Arah Pembangunan Kabupaten Sijunjung 2021 

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – Seperti yang telah kita ketahui bersama, pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat telah lama usai sekitar 6 bulan yang lalu, tepatnya 9 Desember 2020. Selayak umumnya Pilkada tahun lalu yang berlangsung takkala pandemi SarsCovid-19 mewabah begitu hebat serta proses penyelenggaraan Pilkada yang penuh kontroversial, dijejali begitu banyak aturan tambahan terutama yang menyangkut protokol kesehatan, toh pesta demokrasi tingkat daerah ini tetap berlangsung sampai tahap akhir penetapan, yang diikuti oleh 5 pasangan calon.

Hasil Pilkada Kabupaten Sijunjung 2020 ini pun menetapkan secara resmi, pasangan calon nomor urut 3 yaitu Benny Dwifa Yuswir-Iraddatillah sebagai pemenang Pilkada Sijunjung 2020 ini yang juga anak dari Bupati Kabupaten Sijunjung periode sebelumnya, yaitu Yuswir Arifin.

Seperti dinamika-dinamika politik-demokrasi sebelumnya, penyelenggaraan Pilkada Kabupaten Sijunjung 2020 ini pun tidak lepas dari proses gugatan hukum yang dilayangkan oleh pasangan lain, walaupun demikian lembaga penyelenggaraan Pilkada secara resmi telah menetapkan saudara Benny-Iraddatillah sebagai nahkoda baru pemimpin Sijunjung untuk 5 tahun kedepan.

Tepat pada 26 Februari 2021 silam, saudara Benny-Iraddatillah resmi dilantik sebagai Bupati-Wakil Bupati Kabupaten Sijunjung sampai pada tahun 2024 nanti, dan tepat pada sekitar bulan Mei-Juni 2021 ini pemerintahan beliau resmi berjalan 100 hari.

Sebagai seorang civil society, putra pribumi Kabupaten Sijunjung sudah selayaknya penulis ingin membagikan beberapa pandangan mengenai jalanya pemerintahan saudara Benny, yang hakul yakin sebagai pribadi yang kritis masih meyakini Bupati Sijunjung saudara Benny dengan segala visi dan misi serta janji kampanye beliau akan meramunya dalam bentuk program-kebijakan yang padu, untuk diterapkan demi Sijunjung yang lebih baik dari sebelumnya.

Walapun banyak yang menyangsikan atau setidaknya skeptic terhadap Bupati Benny, karena mengangkat perihal isu nepotisme, karena beliau anak Bupati sebelumnya Yuswir Arifin hal tersebut sah sah saja bagi beberapa kalangan yang memiliki pandangan seperti itu.

Sedikit dari penulis, faktanya ini terjadi rangkaian fenomena dinasti politik di pemerintahan Kabupaten Sijunjung ada benarnya, tapi jika kita berpijak pada nalar kritis, selama 100 hari pemerintahan beliau, masih berjalan sesuai on the track, merampungkan beberapa kebijakan, menjalankan pemerintahan sesuai dengan kode etik, administrasi serta dalam pengamatan 100 hari ini, beliau cukup menekankan prinsip-prinsip good governance tanpa membawa-bawa trah keluarganya, bagi penulis fine-fine saja, dan hanya perlu kita untuk terus melakukan pengawasan terhadap hal tersebut.

Selanjutnya, Kabupaten Sijunjung dengan 8 Kecamatannya dengan bentang luas sebagian besar 90% adalah lahan produktif pertanian dan perkebunan untuk terus menjaga dan mengawasi secara ketat penggunaan lahan tersebut oleh stakeholder pemerintahan. Tidak dapat dipungkiri, arah pembangunan ekonomi Sijunjung mengalami kecacatan dimulai dari alih fungsi lahan-lahan produktif tersebut menjadi lahan tambang tanpa control yang ketat dari pemerintahan.

Akibatnya, arah gerak perekonomian yang salah bersifat ekonomi jangka pendek menyebabkan kehancuran total lahan, efek besar kerusakan lingkungan serta manajemen ekonomi yang buruk dari masyarakat menyebabkan kelimpungan di sektor pertanian dan perkebunan.

Hal ini harus menjadi catatan penting bagi Bupati Benny untuk terus melakukan upaya pengawasan, restorasi lahan serta penanaman doktrin ekonomi agraris yang baik kepada masyarakat.

Untuk mendukung hal tersebut, perlu adanya pendirian secara massif serta tersistematis lembaga-lembaga ekonomi tingkat Nagari, seperti Badan Usaha Milik Nagari dengan sistem pengelolaan yang professional, transparan, akuntabel serta membuka akses yang sebesar-besarnya bagi masyarakat untuk mendapatkan alur pemodalan, pangadaan alat-alat pertanian yang modern serta diimbangi dengan adanya pelatihan SDM secara berkala dari institusi terkait dengan lebih giat lagi melibatkan sektor swasta, LSM Nagari dan lain sebagainya.

Penulis hanya menekankan, bahwa dengan kondisi alam/topografi dan kultur masyarakatnya, garis haluan pembangunan ekonomi haruslah berorientasi agraris nan modernis, ini semata-mata menghindari arah gerak ekonomi yang salah, yang pernah terjadi di Sijunjung sebelumnya.

Satu hal lagi yang ingin ditekankan, dalam rangka 100 jalannya pemerintahan baru Kabupaten Sijunjung ini, garis haluan pembangunan ekonomi nan agraris ini harus ditingkatkan menjadi semacam dogma untuk dijadikan pula sebagai arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Kabupaten Sijunjung. Dengan penekanan ke dalam sektor pendidikan formal dan informal, serta penekanan serupa harus juga termanifestasikan ke bentuk gerak kepemudaannya pula. Kutipan dari filosof masyur dari Eropa, yaitu Imanuel Kant ; “Jika sebuah anugerah kepada suatu negeri dimanfaatkan sesuai sifat anugerah tersebut, maka keberkahan akan datang kepada negeri tersebut, jika tidak bersiap kutukan menghampiri”.

Kutipan tersebut hanya sebagai pengingat bagi penulis serta pemerintahan Sijunjung yang telah berjalan 100 hari ini; bahwa kita dianugerahi tanah nan subur, seharusnya pula kita hidup, berekonomi sesuai dengan anugerah tersebut. Mudah-mudahan jalan 100 hari pemerintahan baru Kabupaten Sijunjung ini dapat memberikan kemaslahatan bagi masyarakat luas.

Oleh : PJ. Datuk Bijo, Rendy MR

- Advertisement -

Berita Terkini