Laporan: Wahyu Panjaitan
MudaNews.com, Medan (Sumut) – Bagian dari Danau Toba bukan hanya Parapat dan Samosir saja, namun Tao Silalahi yang memiliki situs sejarah dan kebudayaan Raja Silahisabungan perlu dipromosikan sebagai kawasan Geopark Kaldera Toba.
Begitulah kira-kira pernyataan Drs. Passiona M. Sihombing, MBA selaku Manajer Festival Silahisabungan Arts Festival #2 yang kali kedua ini mengemban tanggung jawab yang sama. Pada Sabtu (22/4) Pre event Silahisabungan Arts Festival (SAFE) #2 siap digelar di Paropo, tepatnya di Sopo Godang HKBP Paropo. Adapun pengisi acara yang akan hadir dalam Pre event tersebut adalah Jeriko Silalahi, Jonard Sidabariba, Petra Sihaloho, Nainggolan CS dan Rikcan Sitohang.
Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan meliputi, lomba mewarnai dan menggambar, bersih-bersih lokasi camping ground di Paropo bersama komunitas pejalan, melukis bersama, hiburan dari anak-anak Paropo, pemutaran film dan pertunjukan seni pada malam harinya.
Pre event ini digelar sebagai promosi Silahisabungan Arts Festival (SAFE) #2 yang akan digelar pada 21-23 Juli 2017 mendatang, setelah sebelumnya digelar pada 2-4 Desember 2016 dengan mengusung Cross Culture Music yang menggaungkan “ keberagaman budaya yang berkolaborasi di Tao Silalahi”. Dimana, keempat budaya yang diantaranya, Toba, Karo, Pakpak dan Simalungun berbaur dalam satu panggung di Silahisabungan dalam rangka mempromosikan Tao Silalahi sebagai area potensial yang dapat dikunjungi oleh para wisatawan sebagai kawasan Geopark Kaldera Toba. Sebab, Tao Silalahi merupakan bagian Danau Toba yang paling luas, dengan perairan yang disebut sebagai Palung terdalam dengan kedalaman 905 meter.
Kegiatan ini di koordinasi langsung oleh Rumah Karya Indonesia beserta Jendela Toba, Pemerintah Kabupaten Dairi, BP. Geopark Kaldera Toba, Yayasan Pencinta Danau Toba Kabupaten Dairi, Wajah Masyarakat Dairi, BP Sipartogi, GEMA KASIH 1281, Himpunan Muda-mudi Paropo dan Naposobulung Paropo.[rd]
