Selama Pekan Ini, Rupiah dan IHSG Dalam Tekanan, Rupiah di Level 15.000 dan IHSG Menuju 6.600

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Indeks harga saham gabunngan (IHSG) dalam perdagangan tiga hari terakhir ditutup di zona merah. Bahkan pada perdagangan hari ini, IHSG ditutup melemah 1.15% di level 6.640,99. Sementara itu, mata uang rupiah di pekan ini juga diperdagangkan melemah di level 15 ribu per US Dolar. Meskipun rupiah terpantau lebih stabil dan berkonsolidasi di level 15.000/US Dolar.

Hal itu dijelaskan Analis Pasar Keuangan Gunawan Benjamin di Medan, Sumatera Utara, Rabu (14/7/2022).

“Kinerja bursa saham diperkirakan masih akan mengalami tekanan seiring dengan beberapa data penting yang akan dirilis pekan ini. Dan bebeapa data tersebut sangat memungkinkan berlanjutnya tekanan pada pasar saham kita. Salah satunya adalah data pertumbuhan ekonomi di China (kuartal kedua) yang diperkirakan akan tumbuh jauh lebih kecil dibandingkan dengan realisasi sebelumnya,” ujarnya.

Di sisi lain, data kinerja ekspor impor dan neraca perdagangan Indonesia juga akan turut mempengaruhi kinerja pasar keuangan. Namun dari semua data yang akan tersaji tersebut, IHSG masih berpeluang untuk berlanjut turun dan menguji level psikologis 6.600. Dan kinerja mata uang rupiah masih akan berkonsolidasi di kisaran level 15 ribu per US Dolar.

“Di sisa perdagangan akhir pekan ini, pasar keuangan masih dihantui oleh sejumlah sentimen negatif yang bisa memicu terjadinya koreksi pada bursa saham nasional. Meski demikian, Rupiah diperkirakan tidak akan beranjak jauh dari level 15 ribu. Sejauh ini berntuk intervensi verbal yang dilakukan Bank Indonesia terkait kondisi Rupiah cukup mampu meredam potensi pelemahan rupiah sejauh ini,” ujarnya.

Walhasil, sambung Benjamin, harga emas masih dalam tren penurunannya meskipun sejauh ini masih berkonsolidasi dan masih mampu bertahan di atas level $1.700 per ons troy. “Harga emas saat iini dijual dikisaran 822 ribu per gram nya. Dan dengan kemungkinan kenaikan bunga acuan Bank Sentral AS, bukan tidak mungkin tekanan pada harga emas berlanjut untuk mengalami pelemahan,” jelas Benjamin. (red)

- Advertisement -

Berita Terkini