Bisa Lambungkan Harga Pangan dan Picu Kemiskinan, Waspadai Dampak El Nino

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga cabai di kota Medan dan sekitarnya pada 10 hari terakhir bulan Mei mulai merangkak naik. Dalam 10 hari terakhir harga cabai merah berada di atas 20 ribuan per Kg. Dan bukan hanya cabai, harga telur dan daging ayam juga naik.

“Petani dan peternak pasti senang, setelah harga anjlok menjelang Ramadan hingga sebulan setelah Idul Fitri. Walaupun untuk harga cabai masih terbilang murah sampai sekarang. Ini pelajaran berharga buat petani, peternak maupun pengusaha agar terukur dalam memperkirakan konsumsi masyarakat saat hari besar,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Selasa (30/5/2023).

Dengan kenaikan harga pangan tersebut, kata Benjamin, pemerintah harus mewaspadai potensi kenaikan lanjutan. El Nino akan menjadi sumber masalah utama selanjutnya yang sangat potensial memicu terjadinya kenaikan harga sejumlah kebutuhan pangan. Musim kering yang melanda akan membuat produktifitas tanaman pertanian menurun.

“Ada potensi dimana kelompok sembako berpeluang mengalami kenaikan harga. Sementara itu, fokus kebijakan pemerintah sejauh ini lebih mengendalikan harga pangan seperti beras sebagai skala prioritas. Selain beras ada minyak goreng dan gula pasir. Sementara untuk tanaman pangan hortikultura, yang persediaan dan permintaannya sulit dikendalikan karena mengacu kepada mekanisme pasar, sangat potensial menyumbang inflasi besar kala fenomena El Nino memburuk,” kata Benjamin.

Sementara untuk daging ayam, telur ayam dan daging sapi ini, sambungnya, stoknya memang bisa dikendalikan oleh peternak. Tetapi produktifitas tetap berpeluang turun. Dan dari study yang saya lakukan belakangan ini, ada baiknya pemerintah mewanti-wanti kemungkinan kenaikan harga pangan hortikultura seperti cabai. Karena gairah petani belakangan menurun dan diperburuk dengan kondisi cuaca yang semakin panas.

“Untuk sumber protein seperti telur dan daging ayam, cuaca yang panas akan membuat biaya operasional meningkat. Karena peternak membutuhkan ekstra biaya untuk mengatur suhu dalam kandang yang setidaknya perlu diatur di bawah 29 derajat. Sementara suhu belakangan ini berada dalam rentang 34 hingga 38 derajat. Jika dibarengi dengan kenaikan harga pakan, vaksin, dan bibit (DOC) maka harga jualnya berpeluang lebih mahal dari harga yang sekarang,” kata Benjamin.

Namun, lanjut Benjamin, gairah peternak saat ini tengah membaik karena harga jual menjanjikan keuntungan. Dan khusus untuk peternak telur ayam gairahnya akan terjaga jika pemerintah mengambil kebijakan bantuan subsidi pangan untuk waktu yang lebih lama, atau setidaknya kebijakan dipertahankan selama 60 sampai 70 minggu kedepan.

“Secara keseluruhan saya menilai El Nino sangat potensial memicu kenaikan harga, dan pastinya memperburuk daya beli masyarakat. Garis kemiskinan akan naik berdasarkan laju kenaikan harga kebutuhan hidup. Sayangnya, pendapatan masyarakat Sumut tergerus dengan penurunan harga komoditas unggulan di wilayah ini. Jadi El Nino bukan hanya mengancam kenaikan harga saja, tetapi sangat potensial memicu kenaikan jumah masyarakat miskin,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini