Review Kinerja Tahunan, Capaian Penurunan Stunting Di Kabupaten Batu Bara Signifikan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, BATU BARA – Permasalahan gizi stunting (gagal tumbuh anak) menjadi isu utama yang wajib untuk segera dilakukan penanganan dengan pelibatan seluruh sumber daya yang ada.

Karena penyebab dari stuntingĀ ini tidak hanya rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yakni sejak janin hingga bayi umur dua tahun. Tetapi juga, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadiĀ penyebab stunting.

Pemerintah di semua level administrasi dengan dukungan dari semua program dan sektor serta mitra sangat berkomitmen dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Untuk itu Pemerintah Kabupaten Batu Bara melalui Dinas Kesehatan P2KB melakukan review kinerja tahunan aksi integrasi stunting di Kabupaten Batu Bara tahun 2022 di Aula Singapore Land Kecamatan Sei Balai, Senin (12/12/2022).

Bupati Batu Bara Ir. Zahir, M. Ap melalui Kepala Dinas Kesehatan P2KB drg. Wahid Khusyairi, MM menyebutkan, konvergensi ini dikuatkan dengan Peraturan Presiden nomor 72 tahun 2021, tentang percepatan penurunan stunting, yang dilaksanakan di Pusat, Provinsi, Kabupaten bahkan sampai level Desa, termasuk juga di Kabupaten Batu Bara.

Menanggapi PP nomor 72 tahun 2021 ini sehingga keluarlah Peraturan Bupati Batu Bara Nomor 102 Tahun 2022 tentang gerakan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dan Bapak Angkat Keluarga Berisiko Stunting (BAKBS) melalui Pengelolaan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT).

Kemudian SK Bupati Batu Bara nomor 676/DINKESPPKB/2022 tentang Besaran Donasi Aparatur Pemerintah Kabupaten Batu Bara dalam program gerakan BAAS dan BAKBS sebagai upaya strategis dalam pencapaian target 14% di tahun 2024.

Kegiatan yang dilaksanakan hari ini menjadi upaya yang sangat strategis dalam mereview kinerja tahunan terhadap pelaksanaan program dan kegiatan pencegahan dan penurunan stunting selama satu tahun terakhir yang dilakukan oleh masing-masing organisasi perangkat daerah, mulai dari tingkat Kabupaten sampai di tingkat Desa/Kelurahan.

Berdasarkan Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPBGMI), capaian penurunan Stunting di Kabupaten Batu Bara pada April 2022 mencapai diangka 18, 35%, sedangkan di bulan Agustus terjafi penurunan di angka 16,97%.

Sedangkan review ini dilakukan untuk membandingkan antara rencana dan realisasi capaian output (target kinerja), capaian outcome, penyerapan anggaran, dan kerangka waktu penyelesaian, mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pencapaian target kinerja output dan outcome, dan merumuskan tindak lanjut perbaikan agar target kinerja dapat dicapai pada tahun berikutnya.

“Oleh karena itu, melalui kegiatan review kinerja tahunan aksi konvergensi dalam rangka upaya penurunan angka stunting di tahun 2024 mendatang, maka tentunya diperlukan kerjasama yang kuat dan membutuhkan keterlibatan seluruh masyarakat,ā€ sebut drg. Wahid yang juga sebagai Sekretaris TPPS Kabupaten Batu Bara.

Selain itu, dalam upaya penurunan angka stuntini sudah dibuat Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) mulai dari pusat hingga ke desa-desa, dengan begitu semua pihak memiliki tugas yang harus mencapai target penurunan angka stunting di tahun 2024 menjadi 14%.

Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan Masyarakat dan Pemerintah dapat bersama-sama mengatasi masalah stunting yang ada di Kabupaten Batu Bara dan bisa menurunkan angka stunting untuk mencapai target 14% di tahun 2024.

ā€œHal ini menjadi penting sebab pencegahan dan penanganan stuntingĀ menjadi salah satu komitmen pencapaian pemerintah dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/SDGā€™s 2030,ā€ tegasnya.

Sementara itu sebelumnya, Kabid Kesmas Abdul Fuad Helmy, SKM, M.Kes menjelaskan bahwa tujuan kegiatan reviu kinerja tahunan bertujuan untuk mengetahui keberhasilan capaian kinerja selama satu tahun terkait dengan upaya penurunan stunting yang sudah diupayakan dari berbagai intervensi, baik intervensi yang spesifik dibidang kesehatan maupun intervensi sensitifif diluar sektor kesehatan.

ā€œSedangkan output dari kegiatan ini adalah dokumen yang berisikan informasi mengenai kinerja kegiatan pencegahan dan penurunan stunting dalam hal realisasi output (target kinerja cakupan intervensi gizi spesifik dan sensitif),ā€ sebut Fuad.

Output lainnya yakni realisasi rencana dan anggaran kegiatan pencegahan dan penurunan stunting, faktor-faktor penghambat pencapaian kinerja dan identifikasi alternatif solusi, perkembangan capaian outcome (prevalensi stunting), dan rekomendasi perbaikan, berupa efektifitas kegiatan yang berperan dalam pencegahan dan penurunan stunting.

- Advertisement -

Berita Terkini