Selamat Datang Mahasiswa Baru, Samperin Bola Belajar di Era Pandemi Covid-19

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Selamat datang adik-adik mahasiswa. Tahun ajaran baru dalam setiap instansi pendidikan khususnya perguruan tinggi akan selalu di warnai dengan wajah-wajah baru dan semangat baru, bahkan mata pelajaran baru dengan membawa sejuta impian di dalamnya.

Wajah baru sebagaimana lazimnya akan diperkenalkan dengan lingkungan kehidupan kampus dengan berbagai wadah yang tersedia, pun akan turut mewarnai dinamika sebagai mahasiswa yang baru menuliskan sejarahnya.

Selain pengenalan untuk lingkungan kampus, turut pula mahasiswa baru akan di uji dengan proses interaksi sosial secara mental untuk membangun emosional, intelektual, maupun karakter yang di awal biasanya akan menjumpai kegiatan seperti OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), PKKMB (Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru), atau PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) yang bukan hanya sekedar pengenalan melainkan pembangunan mental. Namun menjadi mahasiswa baru angkatan di masa wabah atau virus pandemi Covid-19 kegiatan tersebut tidak akan dirasakan kembali bahkan kuliah dilaksanakan secara daring.

Alasannya adalah bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, pembelajaran di perguruan tinggi pada semua zona masih wajib dilaksanakan secara daring hingga ada kebijakan lebih lanjut.

“Karena keselematan adalah nomor satu, saat ini perguruan tinggi masih melakukan secara online sampai ke depannya mungkin kebijakan berubah. Tapi, sampai saat ini belum berubah, jadi masih melakukan secara daring. Itu adalah keputusan dari kemendikbud saat ini,” terang Nadiem dalam konferensi video Panduan Penyelenggara Pembelajaran pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru di Masa Pandemi Covid-19, Senin (15/62020).

ebih lanjut dijelaskan, meski tahun akademik perguruan tinggi 2020/2021 tetap dimulai pada Agustus 2020 dan tahun akademik pendidikan tinggi keagamaan pada September 2020, pembelajarannya masih harus dilakukan secara daring untuk semua zona.

“Pembelajaran di perguruan tinggi di semua zona masih dilakukan secara daring, masih online, belum belajar tatap muka, belum masuk,” papar Nadiem.

Alasan mengapa kampus dilarang untuk tatap muka, menurut Nadiem, Universitas memiliki potensi mengadopsi pembelajaran jarak jauh lebih mudah ketimbang pendidikan menengah dan dasar. Untuk mata kuliah yang tidak dapat dilaksanakan secara daring, Nadiem menyarankan untuk meletakannya di bagian akhir semester.

“Kecuali untuk sejumlah aktivitas prioritas yang memengaruhi kelulusan mahasiswa, maka pemimpin perguruan tinggi boleh mengizinkan mahasiswa untuk ke kampus,” terangnya.

Tentunya keputusan Nadiem tersebut akan menjadi sejarah baru bagi perguruan tinggi terutama mereka yang baru saja resmi berstatus menjadi mahasiswa baru yang diawal-awal ini akan mengawali proses perkuliahan secara daring.

Sebagai mahasiswa baru yang baru saja terdaftar di beberapa perguruan tinggi di seluruh Indonesia akan mengawali perkuliahan secara daring dan menjadikan catatan sejarah bagi mereka yang bisa dikatakan lulusan tingkat menengah angkatan Covid-19 dan menjadi sebagai mahasiswa baru (maba) angkatan Covid-19 tahun ajaran 2020/2021.

Mahasiswa baru akan segera mengenyam kehidupan barunya di dalam kampus dan merasakan hangatnya dunia intelektual yang nuansa itu pasti mereka jumpai dengan berbeda secara iklim kehangatan intelektual bila dibandingkan semasa waktu sekolah menengah.

Sebagai wajah baru, mengacu kepada teori tabularasa mahasiswa baru diibaratkan seperti kertas kosong yang harus diisi dengan berbagai coretan tinta-tinta emas selama proses mereka. Karena mereka adalah subjek-aktif dan kampus sebagai ladang untuk merangsang berfikir kritis dan mentransformasikan ilmu pengetahuan semaksimal mungkin.

Makanya untuk memulai kegiatan masa baru seperti yang sebutkan di atas tadi mereka akan menjumpai kegiatan awal di dalam kampus seperti kegiatan OSPEK (Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus), PKKMB (Program Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru), atau PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) yang memiliki tujuan diantaranya seperti untuk mengenal satu angkatan, adaptasi dengan lingkungan kampus, mengetahui kondisi kampus, belajar tentang kerja sama, melatih mental, mengetahui sistem akademik, mengetahui fungsi dan tugas mahasiswa, mengetahui organ yang ada di intra maupun ekstra kampus, mengenalkan program studi, dan lain sebagainya.

Namun bagi mahasiswa baru (maba) di masa angkatan Covid-19 kegiatan tersebut tidak akan diperoleh seperti biasanya untuk dapat bertatap muka, palingan hanya diperoleh secara daring.

Padahal kegiatan OSPEK, PKKMB atau PBAK tersebut sangat penting bagi mahasiswa baru untuk memberikan edukatif secara langsung sebagai sarana pembinaan dan adaptasi lingkungan pendidikan tinggi yang menitikberatkan pada pengembangan rangsangan untuk mengembangkan potensial diri mereka baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik mereka.

Dengan tidak adanya masa OSPEK, PKKMB, atau PBAK ini secara langsung, meskipun dapat dilaksanakan secara daring, mahasiswa baru harus segera menyamperi bola untuk menggali informasi seputar dunia yang ada di dunia barunya yaitu kampus.

