BI Diperkirakan Tahan Suku Bunga, Rupiah Berpeluang Menguat Ke 15.300

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Kinerja pasar keuangan pada akhir pekan kemarin menunjukan kinerja yang cukup bagus sehingga bisa menjadi katalis positif bagi pasar keuangan domestik. Dan selama sepekan kedepan, minimnya agenda ekonomi eksternal tidak akan memberikan banyak pengaruh terhadap kinerja pasar keuangan di tanah air. Dan selaama sepekan ini pasar keuangan kita akan lebih fokus kepada agenda ekonomi di tanah air.

Hal itu dikatakan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Minggu (13/11/2022).

“Salah satu agenda besar yang menjadi acuan pasar adalah kebijakan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia. Namun kali ini Bank Indonesia diperkirakan tidak akan menaikkan besaran bunga acuannya. Terlebih di akhir pekan sebelumnya, rilis data inflasi AS yang mengecil diyakini akan membuat The FED atau Bank Sentral AS mengkalkulasi ulang kebijakan suku bunga acuannya kedepan,” ujarnya.

Di akhir pekan kemarin, lanjut Benjamin, mata uang Rupiah mengalami penguatan yang cukup signifikan. Sehingga saya menilai yang perlu diwaspadai adalah rilis data neraca perdagangan Indonesia. Yang sekali lagi meskipun nantinya surplus, akan tetapi tren surplusnya ini yang akan lebih dilihat pelaku pasar. Surplus dalam tren turun justru mengindikasikan bahwa resesi ekonomi global perlahan sudah mulai memberikan dampak bagi perekonomian nasional.

“Saya memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak dalam rentang 15.300 hingga 15.550 selama sepekan kedepan. Dimana kebijakan BI tidak akan memberikan banyak perubahan bagi mata uang Rupiah yang memang diuntungkan dengan pelemahan mata uang US Dolar. Meski demikian, pelaku pasar harus mencermati pernyataan atau speech yang akan dilontarkan oleh sejumlah Gubernur Bank Sentral AS. Yang bisa menggambarkan bagaimana kebijakan terkait suku bunga acuan nantinya,” imbuhnya.

Sementara itu, jelas Benjamin, harga emas dunia diperkirakan berpeluang untuk bergerak naik dalam rentang $1.700 hingga $1.870 per ons troy nya. Emas sangat diuntungkan dengan melandaiya inflasi di AS dan melemahnya mata uang US Dolar. Namun, masih dibutuhkan jalan yang panjang agar emas bisa mendekati level $2.000 per ons troy, karena pada dasarnya bunga acuan pada Bank Sentral AS masih akan naik hingga tahun depan.

“Disisi lain, IHSG juga masih berpeluang untuk menguat selama sepekan nantinya. Dimana IHSG sendiri masih bereluang menguat hingga ke level 7.193 sebagai level resistennya. Dengan penambahan jumlah kasus covid 19 di tanah air, maka saham saham di sektor farmasi, rumah sakit, atau kesehatan pada umumnya, ditambah dengan perusahaan pendukung seperti emiten sarung tangan berpeluang untuk naik harganya,” sambungnya.

Dikatakan Benjamin, penambahan jumlah kasus Covid memang di satu sisi berpeluang memicu terjadinya pembatasan aktifitas masyarakat . Dnegan kata lain pemerintah bis asaja meningkatkan level PPKM di tanah air. Tetapi sejauh ini level PPKM yang diberlakukan belum memberikan tekanan terhadap pasar keuangan. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini