Dibayangi Wancana Kenaikan Harga BBM, Cabai Merah Masih Konsisten Turun

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Harga cabai merah hingga pertengahan pekan ini masih menunjukan tren penurunan harga. Meskipun dalam penurunan harga yang terbatas, secara poin to poin harga cabai merah di Sumatera Utara (Sumut) mengalami penurunan sekitar 8.9% dibandingkan dengan harga pada hari Jumat.

Meskipun masih di kisaran angka 60 ribuan per kg, tetapi tren harga yang terbentuk sejauh ini turun dari kisaran 66 ribuan di akhir pekan menjadi 60 ribu per Kg sejauh ini.

Hal itu dijelaskan Pengamat Ekonomi Sumatera Utara, Gunawan Benjamin, Rabu (17/8/2022) di Medan.

“Selain itu, bawang merah, daging sapi, dan cabai rawit juga mengalami penurunan. Meskipun penurunannya terbilang sangat terbatas jika dibandingkan harga pada hari Jumat pekan lalu. Selain beberapa harga kebutuhan pangan yang turun tersebut, sejumlah kebutuhan lain juga ada yang mengalami kenaikan meskipun sangat kecil sekali kenaikannya dan bisa diabaikan,” jelas Benjamin.

Dari pantauan PIHPS, kata Benjamin, harga bawang merah saat ini rata rata ditransaksikan di kisaran 39 ribu per Kg, dari posisi akhir pekan lalu yang berkisar 39.700 per Kg.

“Meskipun di beberapa tempat di Sumut seperti kota Medan, harga bawang merah dijual di kisaran 29 ribu per Kg. Cabai rawit juga demikian turun dari kisaran 51 ribu per Kg menjadi 49.950 per Kg. Meskipun di medan ada yang menjual dikisaran angka 35 ribu per Kg nya,” jelasnya.

Dari sejumah komoditas pangan tersebut, Benjamin menilai cabai merah berpeluang untuk turun lagi. Karena musim panen tengah mulai terjadi saat ini. Sementara itu, harga cabai rawit saya pikir potensi penurunannya terbatas.

“Meskipun di beberapa daerah di Sumut seperti wilayah Gunung Sitoli yang harga cabai rawitnya masih di 70 ribuan per Kg, berpeluang untuk turun lebih dalam lagi. Termasuk juga wilayah Padang Sidempuan dan Sibolga, dimanaa saat ini harga cabai rawitnya masih di kisaran 50 ribu per Kg,” paparnya.

Selebihnya, lanjutnya, harga sejumlah kebutuhan pangan di Sumut masih terpantau stabil. Kerisauan konsumen saat ini adalah adanya wacana kenaikan harga BBM dalam waktu dekat. Harga BBM yang naik nantinya akan membuat beban pengeluaran petani meningkat, yang akan dikompensasikan ke harga jual. Sambungnya, dari sisi distribusi juga akan meningkatkan harga jual di tingkat konsumen.

“Pengendalian inflasi khususnya dari bahan makanan pokok belakangan ini menghadapi tantangan baru. Wacana kenaikan harga BBM dan penyesuaian kenaikan jasa transportasi menjadi ancaman bagi potensi kenaikan harga pangan itu sendiri. Jadi masih banyak tugas atau beban yang harus di atas hingga tutup tahun 2022 ini,” pungkas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini