MUDANEWS.COM, PARIAMAN – Sekolah penggerak adalah satu wujud adanya keinginan negara yang lebih maju di bidang pendidikan khususnya untuk menjadikan diri kepribadian peserta didik yang mandiri dan bisa menjadi jawaban sertakan menyelesaikan tantangan zaman kedepannya.
SDN 12 Cubadak mentawai salah satu sekolah yang mendapat kepercayaan menjadi sekolah penggerak di pariaman timur, serta sekolah yang mulai menjadi adwiyata di tingkat Nasional.
Kepsek SDN 12 Cubadak Mentawai, Sumiarti mengatakan dengan lulusnya Kepsek seleksi sekolah penggerak tentunya menjadi tantangan untuk seluruh pendidik yang ada di dalam SDN Cubadak Mentawai.
“Melalui sekolah penggerak ini yang menganut sistem pembelajaran P5 tentunya melahirkan generasi yang mampu mengoptimalisasikan dan mengaplikasikan baik di lingkungan sekolah dan dilingkungan mereka tinggal,” ucapnya.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan penanaman nilai P5 yang diadakan oleh pihaknya dan pendidik dengan mengadakan gotong royong, pelatihan pildacil, tari, dan latihan menyanyi serta mengajarkan peserta didik yang memiliki kepekaan lingkungan hidup di tempat meraka tinggal melalui program adiwiyata.
Katanya, program yang direncanakan oleh pemerintah pusat sampai daerah tentunya program yang memiliki nilai penanaman nilai kepada peserta didik.
“Hal ini lah yang menjadikan kami lebih semangat, kreatif dan inovatif apalagi kami telah di percaya sebagai anggota adiwiyata untuk menjadi kriteria adiwiyata nasional. Hal tersebut menjadi nilai tambah semangat kami, menjadi tantangan bagi kami, juga yang paling penting mewujudkan peserta didik sebagai agent of change, menjadi generasi penerus menyongsong cita-cita bapak Presiden Republik Indonesia,” ucapnya.
Terakhir, Sumiarti mengatakan kegiatan penanaman P5 dalam kurikulum merdeka tentunya bukan hanya penanaman semata, tetapi dengan adanya P5 menjadikan anak yang peka pada lingkungan sekolah, masyarakat, dan berbakti kepada keluarga yang berpusat pada implementasi dan optimalisasi P5 dalam tatanan kehidupan peserta didik di lingkungan sekolah dan tempat mereka tinggal.
Kontributor: Abdurahman MeinandaÂ
