Yerusalem dalam Al-qur’an, Kunci untuk Memahami Dunia Modern

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

 

Oleh: Nanang Gojali (Ketua Komisi Pengkajian dan Penelitian MUI Cianjur)

Buku Jerusalem in The Qur’an terbit pertama kali tahun 2001. Versi terjemahan dalam Bahasa Indonesia berjudul “Yerusalem dalam Al-Qur’an”, tahun 2003.

Namun bila dicermati isinya, kita merasakan seolah-olah buku ini ditulis untuk merespon kekejian zionis Israel di Palestina saat ini.

Dalam deskripsi pengantar salah satu toko online yang menjual buku Syekh Imran ini disebutkan, bahwa buku itu membedah hubungan antara Jerusalem, Israel, Dajjal, Ya’juj & Ma’juj, kembalinya Nabi Isa, konflik di Suriah, krisis ekonomi dunia, pemilu, perang dunia, tatanan dunia baru dan akhir sejarah.

Dengan membaca buku ini, pikiran dan pemahaman kita akan terbuka berkenaan dengan dunia akhir zaman, dan bagaimana kita mempersiapkan diri menghadapi akhir sejarah.

Dipaparkan dengan bahasa yang santun, mengalir dan mudah dipahami. Beliau mengungkap dalil, data dan fakta dengan tajam dan akurat.

Dalam Kata Pengantar Edisi Kedua, Nopember 2002, Prof. Malik Badri, Pakar Psikologi dan Dekan pada _International Institute of Islamic Thought and Civilization,_ Kuala Lumpur, mengatakan:

Buku “Jerusalem dalam al-Qur’an” adalah buku yang sangat menegangkan tapi sekaligus menyenangkan dalam banyak hal. Sebuah buku yang ditulis dengan teliti harus menunggu waktu yang begitu lama hingga muncul ke dunia.

Sekarang, sudah lebih dari setengah abad sejak Zionis memulai tindakan penindasan dan pembersihan etnis penduduk Palestina, karena mereka tinggal di negara yang diakui oleh umat Yahudi adalah Tanah Suci yang dijanjikan untuk mereka.

Zionis terus saja mengandalkan ayat-ayat yang sudah bias dari Taurat dan
materi Al-Kitab lainnya untuk membenarkan kekejamannya dan memotivasi umat
Yahudi untuk membentuk Negara Israel yang mencakup wilayah dari Sungai Nil sampai Eufrat, dengan Jerusalem sebagai ibu kotanya.

David Ben Gurion, Perdana Menteri Israel pertama pernah menyatakan, “Al-Kitab adalah perbuatan kami di Tanah Israel.” Di sisi lain, Sarjana-sarjana Muslim selama ini telah gagal menolak klaim Zionis dengan bukti sejarah otentik dan sumber religius, dan dengan demikian telah gagal menyelesaikan tanggung jawab religiusnya untuk mendokumentasikan
dengan jelas tantangan tersebut berdasarkan Kitab Suci al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.

Buku ini sungguh akan mengisi kekosongan ruang intelektual dan religius, sehingga dapat dijadikan referensi akademik bagi umat Muslim di seluruh dunia.

Penulisan buku ini tidak lepas dari visi dua orang Sarjana yang telah mendorong Syekh Imran untuk menulis subjek ini. Mereka adalah Dr. Kalim Shiddqi yang telah memotivasi Syekh Imran sejak tahun 1974, dan Profesor Syahid Ismail al-Farouqi yang telah mengangkat isu ini dalam bukunya _Islam and the Problem of Israel._

Syekh Imran berhasil menyelesaikan tugas tersebut setelah 27 tahun. Meskipun tampak begitu lama, namun buku ini datang pada saat yang tepat, ketika seluruh dunia dikejutkan dengan Jenin, dan apa yang terjadi di Sabra dan Shatila.

Meskipun buku “Jerusalem dalam al-Qur’an” yang ditulis dengan teliti, adalah tesis kombinasi religius dan dokumen sejarah dengan peristiwa politik masa kini, juga mendalami penafsiran al-Qur’an dan Hadits, namun buku ini mengalir bagaikan cerita.

Sekali Anda mulai
membacanya, akan sangat sulit berhenti. Ini adalah kualitas umum dari sebuah novel. Buku ini adalah referensi yang dibutuhkan agar disimpan dan dibaca ulang kapan pun subjek tentang Jerusalem tersebut diteliti.

Meskipun situasi tampak menekan umat Muslim pada umumnya dan rakyat Palestina pada khususnya, namun dengan membaca buku ini akan terasa gelombang optimisme yang hangat tentang masa depan kita, cahaya terang menyinari akhir dari lorong sejarah gelap yang panjang.

Kita hidup pada Zaman Akhir. Ini adalah zaman saat nubuat Kitab Suci al-Qur’an dan Hadits menjadi kenyataan untuk membuktikan kepada manusia kebenaran dari iman kita.

Tepat seperti yang Allah Ta’ala
sampaikan kepada kita melalui al-Qur’an, bahwa Bani Israel, yang berpencar ke berbagai penjuru dunia selama diaspora, kini telah kembali ke Tanah Suci. Dan seperti yang juga terekam dalam al-Qur’an, mereka telah melakukan _fasad_ (kerusakan) dan menjadi begitu kuat dan bangga dengan arogansinya.

Melihat kejadian-kejadian tersebut seperti menonton film horor, kita sungguh akan melihat akhir yang bahagia seperti yang disampaikan dalam nubuat al-Qur’an dan Hadits. Umat Muslim akan terbangun dari tidurnya dan umat Yahudi akan menerima azab yang dijanjikan.

Buku ini memuat penjelasan detil yang indah mengenai berbagai peristiwa penting dunia modern, dengan penafsiran brilian pada ayat-ayat Kitab Suci al-Qur’an dan as-Sunah.

Meskipun sebagian dari kita mungkin berbeda pendapat dengannya dalam menafsirkan beberapa ayat al-Qur’an atau Hadits Nabi SAW, namun kita tetap harus menghargai kedalaman pemikiran dan kapasitas spiritualnya.

Sementara itu, dalam Pengantar Edisi Internet, disebutkan bahwa setelah terbit buku Edisi Kedua tahun 2002, sejak itu sudah terjadi lebih banyak peristiwa penting.

Di antaranya kita telah menyaksikan invasi militer AS dan sekutunya terhadap Irak, di jantung dunia Muslim, yang dalam sejarah adalah Ibu Kota Khilafah Abbasiyah.

Bukti yang ditemukan menunjukkan, bahwa alasan invasi ilegal ini adalah dusta dan dibuat-buat. Tidak ada senjata pemusnah massal, dan tidak ada hubungan dengan al-Qaida.

Sekarang, tidak ada demokrasi dengan pemimpin yang dipilih rakyat seperti yang dijanjikan. Yang ada adalah pendudukan imperial Amerika terhadap negara Muslim yang sebelumnya merdeka.

Bagaimanapun, pendudukan tersebut menguntungkan pihak Zionis Israel, karena mereka dapat menstabilkan perbatasan dan menyiapkan tahap selanjutnya untuk melunakkan Irak, sehingga Israel dapat berkuasa melalui wakilnya, AS, yang membangun markas militer permanen di daratan Irak.

Pada saat yang sama, Lembaga Keuangan Internasional, Industri Militer AS, dan kelompok kapitalis lainnya sangat diuntungkan, karena mendapatkan kontrak proyek yang sangat besar.

Sementara itu, AS dengan bebas mengeruk sumber minyak Irak sebagai bentuk penagihan hutang, yang menggunung karena Riba (semoga Allah mencegahnya), untuk dana pembangunan kembali infrastruktur Irak yang dengan sengaja dihancurkan oleh proses invasi militer.

Tujuan mereka sekarang adalah menjerumuskan Irak ke dalam hutang, sehingga mudah dikontrol oleh Lembaga Keuangan Internasional, seperti yang terjadi di negara Muslim lain yang dikuasai Israel, yaitu Turki modern.

Perkembangan di dunia saat ini menunjukkan lebih jelas daripada sebelumnya, sehingga peristiwa-peristiwa dan tipu daya yang dinyatakan oleh pihak tertentu, membuat keadaan dunia menjadi sesuai dengan nubuat dalam Hadits Nabi Muhammad SAW yang berkaitan dengan Zaman Akhir.

Nubuat dan kondisi dunia saat ini muncul bersama menjadi satu, sehingga lebih jelas bagi yang berpikiran tajam, bahwa kita semua, mau tidak mau, adalah bagian dari Tahap Akhir Rencana Allah yang sedang berlangsung di bumi ini.

Sesuai dengan komentar Henry Ford, bapak mobil modern, pada 1921, yang mengagumi Protokol Pelopor Gerakan Zionis _(Protocols of The Elder of Zion),_ bahwa “Protokol tersebut sesuai dengan apa yang terjadi saat ini.” Bahkan lebih cocok dengan kondisi dunia saat ini.

Penindasan terhadap umat manusia di dunia, dengan fokus utama terhadap umat Muslim di Palestina, Bosnia, Chechnya, Kashmir, Albania, dan sekarang di jantung Tanah Arab, meyakinkan orang bahwa Muslim adalah target utama.

Posisi markas militer AS di daratan Muslim Irak diatur agar bisa menggabungkan posisi AS-Israel dalam kampanye mereka melawan Muslim dan Negara-negara Muslim.

Sayangnya, perlawanan tidak terkoordinir dari umat Muslim yang tertindas, dalam banyak kasus, menyerang penduduk yang tidak terlibat dan anak-anak yang tidak bertanggung jawab atas penindasan yang terjadi, telah mengaburkan pandangan penduduk dunia.

Bertentangan dengan fakta bahwa umat Muslim adalah target utama penindasan, pada kenyataannya, perlawanan umat Muslim itu, seringkali dimanfaatkan untuk menunjukkan bahwa umat Yahudi sendirilah yang menjadi korban.

Itu sebabnya ilmu Syekh Imran ini membawa manfaat yang besar untuk menyampaikan peringatan yang akan terjadi pada masa ini.

*Muslim dan non-Muslim yang tercerahkan akan mengagumi ketelitian al-Qur’an dan Hadits dalam memprediksi peristiwa-peristiwa masa kini.*

*Para pemikir tidak dapat lagi dihina karena memercayai Teori Konspirasi dari Zionis atau rencana Yahudi atas dominasinya di Timur Tengah dan dunia.*

Rencana ini diakui oleh jurnalis AS, Inggris dan konspirator sendiri (yang dikenal dengan
_neo-cons_), dengan menerbitkan dokumen-dokumen (seperti _”Plan for The New American Century”_, Rencana untuk Rakyat Amerika Abad Baru).

Syekh Imran menunjukkan bahwa Israel hanya menggunakan AS dan pada akhirnya akan menjatuhkannya, kemungkinan besar dengan serangan terhadap uang kertas Internasional dolar AS, yang akan diikuti oleh hancurnya nilai mata uang negara-negara lain, dan kemudian pada akhirnya akan meruntuhkan pasar mata uang Internasional.

Keluasan dan kedalaman analisis Syekh Imran ditunjukkan dalam penjelasannya, antara lain mengenai isu-isu kunci berikut:

1. Bagaimana umat Yahudi sendiri menipu dan menjadikan dirinya ingin ditipu dengan memercayai bahwa “kembalinya” mereka ke Tanah Suci adalah bagian dari kebaikan Tuhan pada mereka. Padahal Janji Tuhan telah menetapkan pewaris Tanah Suci (Baitul Maqdis) hanyalah hamba-Nya yang benar-benar beriman dan berbuat baik;

2. Mendeteksi pergerakan Dajjal dalam sejarah masa lalu, masa kini dan masa depan; dan

3. Rencana bagi Muslim yang tercerahkan untuk bersiap dan bekerja guna mengantisipasi peristiwa yang diprediksi akan terjadi.

Seperti dinyatakan Syekh Imran, buku ini hanya dapat ditulis pada masa ini, karena hanya beberapa tahun lalu, rencana Yahudi menjadi lebih jelas, sehingga hanya sedikit yang ragu bahwa Yahudi berencana untuk menguasai dunia.

*Kesimpulan*

Beberapa pandangan Syekh Imran adalah pandangan dan penjelasan pribadinya, namun tetap berdasarkan pada ilmu pegetahuannya yang luas dan pemikiran intuitif Islaminya.

Semua pandangannya, bukanlah sesuatu yang harus diterima begitu saja, namun merupakan subjek yang perlu diverifikasi dengan peristiwa- peristiwa yang terjadi kemudian.

Seperti yang dinyatakan berulang-ulang oleh Syekh Imran sendiri dalam bukunya, bahwa dia siap mengikuti penjelasan berbeda jika penjelasan tersebut memang lebih baik dan lebih benar daripada penjelasannya.

والله الهادي والموفق

- Advertisement -

Berita Terkini