Maulid Nabi SAW Dalam Ekspresi Ragam Budaya Nusantara

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Kebudayaan itu memang diciptakan oleh manusia. Namun sejatinya manusia adalah produk dari kebudayaan yang diciptakan. Mengapa manusia adalah produk kebudayaan ?? Kebudayaanlah yg mempengaruhi perilaku manusia. Perilaku yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya itulah yang kemudian menjadi tradisi dan kebiasaan yang dimapankan itulah disebut adat-istiadat. Antara tradisi dan adat-istiadat itu ibaratnya dua terusan yang saling menopang. Bahkan keduanya semakin diperkuat dengan upacara ritus dan ritualisasi. Ritual dalam konteks sosial adalah perilaku berulang dan dilakukan secara terus-menerus. Baik ritual yang diulang-ulang itu bersifat sakral maupun profan.

Pembelajaran dari upacara Maulid Nabi Muhammad SAW telah menjadi tradisi dan adat yang selalu diulang-ulang dan bahkan menjadi upacara tahunan disetiap bulan Maulid. Gerakan tari itu kemudian dipadukan secara estetis dengan musik dan puji-pujian. Bahan puji-pujian itu biasanya nyaris sama dari ujung barat sampai dengan ujung timur Nusantara. Puji-pujian disekitar syair yang ada dalam kitab Barzanji, Maulid Dziba’i, dan kitab Simthut Dhuror. Para santri pembaca syair-syair dalam kitab itu melantunkan sesuai lagu-lagu yang sedang hit dan ngetop pada saat itu. Bacaan syair dari kitab abad pertengahan itu dilantunkan menggunakan gubahan musik Cindai, Rhoma Irama, dan lainnya.

Pembelajaran Maulid dengan ragam tari dan puji-pujian itulah yang kemudian menjadi tradisi dan adat-istiadat. Kebudayaan memang dekat dan selalu lekat dengan suasana hati para partisipan dari kebudayaan itu. Pembelajaran Maulid yang kemudian menjadi ekspresi budaya itu dipadukan dengan gerak estetika tari dan puji-puji menjadi rekat dengan suasana hati para partisipan yg terlibat dan penonton yang mau menghayati maknanya. Tuntunan yang sekaligus menjadi tontonan yang menyenangkan.

Diujung timur kepulauan Nusantara punya tradisi khas merayakan maulid Nabi SAW. Tradisi muslim Maluku. Khususnya Tual, Ambon, dan pulau2 Lease menggunakan syair gubahan khas bahasa suku itu sendiri yg mungkin terdengar aneh, unik, dan menarik. Tarian massal semua penduduk setempat keluar di jalanan dengan berbaju pesta terbaik, berjas rapi, dan menari bak tarian selendang.

Diujung paling barat dari Kepulauan Nusantara tradisi maulid Nabi SAW dengan tarian zafin khas tradisi melayu. Banyak tradisi maulid dengan bacaan syair Barzanji sudah jadi adat suku-suku muslim di berbagai kepulauan Nusantara. Bahkan bacaan Dziba’ dilagukan oleh Idris Shamsudin mahasiswa Universiti Teknologi Malaysia (UTM) dilantunkan dengan aransemen musik dari syair gurindam yg digubah oleh Iyeth Bustami dan dinyanyikan oleh Siti Nurhaliza. Berikut syair Dziba’ menggunakan aransemen musik gubahan CINDAI dari Iyeth Bustami. Selamat Menikmati.

Penulis : A. Hanief Saha Ghafur (Ketua Program Doktor Kajian Stratejik & Global, SKSG, Universitas Indonesia)

- Advertisement -

Berita Terkini