Belanja di Thailand Bisa Pakai QRIS, Jangan Ajari Masyarakat Kita Banyak Berbelanja ke Negeri Orang

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Bank Indonesia telah mengimplementasikan penuh Quick Response Code Indeonesian Standard (QRIS) dengan Thailand. Yang berarti bahwa bagi WNI yang berbelanja di Thailand sudah bisa melakukan transaksi tanpa harus menggunakan mata uang lokal Thailand (Bath). Tetapi dengan mengguakan QRIS kita bisa langsung bertransaksi disana.

“Kalau sebelumnya kita saat berbelanja ke negeri orang, umumnya kita bisa menukarkan dahulu uang rupiah kita ke mata uang asing, umumnya US Dolar atau mata uang Negara tujuan. Misal kalau ke Thailand maka kita menukar uang rupiah ke mata uang Bath. Memang cara lama seperti itu, dan sudah ada cara baru yakni menggunakan QRIS,” kata Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Senin (29/8/2022).

Benjamin menjelaskan cukup top up saldo menggunakan rupiah, selanjutnya kalau ke Thailand tinggal discan aja. Jadi berbeda dengan menggunakan kartu kredit. Kalau menggunakan kartu kredit, maka saat kita berbelanja di Thailand, kartu kredit (visa/mastercard) akan mengkonversi belanjaan kita ke mata uang acuannya, yakni US Dolar, selanjutnya dari US Dolar di convert ke rupiah.

“Kalau pakai QRIS tidak seperti itu, saat kita berbelanja, QRIS yang kita tempelin langsung meng-convert Bath ke Rupiah (IDR), dan biasanya biaya transaksi dibebankan ke merchantnya, nah baru dibebankan ke konsumennya. Jadi memang didalamnya tidak begitu ribet, dan tentunya akan lebih murah jika membandingkan transaksi menggunakan kartu kredit,” ujarnya.

Tetapi, sambung Benjamin, langkah ini sebenarnya juga punya sisi negatif lainnya. Yakni transaksi yang dipermudah tersebut seakan memanjakan masyarakat kita untuk berbelanja ke negeri orang. Hal semacam ini tentunya tidak bisa dibiarkan. Harus ada edukasi agar masyarakat kita lebih mencintai produknya sendiri. Dan kita juga harus memiliki daya saing agar masyarakat Thailand juga datang berwisata dan berbelanja di tanah air.

“Sebaiknya kebijakan ini juga turut dibarengi dengan keijakan promosi atau upaya lain yang memperkuat posisi tawar kita. Baik itu produk barang dan jasa yang ditawarkan, maupun keunggulan pariwisata yang bisa ditawarkan. Jangan hanya berhenti di BI saja, lantas instansi lain justru tidak melakukan upaya apapun,” tambahnya.

“Nah, transaksi menggunakan QRIS ini jelas memperlihatkan bahwa kita tidak membutuhkan US Dolar disitu. Sehingga kita berharap kalau transaksi ini nantinya tidak membebani neraca pembayaran nasional. Kalau bisa bahkan terjadinya surplus, jangan sampai kita dengan kehadrian QRIS tersbeut justru transaksi kita defisit dengan Thailand,” pungkas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini