dalam menyikapi banyaknya musibah yang terjadi belakangan ini.

FUAD IAIN Langsa
Flyer

Rektor IAIN Langsa, Dr H Basri MA mengucapkan terima kasih kepada Dekan FUAD sebagai inisiator kegiatan sehingga ini diharapkan dapat memberikan pencerahan secara ilmiah dan spiritual bagi masyarakat khususnya mahasiswa IAIN Langsa.

“Mengucapkan terima kasih atas kesediaan para Narasumber yang telah berkenan ikut berkontribusi pada kegiatan seminar ini,” tuturnya.

Prof Muzakkir memaparkan paling tidak, dari empat sudut pandang dalam merefleksi peristiwa Tsunami dapat digambarkan bahwa ; Pertama, hakikat musibah itu, dapat dimaknai sebagai Ibtila’ sebagai ujian dalam rangka menaikkan kualitas keimanan seseorang. Kedua, sebagai Tazkirah yang merupakan pengajaran. Ketiga, sebagai’Azab/’Iqaab, yakni sebagai hukuman dari Allah SWT.

Selanjutnya, Direktur Pascasarjana IAIN Langsa Dr Zulkarnaini mengatakan sesungguhnya peristiwa musibah semacam ini juga telah banyak terjadi dalam lintasan sejarah, bahkan diabadikan dalam Al Quran dan dalam menyikapinya dapat dilakukan secara personal agar semua orang merenung untuk membenahi dirinya.

“Dan secara komunal, hendanya semua orang berbaik sangka atas semua musibah dan menghindari pernyataan yang dapat memperkeruh suasana kebatinan masyarakat yang mengalami musibah,” kata Zulkarnaini.

Sementara Perwakilan Kanwil Kemenag Aceh Dr Abd Syukur MA mengatakan dibutuhkan sikap moderat dengan mengedepankan rasa kesetiaan sosial dari semua umat manusia tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama dan bangsa dalam mengatasi dampak musibah.

Terakhir, Prof Amirul Hadi dari UIN Jakarta mengatakan sebagai mansyarakat modern, Tsunami atau musibah apapun yang terjadi kita harus menyadarinya bahwa hal itu sudah menjadi ketentuan Allah yang harus diterima dengan ikhlas dan lapang dada.

“Karena itu selain menyikapinya secara rasional, musibah juga harus disikapi dengan pendekatan spiritual agar musibah dapat diterima dan semua kita dapat berbenah kearah yang lebih baik,” pungkas Prof Amirul Hadi yang secara personal beliau juga termasuk yang terdampak cukup berat dan Alhamdulillah beliau bisa menyikapi Tsunami tersebut dengan penuh ketabahan dan kesabara.

Selain mengkaji secara ilmiah, kegiatan seminar juga ditutup dengan tafakkur bersama guna mendoakan para syuhada Tsunami Aceh dan seluruh peserta membacakan Al-Fatihan sebagai bentuk kedukaan mendalam atas semua korban Tsunami Aceh dan keluarga yang ditinggalkannya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini