Harga Komoditas Sawit Terpuruk, Motor Penggerak Ekonomi Andalan Sumut Tengah Bermasalah

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Jika dilihat dari sisi lapangan usaha, sektor andalan Sumut yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kontraksi selama dua kuartal terakhir. Yakni kuartal keempat tahun 2022 dan kuartal pertama tahun 2023. Kontraksinya sebesar 1% dan 0.1% yang sangat kuat korelasinya dengan penurunan harga komoditas unggulan Sumut.

“Sayangnya sampai sejauh ini, sektor pertanian di kuartal kedua berdasarkan hasil perhitungan saya kinerjanya memburuk. Dan jika seandainya sejumlah harga komoditas unggulan Sumut berada dalam rentang angka yang sama di kuartal kedua dan ketiga tahun ini. Maka sektor pertanian Sumut diproyeksikan akan membukukan kinerja yang memburuk,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Senin (8/5/2023).

Benjamin mengatakan, kinerja sektor pertanian secara tahunan di kuartal ketiga dan keempat akan terkoreksi cukup signifikan. Dimana perkiraan saya kinerjanya bisa terkoreksi 1.2% hingga 1.8% di kuartal kedua dan ketiga secara year on year.

“Sementara itu, sub sektor peternakan belakangan ini memang mulai menunjukan adanya pemulihan kinerja, khususnya setelah lebaran. Sayangnya secara nominal pemulihannya belum signifikan. Dan kemampuannya untuk menggiring sektor pertanian berada dalam kinerja yang positif pada tahun ini diragukan. Saya berharap pemerintah memahami bahwa sektor pertanian melemah kemampuannya dalam mendorong kinerja ekonomi di 2023,” kata Benjamin.

Dikatakan Benjamin, jika sektor pertanian di Sumut banyak ditopang oleh sawit, selanjutnya karet, kopi, peternakan ayam/telur, buah buahan, dan produk tanaman lainnya seperti hortikultura. Maka sektor perdagangan besar dan eceran yang banyak mengandalkan belanja masyarakat diperkirakan juga turut melambat di tahun ini. Kalau melihat belanja secara kuartalan, maka perdagangan besar dan eceran berpeluang besar membaik kinerjanya di kuartal kedua, dibandingkan dengan kuartal pertama tahun ini.

“Namun jika ditarik data secara year on year, di kuartal kedua ini berpeluang mengalami kontraksi dalam besaran angka yang signifikan. Momen belanja selama lebaran tahun ini akan lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Potensi kontraksi yang ditimbulkan bisa mencapai 1.6% di kuartal kedua (yoy). Dan potensi melemahnya kinerja sektor ini bisa berlangsung hingga tutup tahun 2023,” ujarnya.

Benjamin menambahkan, untuk sektor transportasi dan pergudangan, industri pengolahan secara kuartalan (qoq) di kuartal kedua tahun ini juga masih berpeluang terkontraksi. Sementara akomodasi makanan dan minuman, admisnistrasi pemerintahan, jasa kesehatan dan sosial, serta informasi dan komunikasi berpeluang membaik secara kuartalan di kuartal kedua 2023.

“Untuk itu pemerintah harus memberikan skala prioritas kebijakan yang lebih mendorong atau menjaga daya beli masyarakat. Karena saya menilai Sumut tidak akan mampu melawan perlambatan ekonomi di tahun 2023 ini. Namun Sumut masih bisa mampu meminimalisir jumlah korban (masyarakat miskin),” tandasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini