Yayasan Islamiyah Guntingsaga Laksanakan Pelatihan Keterampilan Komunikasi Guru

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Labuhanbatu Utara – Yayasan Islamiyah Guntingsaga Labuhanbatu Utara yang mengelola Madrasah Tsanawiyah, Aliyah dan SMK melaksanakan pelatihan komunikasi guru dalam pembelajaran yang berlangsung di ruang rapat guru madrasah, Selasa (25/1/2022).

Acara pelatihan tersebut diikuti oleh 27 orang guru, dengan narasumber yang memberikan materi pada pelatihan tersebut adalah Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, Dr. Usiono, MA, dan Drs. Asrul Daulay, M.Si dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri  Sumatera Utara (FITK UIN-SU) sebagai program pengabdian kepada masyarakat.

Ketua Yayasan Islamiyah Guntingsaga Labuhanbatu Utara, Drs. H. Hasan Maksum, MA, dalam sambutannya menjelaskan bahwa guru yang mengajar dengan komunikasi yang baik menjadi harapan para murid, pimpinan yayasan, orang tua, serta stakeholders pendidikan.

“Selain itu, hal yang penting adalah kehadiran guru tepat waktu pagi hari juga penting sebagai perilaku disiplin dan keteladanan bagi siswa. Perilaku mengajar tepat waktu,dan rajin mengajar supaya anak-anak menjadi lebih pintar dan lebih kompetitif dengan siswa dari sekolah lain,” tuturnya.

Hasan Maksum mengatakan dengan meningkatnya kemampuan komunikasi pembelajaran para guru, maka diharapkan prestasi anak juga akan meningkat dalam suasana persaingan dengan madrasah/sekolah lainnya di daerah Labuhanbatu Utara.

“Pelatihan keterampilan komunikasi bagi guru madrasah ini, adalah momentum penting untuk dimanfaatkan guru dalam pengembangan guru agar mereka semakin profesional dalam berinteraksi secara aktif dan edukatif dalam pembelajaran aktif,” jelasnya.

Yayasan Islamiyah Guntingsaga
Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, (tengah)

Dalam paparannya, Prof. Dr. Syafaruddin, M.Pd, menyampaikan bahwa peranan guru sangat menentukan keberhasilan guru dalam pembelajaran, baik guru sebagai pendidik, manajer, leader, komunikator, motivator dan lain sebagainya. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru juga harus meningkatkan keterampilan komunikasi agar peserta didik meningkatkan efektivitasnya melalui perbaikan kemampuan komunikasi efektif.

“Guru dengan komunikasi efektif, adalah menggunakan kalimat yang membanggakan anak dan humanis. Sebagai contoh; bapak/ibu senang, jika kamu semakin cerdas, ibu bangga, semua anak-anak berprestas tinggii, semua siswa adalah anak-anak yang sholeh, ibu bangga jika anak-anak membahagiakan, semua anak-anak sangat membanggakan, semua kamu adalah harapan orang tua, yang terbaik diantara anak-anak tentu yang paling taqwa,” jelas Guru Besar UIN-SU Medan itu.

“Kualitas perkataan dalam komunikasi pembelajaran efektif adalah menghasilkan pengaruh pada perubahan motivasi, spirit, iklim, dan hasil pembelajaran dalam perubahan perilaku siswa, sebab baik komunikasi dan pembelajaran adalah sebagai sistem yang terpadu dalam mengembangkan budaya belajar yang unggul,” paparnya.

Yayasan Islamiyah Guntingsaga
Yayasan Islamiyah Guntingsaga melaksanakan Pelatihan Keterampilan Komunikasi Guru (Foto: dok istimewa)

Dalam kesempatan sama, pembicara kedua Dr. Usiono, MA, menjelaskan untuk membangun komunikasi yang efektif antara tugas dan tanggungjawab Guru dengan Siswa dapat mengembangkan Pendekatan ATM (Amati Tiru Modifikasi) sehingga guru tidak perlu malu untuk menumbuhkan kreatifitas yang dikembangkan sedikit demi sedikit dari potensi yang ada dalam dirinya.

“Kita menyakini Guru di zaman Now dituntuk melek teknologi, bisa belajar secara cepat lewat media-media social yang ada seperti youtube dan kemudian menyesuaikannya dengan situasi dan kondisi setempat, sehingga Guru dan Siswa disatu sisi berbeda tetapi disisi lain bisa menjadi teman sejawat, membuat siswanya lebih mudah mencari teman dalam menghadapi problematika belajar yang menuntuk kesiapan anak menghadapi masa depan,” jelasnya.

Usiono menambahkan, pendekatan ATM dimaksudkan dengan menganalisis dan memilah yang positif dan baik dari sesuatu sumber akan mengembangkan kreatifitas yang tulus dan lebih bermartabat “memanusiakan manusia”.

“Jadi konotasi meniru disini di zaman duhulu sering dimaknai Negatif dirubah menjadi lebih positif,” ujar Usiono.

Acara ini berjalan lancar dan penuh semangat dipandu moderator guru senior yayasan Islamiyah Darwin Sitorus, S.Ag.

(red)

- Advertisement -

Berita Terkini