Sofha Marwah Tekankan Pentingnya Cegah Wasting Sejak Dini

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM – MAKASSAR – Ketua Tim Pengerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Sulawesi Selatan Sofha Marwah Bahtiar berkenan membuka kegiatan kampanye “Ayo, Cegah & Obati Wasting Biar Ga Stunting!” bekerjasama Kementerian Kesehatan dan UNICEF di Baruga Pattingalloang Rujab Gubernur Sulawesi Selatan, Senin, 6 November 2023.

Turut hadir Henky Widjaja selaku Kepala Kantor Perwakilan Unicef wilayah Sulawesi dan Maluku, Mamadou Ndiaye selaku Kepala Divisi Gizi Unicef Indonesia, dan Blandina Rosalina Bait selaku Spesialis Gizi Unicef Indonesia.

Ketua Tim Pengerak PKK Sulawesi Selatan Sofha Marwah membuka secara resmi Kampanye Kesadaran akan bahaya Wasting biar ga Stunting di Baruga Pattingaloang, Rumah Jabatan Sulawesi Selatan.(dok/foto : henny purwanti)

Wasting atau biasa dinamakan terlalu kurus dibandingkan tinggi badannya dan Stunting atau biasa disebut terlalu pendek dibandingkan anak seusianya, kata Sofha Marwah, adalah dua hal yang sangat korelan dalam upaya menanggulangi dampak gizi buruk didaerah ini sebagaimana program prioritas yang dicanangkan Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan.

“PKK turut mendukung upaya penanggulangan gizi buruk di Sulawesi Selatan, salah satu upaya yang dilakukan adalah mengkampanyekan kesadaran ibu dan anak akan pentingnya Wasting biar ga Stunting”, paparnya.

Wasting dan stunting pada anak balita mempunyai faktor risiko yang sama, dan bila anak mengalami salah satu masalah kekurangan gizi ini maka akan meningkatkan risiko mengalami masalah kekurangan gizi lainnya.

Wasting, Menurut Sofha, khususnya gizi buruk memiliki risiko kematian tertinggi diantara berbagai jenis masalah gizi, dan risiko kematian semakin meningkat bila anak mengalami wasting dan stunting bersamaan, yaitu >12 lebih tinggi dibandingkan anak gizi baik.

Sementara itu, Mamadou Ndiaye menambahkan stunting dan wasting adalah akibat dari pemenuhan zat gizi yang kurang optimal sejak dari dalam kandungan, asupan gizi yang kurang pada anak usia dini dan/atau menderita penyakit infeksi serta penyakit lainnya.

Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menunjukkan prevalensi wasting di Indonesia sebesar 7,7%, dimana angka ini meningkat dari hasil SSGI 2021 (7,1%).

Selain itu, hasil SSGI 2022 juga menunjukkan adanya perbedaan angka prevalensi wasting yang besar antar provinsi, dengan prevalensi wasting sebesar 11,9% di Provinsi Maluku dan 2.8% di Provinsi Bali. Prevalensi wasting di Provinsi Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dari 7,8 pada tahun 2021 menjadi 8,3 pada tahun 2022, ujar Kepala Divisi Gizi Indonesia ini.

Ia menegaskan, bahwa lebih dari 70% kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan mempunyai prevalensi wasting yang lebih tinggi dibandingkan angka nasional yakni 7.7%., dimana prevalensi wasting di 16 kabupaten masuk dalam kategori sedang (>5%) dan 4 kabupaten masuk dalam kategori tinggi (>10%) untuk masalah kesehatan masyarakat berdasarkan kategori dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Meskipun, Kata Dia, Gerakan Nasional Stunting telah meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang stunting, masih terdapat kesenjangan pengetahuan dan kesadaran yang signifikan di antara masyarakat dan pemangku kepentingan utama mengenai wasting dan kaitannya dengan stunting.

Olehnya itu, untuk mengatasi kesenjangan ini dan mempercepat kemajuan Indonesia dalam mencapai target nasional dan global terkait wasting pada anak balita , UNICEF mendukung kampanye kesadaran nasional akan wasting yang diselenggarakan PKK Sulawesi Selatan, pungkasnya. (*)

- Advertisement -

Berita Terkini