Tiga Golongan Manusia (Pembagian Mazhab Menurut Al-Quran)

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Allah Azza Wajalla menyampaikan di dalam surah Al-Waqi’ah bahwa ketika hari kiamat tiba, tidak ada lagi yang bisa mendustakannya. Peristiwa dasyat yang mengakhiri sistem kosmik itu, akan membagi manusia ke dalam tiga golongan.

Golongan kanan atau ashabul Yamin, (on the right side) mereka ini adalah orang-orang yang telah meraih sesuatu dengan cara-cara yang benar (Maimanah) Golongan yang kedua adalah golongan kiri disebut ashabul masyaamah (on the left side), mereka ini orang-orang yang meraih sesuatu dengan cara menenggelamkan diri dalam kejahatan. (QS. Al-Waqi’ah (56): 1-7).

Golongan ketiga, dan ini disebut sebagai golongan yang terdepan, terbaik dari golongan manusia, disebut sebagai al-muqarrabuun (mukarrabiin) tidak di kanan, dan tidak di kiri, tapi mereka senantiasa dekat (kariib) di sisi Allah SWT. Mereka selama ini menetap di dalam taman-taman kenikmatan (jannah), sejumlah besar dari orang-orang pada masa terdahulu, namun hanya sejumlah kecil dari orang-orang masa terkemudian.

Golongan Mukarrabiin ini disampaikan secara metafor dalam al quran bahwa mereka ditempatkan “di atas singgasana-singgasana kebahagiaan yang dilapisi emas, duduk bersandar/bersantai pada dipan-dipan saling berhadapan (dalam cinta), memperoleh pelayanan dari pemuda-pemudi yang tampan/cantik membawakan mereka minuman dari sloki berbentuk piala yang berasal dari mata air yang tidak ternoda; pikiran mereka senantiasa jernih, tidak mabuk oleh minuman yang disajikan; tersedia aneka buah-buahan dari jenis apapun yang mereka inginkan.

Bersama mereka ada pendamping-pendamping nan suci yang bermata sangat indah, laksana mutiara yang masih tersembunyi dalam tempurungnya. Dan inilah menurut Allah, sebagai balasan atas apa yang telah mereka lakukan (semasa hidupnya). Di sana, mereka tidak akan mendengar perkataan yang tiada berguna, dan tidak pula ada ajakan untuk berbuat dosa, yang ada hanyalah kesejahteraan dan kedamaian batin. (QS. Al-Waqi’ah: (56): 9-26).

Sementara itu golongan orang-orang saleh, yang tadi disebutkan sebagai golongan kanan atau maimanah, mereka juga akan mendapati diri mereka di antara pohon-pohon bidara yang lebat buahnya, ada akasia yang dipenuhi bunga, juga naungan (dari teriknya panas) yang terbentang luas, tersedia aneka pohon buah-buahan, yang senantiasa bisa dipetik buahnya dengan mudah. Juga bersama mereka pasangan mereka yang dimuliakan. (QS. Al-Waqi’ah (56): 27-34).

Pada hakikatnya golongan ashabul mainamah ini, adalah orang-orang saleh semasa hidupnya, dipertemukan dengan pasangan mereka dari kalangan orang saleh juga. Demikianlah yang disampaikan Allah pada ayat 34-40 pada surah Al-Waqi’ah, yang pada intinya Allah berkehendak menunjukkan bahwa DIA berkuasa membangkitkan kembali manusia sebagaimana yang telah disampaikannya pada ayat-ayat yang di dalam Alquranul Kariim.

Sementara itu, golongan yang disebut masyamah, atau golongan kiri, mereka pada hari kebangkitan akan menemui diri mereka di tengah-tengah angin yang amat panas, tidak ada tempat bernaung, tidak ada yang bisa menolong, sehingga mengalami keputusasaan. Naungan mereka justru asap hitam, yang panas dan tidak menyejukkan.

