Setelah The FED Naikkan Bunga, Pasar Keuangan dan Komoditas Bergejolak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kinerja pasar saham terpuruk selama dua hari perdagangan terakhir. Khususnya setelah Bank Sentral AS menaikkan besaran bunga acuan sebesar 25 basis poin.

“Setelah menaikkan besaran bunga acuan, The FED tetap saja memberikan gambaran hawkish terkait dengan kebijakan bunga acuannya kedepan. Dimana The FED sendiri masih membuka peluang untuk menaikkan bunga acuan pada bulan september mendatang,” kata Analis Pasar Keuangan, Gunawan Benjamin, Jumat (28/7/2023).

Menurut Benjamin, yang berarti tren suku bunga acuan kedepan masih akan tetap tinggi. Kenaikan bunga acuan di masa yang akan datang akan memberikan tekanan pada kinerja ekonomi. Termasuk salah satunya adalah tekanan pada kinerja keuangan perusahaan atau emiten.

“IHSG sempat melemah selama sesi perdagangan hari ini, meskipun di sesi penutupan IHSG ditutup naik tipis 0.052% di level 6.900,23. Disisi lain sejumlah bursa di asia juga mengalami pelemahan di akhir pekan,” jelas Benjamin.

Pelaku pasar masih mempertimbangkan dampak lanjutan dari potensi kenaikan bunga acuan global, serta dampaknya kepada kinerja emiten di bursa saham.

“Selain IHSG, kinerja mata uang rupiah juga turut di transaksikan melemah di kisaran 15.090, setelah sempat melemah hingga ke level 15.140 per US Dolar selama sesi perdagangan. Pada dasarnya Rupiah sempat menguat setelah The FED menaikkan bunga acuan. Sayangnya penguatan tersebut tidak bertahan lama. Dan US Dolar sendiri masih dalam tren penguatan pada akhir pekan ini,” jelasnya.

Situasi tidak jauh berbeda juga ditunjukan oleh harga emas. Dimana harga emas yang sempat mengalami kenaikan, sempat berbalik melemah.

“Harga emas juga dirugikan dengan kenaikan bunga acuan The FED. Harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran $1.952 per ons troy, setelah sempat menyentuh $1.980 per ons troy di pekan ini,” imbuhnya.

Jika dirupiahkan, sambung Benjamin, harga emas saat ini ditransaksikan di kisaran 951 ribu per gramnya. Secara keseliruhan pasar keuangan dan komoditas masih terus dihantui kenaikan bunga acuan dalam jangka pendek. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini