Rumah Singgah Bung Karno Dibongkar, Anak Ideologisnya Meradang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, PADANG – Pembongkaran Cagar Budaya Rumah Ema Idham, rumah yang pernah di tempati Bung Karno selama di Kota Padang disayangkan oleh banyak pihak.

Salah satunya Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Barat, Bung Pandu Putra Utama, Jumat (17/02/2023) di Mesjid Raya Sumbar pasca sholat Jumat kepada media. Ia meradang dan menyatakan kekecewaannya atas peristiwa tersebut.

Katanya, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya jelas mengatakan bahwa pemilik atau pihak yang menguasai sebuah bangunan cagar budaya bertanggung jawab akan kelestariannya. Penetapan Rumah Singgah Bung Karno sebagai cagar budaya berdasarkan Surat Keputusan Walikota Madya Kepala Daerah Tingkat II Padang Nomor 3 Tahun 1998 tentang penetapan Bangunan Cagar Budaya dan Kawasan Bersejarah di Kota Madya Padang.

“Sebagai anak ideologis Bung Karno di Minangkabau ini kami kecewa dan kita sebagai anak bangsa telah kehilangan warisan budaya sejarah yang sangat penting di Kota Padang ini,” ujarnya.

Ia menilai, Pemkot Padang dan Balai Pelestarian Cagar Budaya telah gagal menjaga inventaris sejarah dengan nomor 33/BCB-TB/A/01/2007 tersebut. “Kalaupun ada solusi saya rasa sudah terlambat bagi kita semua,” lanjutnya.

Sambungnya, rumah yang merupakan bukti sejarah penting bagi warga Minangkabau bahwa Soekarno pernah tinggal di Padang.

“Bung Karno punya pengaruh besar di Minangkabau ini, apalagi beliau dikenal sangat dekat dan harmonis dengan tokoh-tokoh Pejuang Minangkabau semasa beliau hidup serta berjuang untuk Republik ini,” katanya.

Dia juga menilai Pemkot dan Stakeholder terkait tidak kecolongan tapi lebih ke arah tidak peduli.

“Kita tidak ingin semangat Bung Karno serta Nation and Character Building tidak pudar di Minangkabau, maka kita berharap melalui Kurikulum Pendidikan dan Cagar Budaya yang ada harus di jaga dengan sangat baik,” lanjutnya.

Sementara itu di hari yang sama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim mengaku akan mengambil langkah atas terjadinya pembongkaran bangunan cagar budaya tersebut.

“Kemendikbud Ristek telah dan akan terus berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah setempat untuk mencari solusi terbaik. Kami tengah mempertimbangkan Langkah hukum, serta berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya,” ucap Nadiem di dalam keterangannya.

Lebih lanjut, Bung Pandu menilai hal tersebut menjadi pelajaran penting dan jangan sampai terulang lagi,

“Kita sebagai anak Ideologis Bung Karno di Minang ini menunggu langkah kongkrit serta pertanggung jawaban pihak terkait atas kejadian lalai ini,” ujar Bung Pandu sembari menampakkan raut wajah marahnya.

Bung Pandu menjelaskan, Bung Karno memang pernah tinggal di rumah tersebut selama 3 bulan, saat itu Bung Karno yang dalam perjalanannya dari Bengkulu akan di buang keluar Indonesia oleh sekutu Belanda. Selama tinggal di rumah itu, Presiden Soekarno menggunakan waktunya di Padang untuk menghimpun kekuatan rakyat melawan penjajah. (Ril/Zak)

- Advertisement -

Berita Terkini