Menyambut Peradaban Baru, Mandat Demokrasi Dicabut Oleh Algoritma

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Banyak cara untuk menjadi politis hebat dan sebaliknya terlalu mudah untuk membunuh karier puncak seorang politisi ke jurang kenistaan. Dengan menggunakan piranti teknologi sederhana seorang anggota dewan atau politis harus hilang jabatan karena terdapat jejak digital yang kotor atau percakapan konspirasi jahat di HP-nya tersadap.

Berbagai kejahatan politik sangat mudah terdeteksi oleh teknologi rekayasa manusia. Melalui ide dan juga inovasi akal hingga tercipta teknologi yang bisa dipercayai membantu atau justru sudah menjadi hakim yang mematikan bagi manusia serta peradaban itu sendiri. Bisa disadari jika kelak, proses dan juga manifesto sebuah perubahan gagasan bahkan penyampaian ideologi politik akan tercipta dan dipaksakan akan berlanjut dan berlaku menjadi peradaban politik artifisial.

Skenario dan juga adab serta budaya akan ditentukan oleh kemahiran serta kearifan sebuah artifisial politik teknologi.

Oleh karenanya, terlalu murah bagi artificial politik untuk mewujudkan dan menciptakan tujuan politik manusia. Begitu juga , politik artifisial ini akan sangat mudah dan cepat mengantarkan tujuan menjadi seorang politisi pintar dengan segala kenakalan serta kecerdasannya.

Terjadinya sebuah ekosistem politik digital dan dihasilkan sebuah produk politisi melalui sebuah mertua artifisial intelejen. Saat ini manusia masih mencapai kesadaran politik komersial dan kasual. Kemampuan dan integrasi teknologi artificial hanya dimaknai produk pinggiran dan pelengkap.

Memanfaatkan teknologi hanya sekedar untuk membuat produk politisi pinggiran. Politis saat ini memanfaatkan teknologi untuk membantu rencana dan rekayasa marginal untuk sebuah entitas kepentingan. Kesempurnaan dan kearifan teknologi itu dipakai untuk sebuah kemenangan pribadi .

Saat ini, teknologi media digital sedang booming diproses dan diproduksi untuk menghadapi pemilu 2024. Untuk propagabda , spionase dan juga agen marketing.

Melalui Big Data adalah sumber tak terbatas yang berserakan dan terekam dalam wadah besar dalam semikonduktor canggih. Serta merta bagi siapa saja yang bisa membedah dan mampu mengurainya akan menjadi nilai tak terhingga sebagai bahan dasar kemenangan politik.

Boleh dikatakan, big data tersebut menjadi hamburan milyaran data berkaitan identitas diri, percakapan dan juga wacana, protes dan juga hasutan atau bahkan program propaganda serta tujuan illegal lainnya yang melawan UU atau menentang atau menjatuhkan rejim berkuasa.

Bagaimana politisi bisa berkerja tanpa keringat dan menang dalam sebuah pertandingan ?

Kerangka berfikir sudah jejak jika manusia membangun teknologi salah satunya adalah untuk memudahkan berkomunikasi untuk menyampaikan tujuan yang diinginkan. Perkembangan teknologi ternyata membawa perubahan dahsyat melampaui pikiran dan Imajinasi manusia.

Sebuah proses politik akan ditransfer ke publik atau tujuan khusus dengan model kerja efektif dan maksimal. Politik yang ditafsirkan sebagai bagian proses kehidupan yang paling rumit dengan tingkat kepercayaan terendah. Manusia dulu memanfaatkan kecerdasan otak dan juga empati menerobos harapkan dan juga cita-cita. Celakanya kesadarannya manusia politik tidak serta normatif terlalu justru sangat rasional dan transaksional.

Pada akhirnya perkembangan politik secara subtansial terus terjadi degradasi dan justru status quo politik semakin menyandera peradaban manusia sebagai manusia politik itu sendiri. Dan karenanya disebutkan kesadaran peradaban politik rusak, hina. dan tidak disadari oleh kesadaran tertinggi arti dan nilai sebuah demokrasi.

Pengetahuan dalam mencapai wilayah kesadaran politik hanya dicerna dan dibahas dalam wilayah ego dan juga bagian permainan monopoli cerdik pandai yang sudah dibayar mahal oleh rejim. Harapan adanya kesadaran universal tercapainya ide dan gagasan Demokrasi yang ideal punah.

Bagaimana teknologi buatan bisa membantu mengeset dan juga membuka lebar tercapainya keseimbangan demokrasi absolut?

Keyakinan yang mendasar adalah jika teknologi yang dibangun manusia adalah absolut terhadap nilai dan juga dilandasi oleh kaidah hukum alam universitas. Terbangun dalam kerangka bekerja tegak lurus terhadap sebuah aksioma dan logaritma. Teknologi mampu menangkap data dan juga menyajikan dalam uraian serta dapat memaparkan berbagi produk informasi akurat. Dengan teknologi dapat membuka lebar-lebar kebebasan berpolitik dengan lebih dinamis dan terukur.

Sebuah monopoli dan juga rekayasa manusia melalui kecerdasan otaknya bakal tumbang dipecahkan dan dibuka serta dibaca maksud dan tujuan sebuah rencana atau rekayasa. Teknologi menjadi partner dan patron yang sangat dinamis dan konstantanya stabil. Nilai sebuah demokrasi produk teknologi tidak bisa digeser, dipindahkan atau sekedar dibakar oleh lautan api.

Teknologi bisa menjadi anggota dewan yang terhormat dan terpercaya. Piranti teknologi tidak dimaksudkan untuk kesadaran menipu, berbohong atau sekedar membual jargon -jargon politik. Algoritma teknologi menyatakan kesadaran kebenaran hakiki, tampa suap, nepotisme dan juga tekanan teror. Apa yang menjadi tugas dan mandat menjadi realita kepastian yang tidak bisa ditawar. Teknologi akhirnya menjadi pendengar yang baik yang didapatkan dari percakapan di media sosial, group WA dan juga data spontan yang diterima.

Berkaca temuan dan juga rekomendasi hasil penyajian teknologi artifisial tersebut secara bijak dan manusia dalam kesadaran menerima dan mematuhinya maka sumber kemacetan dan kelalaian berdemokrasi itu bisa diluruskan lagi.

Sebuah garis lurus algoritma politik menjadi peta jalan baru menuju peradaban baru manusia yang lebih bijak dalam tatalaksana kesesuaian hukum kekekalan demokrasi kekinian.

Penulis : Heru Subagia (Pengamat Politik dan Sosial/Alumni UGM)

- Advertisement -

Berita Terkini