Laporan : Indra

MUDANews.com, Tapanuli Selatan (Sumut) – Kasus pelecehan seksual terhadap 17 anak di Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola dengan tersangka Samsul Anwar Harahap (35) merupakan keras terhadap kinerja Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan (Pemkab Tapsel). Bagaimana tidak, beberapa waktu yang lalu tepatnya 29 Desember 2016, Bupati Tapanuli Tapsel Syahrul M Pasaribu menerima penghargaan Anugerah Parahita Ekaparya (APE) terbaik pertama dari 33 kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara sebagai kepala daerah memiliki komitmen terhadap Pembangunan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak.

Kepada wartawan, Rabu (22/3/2017) siang, Pengurus Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan Burangir, Juliherniatman Zega menuturkan, penghargaan yang diberikan Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Tengku Erry Nuradi terhadap Pemkab Tapsel tersebut terkesan asal jadi. Sebab dari data yang dihimpun pihaknya, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tapsel setiap tahunnya megalami peningkatan sedikitnya 10 persen.

“Dimana pada tahun 2014 lalu, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak mencapai 33 kasus. Kemudian pada tahun 2015, kasus tersebut pun naik menjadi 43 kasus. Bahkan, pada tahun 2016 kasus tersebut naik menjadi 53 kasus,” ucapnya.

Parahnya lagi, tambah Zega, memasuki tahun 2017 ini kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak pada bulan Maret 2017 ini sudah mencapai 20 kasus. Karena itu, dirinya menilai penghargaan yang diberikan kepada Syahrul M Pasaribu sebagai kepala daerah yang memiliki komitmen terhadap Pembangunan Pemberdayaan dan Perlindungan Anak harus dipertanyakan.

“Ini yang sangat kita herankan. Kenapa Kabupaten Tapsel mendapat penghargaan Anugerah Parahita Ekaparya (APE)? Sementara, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sendiri terus mengalami peningkatan,” tandasnya.

Lebih lanjut, Zega megatakan, maraknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang terjadi di Kabupaten Tapsel diduga akibat lemahnya sosialisasi yang dilakukan. Sebab seandainya sosialisasi tersebut berjalan dengan semestinya, secara otomatis dapat meminimalisir kasus tersebut.

“Ini yang harus kita pertanyakan. Seperti apa sebenarnya sosialisasi yang mereka lakukan. Sementara, kekerasan terhadap perempuan dan anak sendiri saat ini terus meningkat. Ada apa ini semua,” pungkasnya.

Sekedar mengingatkan, warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapsel mendadak heboh, Senin (27/2/2017) lalu. Pasalnya, sedikitnya 17 anak di desa tersebut menjadi korban sodomi Samsul Anwar Harahap.

Alhasil warga pun berbondong-bondong menyambangi Mapolres Tapsel yang berada di Jalan SM Raja Kota Padangsidemuan guna melaporkan predator pelcehan seksual tersebut. Tak berselang lama, usai petugas menerima laporan tersebut petugas pun berhasil membekuk Samsul di Jalan Denai, Keluraham Tegal Sari Mandala III, Kecamatan Medan Denai, Sabtu (18/3/2017).

Ironisnya setelah dilakukan pemeriksaan, kepada petugas Samsul mengaku telah mencabuli sebanyaknya 42 anak. Bahkan, dirinya menjabarkan, 30 korban merupakan warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Kecamatan Tapsel sejak tahun 2014 lalu hingga 2017. Sementara itu, 7 anak yang menjadi korbannya merupakan warga Tanjung Pura, Kabupaten Langkat dan 5 korbannya lagi merupakan warga Jakarta Timur.