PKPA Bersama Laskar No Plastik, Inisiasi No Plastik Online Festival

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Pandemi Covid-19 saat ini ternyata juga menyebabkan masalah lingkungan terutama sampah di masyarakat. Hal ini lantas menjadi salah satu alasan utama Pusat Kajian dan Perlindungan Anak (PKPA) bersama Laskar No Plastik menginisiasi No Plastik Online Festival.

No Plastik Online Festival adalah pendekatan kreatif yang dilakukan oleh PKPA dan Laskar No Plastik untuk memberi wadah kepada anak-anak dalam menyampaikan aspirasi mereka di bidang pelestarian lingkungan dan pemanfaatan limbah dengan cara yang kreatif dan ramah anak di tengah wabah pandemic Covid-19.

Salah satu kegiatan dalam rangkaian No Plastik Online Festival adalah Webinar dengan tema “Ayo Jadi Jagoan No Plastik”. Webinar ini dilaksanakan pada Selasa (28/7/2020) dengan menggandeng Duta Lingkungan Hidup Pekanbaru Annesa Fista Savitri dan Koordinator Sanggar Kreatifitas Anak Camellia Nasution sebagai narasumber dalam kegiatan tersebut.

Dalam pemaparannya, Annesa dan Camellia sama-sama mendorong anak untuk tidak bosan dalam mengaplikasikan 3R (Reuse, Reduce dan Recycle).

Mereka juga menyampaikan bahwa ada banyak cara sederhana untuk mengurangi penggunaan plastik dan anak-anak dapat memulai dari diri sendiri serta mengajak keluarga dan juga teman terdekat. Anak-anak yang berasal dari perwakilan sekolah dan komunitas di kota medan terlihat antusias menanggapi pemaparan narasumber dengan memberikan umpan balik berupa pertanyaan.

Pada webinar tersebut, Direktur PKPA Keumala Dewi menilai, saat ini pengelolaan sampah menjadi persoalan besar di kota-kota besar, termasuk Kota Medan.

“Hal ini termasuk masih tingginya pemakaian produk plastik diberbagai bidang, juga di rumah tangga perkotaan,” ujarnya kepada mudanews.com.

Dia mencontohkan dari pusat kota hingga daerah pinggiran sampah seakan tidak terkelola baik. Sampah organik sisa penggunaaan domestik sangat bervariasi, tidak hanya organik, tapi juga non organik sukit terurai seperti plastik, popok sekali pakai, sedotan, bungkus makanan, dan sebagainya sudah biasa terlihat dibuang sembarangan, celakanya sampai hanyut ke sungai dan laut.

“Untuk itu perlu kesadaran semua pihak, termasuk anak-anak dan pelajar. Mereka harus pahan bahwa sampah-sampah ini akan menimbulkan masalah kesehatan dan persoalan lainnya di masa depan. Jika tidak di tangani dari sekarang akan berdampak fatal,” pungkasnya.

Untuk itu, Keumala mengatakan perlu ada kebijakan yang inklusif dari pemerintah dan kepatuhan masyarakat untuk mengelola sampah. Tidak hanya mengutip sampah melalui truk pembuang sampah dan menumpuk sampah-sampah tersebut di tempat pembuangan akhir. Berita Medan, red

- Advertisement -

Berita Terkini