Hal itu menurut Alquran karena semasa hidupnya mereka senantiasa memanjakan diri dengan mengejar kesenangan (hedonisme), mengerjakan dosa dan perbuatan keji, dan mengejek/memperolok-olok ayat-ayat Allah, terutama tidak mau menerima akan adanya hari kebangkitan. Mereka mengikuti persangkaan dalam ajaran keliru dari nenek moyang mereka terdahulu. (QS. Al-Waqi’ah (56): 41-48).

Peringatan Allah dengan menceritakan hal ihwal tentang manusia pada hari kebangkitan nanti, dimaksudkan agar manusia melakukan hal-hal yang sejalan dengan tuntutan Al-Quran. Hendaknya bagi tiap manusia menyadari kebesaran-Nya, dan tidak memandang remeh atas setiap firman-Nya.

Allah SWT bersumpah pada ayat ke 75 dalam surah Al-Waqi’ah ini, tentang kemuliaan Al-Quran yang telah Allah turunkan secara bertahap, sebagian demi sebagian; bahwa ini benar-benar suatu penegasan yang tidak main-main atau penegasan yang sungguh-sungguh, andai saja manusia itu mengetahui kandungan (Al-Quran) nya.

Perhatikanlah ia (Al-Quran) adalah bacaan yang mulia, disampaikan kepada manusia “di dalam kitab Ilahi” yang terjaga dengan sangat baik. Sehingga tidak akan ada siapapun yang dapat menyentuhnya, kecuali orang-orang yang suci (hatinya). Inilah Wahyu dari Allah SWT, Tuhan pencipta dan pemelihara seluruh alam raya. (QS. Al-Waqi’ah (56): 75-80).

Kita semua ditakdirkan untuk mengalami kematian, dan itu adalah pertanda tentang kebenaran firman-Nya, bagi siapa yang menggunakan akalnya. Oleh karena itu, Allah SWT mengulangi lagi penegasan-Nya, bahwa: dimasukkan dalam golongan mukarrabiin, kebahagiaan (menanti di akhirat), serta ketentraman batin dan taman kenikmatan baginya di dunia dan di akhirat. (QS. Al-Waqi’ah ayat 88-89).

Dan jika seseorang termasuk orang-orang yang meraih kesalehan, dia pun akan disambut masuk surga dengan sambutan kata-kata: “kedamaian tercurah kepadamu (wahai engkau yang termasuk) di antara orang-orang yang telah meraih kesalehan. (QS. Al-Waqi’ah ayat 90-91).

Namun, jika seseorang termasuk di antara orang-orang yang senantiasa mendustakan kebenaran (ayat-ayat Allah) dan dengan demikian mereka adalah orang-orang yang tesesat, mereka disambut dengan keputusasaan yang membara, (karena tidak ada kesempatan lagi untuk bertaubat), mereka disambut dengan siksaan yang pedih seperti kobaran api. (QS. Al-Waqi’ah: ayat 92-94).

Sungguh ini benar-benar inti kebenaran, maka bertasbihlah memuji kemuliaan dan Nama-Nya yang Maha Agung lagi Maha Tinggi. (QS. Al-Waqi’ah: ayat 95-96).

Di penghujung bulan Ramadhan yang Allah muliakan ini, yang di dalamnya Allah menurunkan Al-Quran, suatu yang amat sangat baik bagi kita untuk melakukan muhasabah terhadap diri kita sendiri, sembari terus bertasbih memuji kebesaran dan keangungan-NYA, seraya tidak lupa banyak bertaubat dan beristigfhar kepada-Nya.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan karunia-Nya, memampukan kita dalam memahami Alquran, setelah membacanya, memampukan kita berdzikir baik dikala sedang bersenang-senang, menikmati nikmat sehat, ataupun dalam keadaan kurang sehat, atau dalam keadaan apapun kita saat ini.

Insya Allah pintu taubat masih senantiasa Allah SWT buka bagi siapapun yang ingin bertaubat, dan beristigfhar kepada-Nya.

Selamat menunaikan Ibadah Ramadhan.

Depok, Jumat 7 Mei 2021

Oleh : Hasanuddin
Ketua Umum PB HMI 2003-2005

- Advertisement -

Berita Terkini