STIT Al Ittihadiyah Labuhanbatu Utara Menggelar Diskusi Dosen Bersama FITK UIN-SU Medan

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Labuhanbatu Utara (Labura) menggelar Diskusi Dosen dengan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (FITK UIN-SU) Medan yang berlangsung secara daring pada hari Senin (27/12/2021).

Diskusi tersebut merupakan salah satu kegiatan dari wujud MoU yang sudah berlangsung dalam tiga tahun terakhir. Diskusi dosen tersebut dimulai 06.45 WIB dengan narasumber pertama Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, dosen program studi Doktor Manajemen Pendidikan Islam, yang menyajikan materi urgensi Pengembangan Guru dalam Perspektif Islam. Diskusi Rutin tersebut diisi langsung oleh Guru Besar UIN-SU Medan, yang juga selaku Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Islam Kabupaten Labura yang mengelola STIT Al-Ittihadiyah Labura.

STIT Al Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Prof Syafaruddin MPd menjelaskan materi diskusi (dok istimewa)

Dalam pemaparannya, menjelaskan bahwa empat sub sistem yang harus ditanamkan dalam pendidikan Islam, yang Pertama, Keimanan/tauhid yang kuat sebagai fondasi dan cerminan Islam yang Rahmatan Lil’alamin, yang kedua, Ibadah sebagai bentuk pengabdian kita dalam merealisasikan keimanan, yang ketiga adalah mu’amalah dalam berbagai bidang yang harus dikembangkan dalam kehidupan sebagai sistem yang ada dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, serta yang keempat adalah aspek Akhlak, yang mana akhlak sebagai buah dari keimanan.

“Ibadah dan mu’amalah dalam kehidupan yang menjadi cerminan maju dan mundurnya sebuah pendidikan Islam, sehingga meningkatkan kualitas umat dalam simpulnya bahwa Urgensi pengembangan pendidik dalam perspektif Islam, menjadi sebuah keniscayaan,” jelasnya.

Lebih lanjut dipaparkannya, Urgensi Pengembangan Tenaga Pendidik dalam Persfektif Islam, bahwa terminology pendidik dalam alqur’an adalah Murobby. (orang yang mendidik/memelihara atau menumbuhkembangkan fitrah anak), demikian dalam Alqur’an surat Ali Imran ayat 79, kemudian dalam Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Abbas menyebutkan Murobby dikelompokkannya kepada pribadi ulama, Ahli Ibadah dan ahli taqwa.

“Dalam keseharian murobby juga menampilkan sifat sabar dan kelompok orang-orang yang bijak. Karena itu, murobby adalah orang yang mengajarkan Alqur’an dan hafal serta mempelajari isi kandungannya. Untuk menghasilkan anak-anak sholeh dari pendidikan Islam, maka pendidik atau murobby sebagai role model harus pribadi sholeh. Sejatinya memiliki kriteria pendidik sholeh terdiri dari beriman kepada Allah, beriman kepada hari kiyamat, menyuruh kepada kebaikan, mencegah yang jahat, dan menyegerakan kepada kebaikan, demikian dalam Alqur’an surat Ali Imran ayat 114,” papar Prof Syafaruddin.

STIT Al Ittihadiyah Labuhanbatu Utara
Tangkapan layar (dok istimewa)

Pada bagian akhir ditegaskannya bahwa perubahan sebagaimana makna alqur’an surat Ar ro’du ayat 11 dimulai dari diri sendiri untuk berubah. Karena itu pengembangan guru dapat dilakukan melalui kegiatan pendidikan lanjutan, pelatihan, workshop, dan pembinaan merupakan dorongan perubahan dari diri sendiri dengan memupuk komitmen, dan memupuk motivasi berprestasi.

“Karena lingkungan eksternal dari waktu ke waktu juga berubah sebagaimana ilmu pengetahuan dan teknologi, harapan terhadap peran guru, dan regulasi pemerintah, maka pengembangan guru menjadi keniscayaan yang harus direspon oleh manajemen pendidikan nasional secara makro, dan manajemen sekolah, madrasah dan pesantren yang berperan merancang program pengembangan guru dalam meningkatkan mutu berkelanjutan,” demikian simpulnya.

Acara tersebut dihadiri oleh ketua STIT AILU Dr. Mursal Aziz, M.PdI dan beberapa dosen STIT AILU serta dosen FITK UIN SU Medan. Kegiatan tersebut berjalan lancar dan menggembirakan sampai pukul 07.00 WIB dengan moderator Dedi Syaputra Napitupulu, M.Pd.

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini