Deflasi Kemungkinan akan Terjadi, Jangan Disepelekan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS,COM, Medan – Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin mengatakan harga kebutuhan pangan masyarakat pada bulan Ramadan ini bergerak variatif jika membandingkan harga pada bulan sebelumnya. Harga beras kualitas bawah, bawang putih, dan daging sapi mengalami kenaikan. Dan untuk harga beras harganya naik sedikit di pekan terakhir bulan Maret. Sementara itu harga cabai merah, cabai rawit, daging ayam dan telur ayam terpantau mengalami penurunan.

“Dan selebihnya untuk sejumlah harga kebutuhan pokok lainnya bergerak stabil. Kenaikan harga paling tinggi terjadi pada komoditas bawang putih yang naik sekitar 6.8%. Sementara penurunan paling besar terjadi pada cabai rawit yang lebih dari 27%, disusul cabai merah yang anjlok di atas 17%. Penurunan harga komoditas cabai tersebut menjadi pemicu penurunan IHK, yang nantinya akan bermuara pada terciptanya deflasi pada bulan Maret 2023,” jelas Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Kamis (30/3/2023).

Menurut Benjamin, deflasi disaat terjadi demand yang meningkat karena bertepatan dengan ramadhan tentunya menyisahkan pertanyaan besar. Sejauh ini, memang ada indikasi penurunan daya beli pada masyarakat. Di sisi lain, masyarakat juga terindikasi tengah mengerem belanja, dimana terlihat dari minat masyarakat menengah yang juga menurunkan minat membeli barang tahan lama dalam waktu dekat.

“Sementara itu, banyak masyarakat yang juga tengah mempersiapkan pengeluaran yang lebih besar untuk pendidikan. Dan sengaja menghemat pengeluaran selama Ramadan dan idul fitri. Selanjutnya kita akan melihat bagaimana konsumsi masyarakat setelah pembayaran gaji pada tanggal 1 April. Beserta pembayaran THR, gaji ke 13 serta bentuk insentif lain yang diberikan direnanakan di bulan Juni mendatang,” ujarnya.

Ditakatakan Benjamin, motor penggerak konsumsi masyarakat ada disitu, sehingga saya masih optimis bahwa belanja masyarakat akan meningkat di dua pekan menjelang Idul Fitri. Namun masalahnya adalah apakah konsumsi jelang Idul Fitri ini akan lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sejauh ini memang belum bisa disimpulkan, tetapi indikasi melambatnya belanja masyarakat sudah terlihat sejauh ini.

“Dengan melihat perkembangan harga di pasar, saya memperkirakan bahwa Sumut berpeluang deflasi di atas 0.2%. Realisasi deflasi ini memang dibutuhkan setelah Sumut mengalami inflasi yang tinggi di atas nasional pada bulan Januari kemarin. Tetapi di sisi lain, deflasi yang kemungkinan akan terjadi di bulan Maret jangan disepelekan. Karena bisa saja menjadi indikasi yang tidak baik bagi perekonomian Sumut,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini