Delegasi Utusan, Degradasi Kepengurusan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Kepengurusan PB HMI menjadi primadona bagi seluruh kader HMI se-Indonesia. Bahkan untuk mencapai puncak kepengurusan sampai level PB HMI juga menjadi bahan taruhan bagi seluruh kader dan kandidat demi merebutkan suatu tahta dari jabatan sekelas nasional tersebut.

Namun, menjadi perhatian dan langkah kongkrit bagi seluruh kader untuk mencapai level tersebut tidaklah mudah. Beberapa faktor penentu akan menjadi pertimbangan dalam rangka masuk kedalam struktural PB HMI.

Telah banyak terjadi pada hari ini, bagaimana seorang kader haruslah bersih dari penilaian yang layak untuk sampai pada level tersebut. Menjadi pertimbangan diantaranya yaitu seorang kader harus ditetapkan sebagai kader aktif dan tidak terlibat politik praktis.

Hal yang paling penting dan urgensi selanjutnya yaitu seorang kader yang menjabat di tahta kepengurusan PB HMI haruslah seorang yang sudah menyelesaikan jenjang training kewajibannya sampai paripurna yaitu LK3.

Pada hari ini yang sangat miris untuk disaksikan oleh seluruh kader HMI se-Indonesia yaitu seorang kader menjabat di PB HMI masih berstatus LK1. Ini menjadi PR bagi kita semuanya, apakah konstitusi dibentuk berdasarkan keputusan sepihak dan pelaksanaannya sesuai kemauan dan kemampuan masing-masing?

Kejadian tersebut tidak terjadi pada hari ini saja dimasa kepemimpinan Raihan selaku Ketua Umum PB HMI, namun sudah terjadi pada masa Ketum terdahulu. Apakah ini sudah menjadi habit (kebiasaan) bagi kita semuanya selaku kader dan pejabat di PB HMI?

Seandainya ini memang menjadi kebiasaan kita, kenapa masih ada konstitusi yang masih saja dilanggar? Saat ini, salah satu Pengurus Besar HMI sudah dicederai oleh kader LK1 yang menjabat di struktur PB HMI atas delegasi dari HMI Cabang Pekanbaru.

Seorang formatuer dan mide formatuer harus selektif dalam memilih kepengurusan atas dasar kelayakan bukan hanya kontrak politik saja. HMI cabang Pekanbaru sangat disayangkan menitipkan kader yang masih LK1 di bagian struktural PB HMI, bahkan ada yang baru melaksanakan LK2.

Hal ini terjadi berdasarkan usulan dari salah satu kandidat Cabang Pekanbaru yang bertarung di PB HMI yang melakukan rekomendasi terhadap kadernya yang dititipkan di kepengurusan PB HMI.

Delegasi dari senior dan kandidat tersebut menjadi salah satu degradasi kader HMI di Pekanbaru. Menyaksikan dan mempertontonkan bahwa kader HMI Cabang Pekanbaru kekurangan kader yang akan diutus pada level PB HMI.

Oleh karena itu, mari kita berkaca dan kembali kepada fitrah yang telah diatur dalam konstitusi untuk kita laksanakan bersama demi kemajuan HMI berikutnya.

Oleh : Ofika Rahmat Julias

- Advertisement -

Berita Terkini