Uang di Bank Tidak Bisa Ditarik Karena Resesi 2023, Isu Tersebut Menyesatkan dan Merugikan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Merebaknya isu bahwa di tahun 2023 uang di bank tidak bisa ditarik karena resesi, ini informasi yang menyesatkan dan merugikan kita semua. Masyarakat harus memahami bahwa resesi global yang diperkirakan terjadi di tahun 2023 nanti, bukan berarti kita akan mengalami nasib yang serupa. Negara lain atau mungkin kebanyakan Negara lain khususnya Negara maju akan mengalami pukulan besar pada perekonomiannya karena tumbuh negatif.

“Namun bukan berarti kita akan mengalami nasib yang sama. Justru kalau berdasarkan kalkulasi saya sampai saat ini kita akan lebih mampu menghadapi tekanan tersebut, karena pertumbuhan ekonomi kita masih dalam tren positif. Memang ada kemungkinan dampak perang yang bisa membuat kondisi perekonomian makin runyam,” kata Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (13/11/2022)

Akan tetapi, ujarnya, dampak perang tersebut juga tidak bisa dimasukan dalam hitung hitungan saat ini. Karena perang disini adalah perang yang kian memburuk dari perang yang tengah terjadi saat ini. Jadi variabel yang satu ini sifatnya tidak bisa diprediksikan. Jadi sudut pandang kita seharusnya adalah meihat dampak ekonomi yang ditimbulkan dari kemungkinan resesi global yang telah menghantam sejumlah Negara di dunia.

“Saya menilai isu bahwa uang di bank tidak bisa ditarik karena resesi, ini sebaiknya ditelusurui oleh pihak kepolisian. Jangan dibiarkan isu tersebut merebak dan meresahkan masyarakat. Karena isu tersebut justru bisa membuat ekonomi lebih runyam. Jadi bagi penyebar isu tersebut sebaiknya ditindak tegas. Tidak bisa dibiarkan begitu saja,” kata Benjamin.

Dikatakan Benjamin, masyarakat tidak perlu kuatir yang berlebihan dengan adanya isu tersebut. Uang kita itu dijamin oleh LPS, masih aman menyimpan uang di bank. Dan sejauh ini sejumlah Negara yang tengah di landa resesi juga tidak diikuti dengan penarikan dana besar besaran di perbankannya.

“Isu (uang tidak bisa ditarik) yang beredar di tengah masyarakat kita saat ini justru bisa memicu krisis. Sementara resesi global yang dikuatirkan justru pada dasarnya belum membuat kita masuk dalam jurang resesi. Ekonomi kita justru masih tumbuh baik dan berada di atas 5%. Resesi global yang bakal terjadi dan sering kita dengar saat ini justru sebagai pemantik agar kita lebih berhati hati dan lebih bersiap untuk menghadapi badai ekonomi yang sudah terjadi di Negara lain,” ujarnya.

Bukan untuk kita takuti, lanjut Benjamin, tetapi sebaiknya kita jadikan acuan agar kita mencari jalan keluar terkait kesulitan ekonomi yang dialami Negara lain. Sebagai contoh, resesi ekonomi global diperkirakan akan membuat permintaan sawit turun.

“Tetapi disini indonesia telah melakukan upaya menggunakan sawit sebagai campuran solar yang porsinya kian banyak. Sekarang sudah ada B40, disisi lain kita juga membuat kesepakatan bahwa China berkomitmen untuk membeli 1 juta ton minyak sawit kita. Jadi seperti itulah upaya yang seharusnya dilakukan menghadapi resesi 2023 mendatang,” pungkasnya. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini