Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi Sejak Tahun 2020, Dipicu OPEC Pangkas Produksi Minyak

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga emas kembali mengukir kinerja yang sangat apik di pekan ini. Harga emas menguat hingga menyentuh $2.028 per ons troy, sekaligus menjadi level tertingginya setelah sempat menyentuh $2.034 per ons troy pada Agustus 2020 silam. Kenaikan harga emas di pekan ini dipicu oleh memburuknya data manufaktur AS, serta kebijakan OPEC yang memangkas produksi minyak.

Hal itu dijelaskan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (5/4/2023).

“Data Manufacturing PMI AS, atau kita mengenalnya sebagai data manufaktur yang menggambarkan pesanan baru termasuk pesanan barang untuk diekspor, produksi, ketenaga-kerjaan, pegawai hingga stok atau inventori perusahaan manufaktur. Kinerja indeksnya mengalami penurunan dari posisi 47.7 menjadi 46.3 pada bulan Maret. Dimana sektor manufaktur di AS tengah mengalami kontraksi,” kata Benjamin.

Di sisi lainnya, sambung Benjamin, OPEC justru berupaya untuk terus memangkas produksinya. Hal ini menjadi sinyal kuat bahwa tekanan inflasi kedepan akan mengalami peningkatan.

“Dari dua kombinasi tersebut, The FED atau Bank Sentral AS diproyeksikan akan semakin sulit menetapkan bunga acuannya. Karena menghadapi tantangan tingginya inflasi ditambah dengan penurunan kinerja ekonomi dari sisi manufakturnya,” kata Benjamin.

Dijelaskannya, spekulasi yang berkembang saat ini adalah, bahwa The FED tidak akan se-agresif sebelumnya dalam menaikkan bunga acuan. Spekulasi ini tentunya menjadi kabar baik buat emas. Dimana harganya pada perdagangan sore ditransaksikan di kisaran $2.022 per ons troy. Jadi kalau dirupiahkan saat ini harga emas ditransaksikan di kisaran 973 ribu per gramnya.

“Tentunya perhitungan tersebut mengacu kepada mata uang rupiah yang ditransaksikan di kisaran harga 14.920 per US Dolar pada perdagangan sore. Kinerja mata uang rupiah pada perdagangan hari ini pada dasarnya mengalami pelemahan dibandingkan dengan kinerja sehari sebelumnya. Namun mata uang rupiah masih terpantau menguat dibandingkan dengan kinerjanya di akhir pekan kemarin dikisaran 14.990 per US Dolar,” jelas Benjamin.

Sementara itu, lanjutnya, gerak IHSG relatif tidak mengalami banyak perubahan dibandingkan penutupan akhir pekan kemarin. IHSG ditutup melemah 0.20% di level 6.819,67. Sekalipun melemah pada hari ini, IHSG masih membukukan angka yang lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan sebelumnya di level 6.805. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini