Apabila Parapat Terhubung dengan Jalan Tol, Bagaimana Daya Tarik Wisatawan Berkunjung ke Berastagi?

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sejauh ini, masyarakat kota Medan masih lebih familiar berwisata ke Berastagi karena jarak dan waktu tempuh yang lebih sedikit dibandingkan dengan Danau Toba (Parapat). Tetapi akses jalan tol ke Parapat tengah dalam proses pengerjaan, yang tentunya dengan akses jalan tersebut, posisi tawar Parapat dalam menarik wisatawan nantinya perlu diperhitungkan ulang.

“Dari hasil survey yang saya lakukan, sejumlah responden menyatakan bahwa Danau Toba ini punya keunikan alam yang sulit dibandingkan. Sehingga banyak dari mereka yang berlibur ke Danau Toba banyak menghabiskan waktu yang lebih lama. Tetapi lamanya waktu ini juga dipengaruhi oleh lamanya waktu yang dihabiskan selama perjalanan,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/3/2023).

Sejauh ini, sambungnya, Medan ke Parapat itu setidaknya menghabiskan 3.5 hingga 4 jam dengan menggunakan jalan tol (sementara sampai Tebing Tinggi). Namun jika akses jalan tol nantinya terhubung hingga ke wilayah dekat Parapat. Maka diperkirakan waktu tempuh Medan ke Parapat tidak akan terpaut jauh dengan Medan ke Berastagi.

“Namun sejumlah responden ternyata tidak serta merta lantas akan membuat mereka berubah, dan menjadikan Parapat sebagai tujuan berwisata atau menggantikan Berastagi. Akan tetapi responden senang ada alternatif tujuan berwisata lainnya karena akses jalan yang lebih mudah. Nah, buat wisawatan lokal dari medan dan sekitarnya yang backpacker, Berastagi masih tetap jadi tujuan berwisata,” kata Benjamin.

Terlebih, ungkap Benjamin, jika untuk menuju tujuan wisata masih mengandalkan kendaraan sepeda motor. Tentunya hitung hitungannya masih lebih hemat kalau ke Berastagi. Nah untuk wisatawan lokal yang traveler, yang umumnya mendominasi wisatawan di kota Parapat. Mereka juga menyatakan bahwa bisa saja sering berkunjung ke Parapat dan sekitarnya. Namun belum tentu akan berpaling juga dari Berastagi.

“Terlebih Danau Toba juga ada di kabupaten Karo, seperti di kecamatan Merek. Dan ada juga Paropo yang di kabupaten Dairi. Wisatawan menilai pengembangan kawasan wisata di daerah tersebut juga berkembang pesat belakangan ini. Jika investor dan pemerintah daerah menggarap serius tempat tempat tersebut, maka daya tariknya tidak akan berkurang,” kata Benjamin.

Benjamin berkesimpulan bahwa masih banyak potensi wisata di Sumut yang terpendam dan belum digarap secara maksimal. Ajang seperti F1H2O memang harus sering sering dilakukan untuk menarik minat wisatawan baik dalam dan luar negeri. Promosi perlu terus dilakukan, sementara pengembangan infrastruktur (seperti jalan), yang mempermudah akses tujuan wisata dengan sendirinya akan menambah daya tarik kawasan wisata tersebut.

- Advertisement -

Berita Terkini