Kecerdasan Silaturahmi Ferry Mursyidan Baldan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Bandung – Saat itu, tahun 2014, di Pendopo Wali Kota Bandung, Kang (Ferry Mursyidan Baldan (FMB) memangil saya, menyampaikan untuk tidak usah bicara, biarlah dia sebagai senior hadir sebagai undangan saja. Dan mendengar apa yang menjadi aspirasi dari para pengurus cabang.

Hal itu disampaikan Bang Epo saat doa untuk FMB di Sabang 17 Bandung pada hari Minggu (4/12/2022).

“Pesan Kang FMB saat menghadirkan pelantikan HMI Cabang Bandung kala itu. Sekaligus akan menjadi contoh kedepannya, bahwa sebagai senior, tidak mesti menjadi pembicara baru mau hadir,” kata Epo.

Begitulah, ungkapnya, salah satu pelajaran karakter yang disampaikan oleh Kang Ferry kepada kita semua. Untuk lebih mau mendengarkan suara adik-adik. Dengan cara mencontohkannya, mendengar, tentu tindakan seperti ini agak bertolak belakang.

“Kondisi seperti itu, dimana para senior banyak yang selalu ingin tampil ingin bicara. Walhasil, setiap siapa saja yang mengenal Kang FMB merasa menjadi begitu dekat, karena di dengarkan oleh beliau. Kunjungan FMB keberbagai daerah akan di catat sebagai perjalanan silaturahmi yang berkesan bagi siapa saja yang mengundangnya,” kenangnya.

Lebih lanjut diungkapkan Epo, banyak kenangan dan cerita telah dituliskan setelah berita kepergian Kang Ferry hari Jumat, 2 Desember 2022 menyebar kemana-kemana sebagai tanda begitu banyak orang yang menyukainya saat dia hidup. Pergaulan yang luas dalam jatuh bangun karir politiknya. Kawan dan lawan pun angkat topi padanya.

“Tak pernah menghujat saat diberhentikan oleh Jokowi, tak ada narasi perlawanan, hanya terus bergerak, melalui silaturahmi. Jalan sehat,” sambungnya.

Epo menambahkan, ini juga yang membuat Presiden jokowi langsung bergegas datang melayat saat mendengar mantan Menterinya ini telah berpulang. Walaupun, di Pilpres sebelumnya mereka di pihak yang berbeda.

“Pelajaran lain adalah terus berkarya. Karya terbesarnya untuk HMI Cabang Bandung adalah, pembangunan gedung dan Masjid Sabang 17. Awalnya, dimulai dari penyelesaian sertifikat sampai dengan pembangunan. Bersama senior-senior lain, dan seluruh Keluarga Besar Sabang 17. Bahu membahu, dimotori oleh Kang FMB. Bangunan itu bisa berdiri tegak, kokoh, dan anggun.

Di sisi lain, FMB menggerakkan mesin silaturahmi untuk membuat semua orang peduli. Bahkan, banyak yang menyumbang dari lintas politik dan agama. Semua tergerak hatinya karena melihat kuatnya FMB membangun silaturahmi,” ungkapnya.

“Saya, menjadi lebih mengenalnya dekat, disaat beliau sudah jadi Menteri, tokoh. Terus terang saya tidak mengikuti perjuangan susah dan beratnya beliau untuk mencapai cita-cita. Jadi, saya termasuk yang mendapat berkah darinya, mendapatkan kemamfaatan. Sebagaimana banyak kader HMI atau non HMI yang mendapatkan kemamfaatan dari kebaikannya,” ujarnya.

Meski tak pernah disebutkan oleh Kang FMB, tambahnya, saya merasakan, mungkin saya adalah salah satu ‘adik’ terdekatnya. Sehingga saya juga merasakan kesedihan luar biasa dengan kepergiaannya ini.

“Tapi kemudian saya bersyukur, pada Allah, melihat teman dan kerabat tetap bertahan sampai menjelang tengah malam di Pemakaman, Karet Bivak. Tetap menyemut, Meski tanah merah sudah menjadi gundukan penuh bunga mewangi di atasnya. Silih beganti bersimpuh dihadapan nisannya, untuk mendoakan, menuntaskan kenangan terakhir kepada almarhum FMB,” kata Epo mengakhiri. (red)

 

- Advertisement -

Berita Terkini