Karena jika hanya mengandalkan bola datang dari dosen dinilai kurang efektif apabila tidak mempersiapkan bekal sebaik mungkin, seperti peribahasa mengatakan lebih baik menyediakan payung sebelum hujan itu datang, apalagi hanya secara daring ini. Makanya menyamperi bola akan memberikan simbol proses yang berbeda ketimbang menunggu bola itu datang.

Hal itu bisa dilakukan oleh mahasiswa baru contohnya seperti mengenali lingkungan yang ada di dalam kampus dengan bertanya-tanya melalui teman yang sudah menjadi mahasiswa atau sudah lulus sebagai sarjana tentang perkuliahan, bertanya dengan dosen-dosen tentang perkuliahan yang memiliki kenalan apabila ada yang sangat kurang di mengerti, dan paling esensial adalah semangat menyamperi bola dengan memaksimalkan belajar. Karena hal tersebut merupakan bekal awal untuk mengawali proses perkuliahan mereka dalam menempa dirinya menjadi mahasiswa aktif ke depan.

Seperti yang kita ketahui proses pembelajaran secara tatap muka berbeda dengan secara daring yang dinilai masih lebih efektif secara tatap muka dalam merangsang dan menyentuh aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya ketimbang secara daring. Karena dari kamaren-kemaren selama menjalankan perkuliahan secara daring terdapat beberapa hambatan-hambatan yang menjadi kendala bagi mahasiswa, contohnya yang paling urgen adalah sarana dan prasarana yang masih menjadi kendala serius bagi mahasiswa untuk mengjangkau perkuliahan secara maksimal, utamanya seperti mereka yang berada di pelosok desa yang notabenya jauh dari sinyal.

Tidak ada kata lain selain Kemendikbud memberikan solusi terbaiknya selain pula dosen mempersiapkan strategi model pembelajaran yang lebih efektif dan mahasiswa baru harus memaksimalkan sebaik mungkin awal proses menempa diri di perkuliahan.

Nantinya selama menempa diri di kampus baik itu menerima proses pembelajaran dari dosen, selain kegiatan lain, mahasiswa akan diperkenalkan dengan SKS (Satuan Kredit Semester) yang berisi sejumlah mata kuliah dan merupakan satuan beban studi dari mata kuliah yang dapat diambil oleh mahasiswa.

Karena mahasiswa pada umumnya harus menjadi subyek-aktif seperti teori merdeka belajar yang diimpikan oleh Nadiem sehingga membangun pribadi yang lebih peka dan kritis dalam menghadapi tantangan ke depan yang semakin kompleks.

Untuk itulah sebagai mahasiswa baru (maba) harus segera menyamperi bola dan tidak banyak menunggu waktu dari dosen untuk menerima materi yang hanya terbatas di ruang hampa maupun daring.

Selain itu, di serba online ini bagi mahasiswa baru (maba) mungkin dalam mengoperasionalkan tekhnologi baginya sudah tidak asing lagi karena penulis yakini bahwa mereka sudah melek akan tekhnologi.

Namun yang menjadi catatan penting bagi mereka adalah bahwa modal melek tekhnologi saja tidak cukup apabila tidak diimbangi dengan semangat untuk belajar sekaligus dapat memanfaatkan tekhnologi sebaik mungkin demi kepentingan belajar.

Contohnya memanfaatkan handphone agar lebih mudah mencari informasi seputar mata kuliah dan memperbanyak sumber bacaannya demi memperkaya wawasan hingga hal lainnya berkaitan dengan kepentingan belajar. Ungkapan Bung Hatta “Aku asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas”.

Ungkapan tersebut menandakan bahwa pentingnya memperkaya wawasan dengan memperbanyak studi literatur bacaan agar lebih matang dan maksimal dalam kuliah. Selain dengan memperkuat bacaan bagi mahasiswa baru (maba), bisa memperbanyak melakukan diskusi dengan teman satu kelas atau bahkan di luar kelasnya agar dapat memperkaya refrensi pengetahuan dan wawasan sehingga juga memperoleh pemahaman tidak hanya sekedar pemahaman subjektifitas (pribadi) melainkan lebih objektifitas (umum).

Makanya dibutuhkan bahan diskusi seperti yang ada dalam dunia filsafat antara hubungan tesis (pernyataan ) dan antithesis (pertentangan) sehingga menghasilkan sintesa (kesimpulan).

Selain itu bisa juga dengan mengikuti beberapa diskusi online yang familiar tersebar di sosmed yang biasanya sering diadakan oleh organ intra kampus maupun eksternal kampus. Karena, hal ini sangat penting dalam menjembatani mereka untuk menggali potensi aspek kognitifnya.

Mengutip ungkapan Filsuf Socrates “Bahwa semakin manusia belajar maka semakin mereka tidak mengetahui apa-apa”. Hal ini mahasiswa baru (maba) harus aktif dalam menyamperi bola untuk memaksimalkan menyerap wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas meskipun terbatas secara daring.

Terakhir kuliah bukan untuk main-main melainkan untuk mewujudkan mimpi dengan nafas budi pekerti yang mulia yang ditopang oleh nuansa keilmuan yang luas sehingga dapat membangun jati diri yang berintegritas dan bijak dalam bertindak demi asas kebermanfaatan untuk masyarakat baik skala kecil maupun skala besar.

Sekali lagi selamat datang adik-adik mahasiswa baru di tahun ajaran baru era pandemi Covid-19. Kalian merupakan agen of change (agen perubahan) masyarakat. Samperin bola, tumbuhkan pikiran spirit dengan jiwa yang bersih untuk mengawali perkuliahan secara daring demi terwujudnya insan-insan akademis yang beriman, berilmu dan beramal sebagai estafed mahasiswa selanjutnya.

Penulis : Hanafi (HMI Tarbiyah IAIN Madura)

- Advertisement -

Berita Terkini