Ketika Rakyat Menggugat Partai Politik, Anulir Pemilu Pilih Golput

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, OPINI – Kau boleh jujur dan khidmat berdialog dengan hati nurani , saat ini sebenarnya negara dan bangsa ini sedang sakit mental yang paling dalam. Saking dalamnya borok dan bobroknya hingga nampak biasa-biasa saja. Wujud fisik negara dan bangsa aman dan damai namun sejatinya ruh dan jiwanya tersakiti dan teraniaya.

Pada akhirnya beban dan hutang psikologis bangsa ini kepada pahlawan nasional kita terlalu banyak. Entitas politik sudah membinasakan harapkan dan kemuliaan perjuangan Pahlawan.

Indonesia sangat kaya dan negeri dengan potensi SDM berjibun Konon 350 tahun pernah dijajah dan dihisap kekayaan oleh Belanda. Indonesia konon juga 99,9 persen penduduk beragama dan sangat taat menjalankan ajaran beserta syarikatnya. Bahasa Indonesia berdiri atas dasar dan ideologi UUD 45 dan Pancasila yang berisikan aturan dasar bernegara dan pemerintahan. Dasar-dasar filosofis bahasa sangat jelas dipertegas dalam 5 sila Pancasila.

Baik UUD 45 dan Pancasila sangat ideal memberikan acuan dan landasan bagi tatalaksananya negara dan berdirinya sebuah negara. Bangsa ini sudah cukup aturan dan peraturan yang kokoh dan adil untuk dapat dilaksanakan dan ditegaskan, bukan untuk dilanggar apalagi dianeksasi untuk memperkuat rezim.

Dari rezim ke rezim telah dan sedang membuat dosa – dosa baru dan menjurus terjangkitnya penyakit kronis yang sama . Maraknya korupsi korporasi dan individu dan juga penganiayaan demokrasi dalam level sangat akut. Rakyat dan rezim sudah terputus dan dipertegas dengan hukum ketiadaan atau nihilnya proses demokrasi dan bertanggung jawabnya.

Produk hukum dan politik serta merta diketuk dan disahkan dalam bayang -bayang untuk merampas dan melindas kepentingan dan haknya publik. Hebatnya lagi banyak produk dibuat patung hukum untuk melindungi dan juga melancarkan kepentingan partai dan golongannya.

Saat ini juga dan kemarin, Indonesia sudah kering akan minimnya atau bahkan matinya nurani dan fisik dari sebuah pilar politik. Demokrasi dan institusinya sudah mati dan sekarat. Bukan tidak tumbuh namun sengaja dibunuh dan dibinasakan.

Siapa yang harus disalahkan ditunjukkan apa saja kesalahan yang sudah mereka perbuat ?

Jika boleh pendapat dan mungkin pendapat kita 90 benar maka mari kita tunjuk dan salahkan saja partai politik sebagai produk dan alat konstitusional untuk menjadi saluran dan juga diraihnya hak warga sebagai pemilih dan juga tanggung jawab sebagai anggota dewan terpilih. Dua subjek yang wajib bertanggung jawab yakni anggota dewan dan Entitas partai politik. Partai politik mana , warnanya la dan siapa ketua umunya saat ini?

Sebagian besar partai politik saat ini telah menjelma menjadi korporasi dan konglomerasi kapitalis, bukan lagi organ atau badan sebagai saluran dan juga produk kebijakan publik.

Parpol menjadi Institusi kapitalis bukan Institusi politik orisinil arti dan hakekatnya sudah diperkosa dan di paksa berubah wujud. Sebagian besar parpol menjadi kelompok kepentingan dalam relasi dan implementasi pro pemegang kekuatan kapital.

Kekuasaan dan hegemoni parpol untuk pemilik modal dan saham . Partai politik menjelma menjadi badan usaha milik golongan elite dan juga kelompoknya.

Partai politik bukan lagi bagian kelembagaan politik yang idealnya kental dengan harapan, pembelaan dan juga aksi propaganda besar untuk melakukan perubahan dan inovasi ide, ideologi bahkan menelurkan sebuah peradaban baru bagi negara dan bangsa.

Sangat jijik dan hina ketika Parpol politik sedang memperkaya dan juga mengkapitalisasi jabatan dan kekuasaannya lada saat mereka berada atau sebagai penopang sebuah rejim.

Mereka dengan sengaja terafiliasi dalam gerombolan berat merampas dan menindas serta memperkaya institusional partai dan menjurus terjadinya pengkultusan elite politik.

Kejayaan kekuasaan dan kekuatan modal yang dimiliki pada akhirnya menciptakan banyak Monster politik. Mereka ada dalam kerumunan atau gerombolan serikat partai politik.

Bagiamana rejim partai dan juga rejim berkuasa saat ini bekerja atas nama rakyat atau penjahat ? Masihkan parpol dipercaya sebagai saluran aspirasi dan juga harapan
tumbuh dan berkembangnya demokrasi?

Dalam konstelasi Pemilu 2024, Jika hasil pemilu sudah dirancang dan dibuat sedemikian rupa. Siapa yang akan jadi presiden dan wakilnya?

Partai apa yang akan menjadi pemenang? Dan Koalisi partai apa saja yang akan mendukung pemerintah kelak ?

Bukannya hak politik jika rakyat untuk menyatakan kehendak membangkang dan menganulir hak politiknya ?

Jika hanya begitu, demokrasi sudah jelas rekayasa dan manipulasi, negara kita mendukung dan berikan hak pilih kita?

Penulis : Heru Subagia (Pengamat Politik dan Sosial/Alumni UGM)

- Advertisement -

Berita Terkini