Jika di Bulan Desember Ini Sumut Deflasi, Maka Itu Bisa Jadi Pertanda Buruk

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Medan – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (NATARU) 2023, diprediksi puncak belanja masyarakat akan terjadi pada tanggal 28 atau 29 desember ini, yang bertepatan pada hari rabu atau kamis.

“Saya memproyeksikan belanja masyarakat akan meningkat secara konsisten hingga hari tersebut. Karena pada hari jumat saya memperkirakan mobilitas masyarakat akan banyak ke luar kota,” kata Pengamat Ekonomi Gunawan Benjamin di Medan Sumatera Utara, Selasa (13/12/2022).

Benjamin menambahkan sehingga belanja akan menurun drastis setelahnya, namun bukan berarti laju kenaikan arga barang akan berhenti disitu. Sejauh ini, sejumlah komoditas pangan yang perlu di perhatikan agar harganya bisa terkendali adalah bawang merah, telur dan daging ayam, tepung dan cabai.

“Beberapa sumber protein lainnya seperti ikan segar maupun daging sapi juga berpeluang mengalami lonjakan demand atau permintaan,” kata Benjamin.

Akan tetapi, Benjamin menilai untuk daging sapi maupun ikan segar harganya tidak akan merangkak jauh dari yang sekarang. Terlebh untuk pelaku usaha pedagang daging sapi yang harganya sulit untuk dinaikkan, sementara untuk harga ikan segar diperkirakan masih tidak akan banyak berubah dan bertahan mahal seiring dengan pasokan ikan segar yang masih bermasalah.

“Namun untuk sejumlah komoditas lainnya masih berpeluang berfluktuasi dengan kecenderungan keatas. Ini yang perlu diwaspadai, sehingga koordinasi antar dinas terkait perlu ditingkatkan. Dan umumnya pemerintah daerah kerap melakukan operasi pasar, yang semestinya juga sangat berpeluang untuk bisa menekan demand yang terjadi di pasar, sehingga harganya diharapkan tidak mengalami lonjakan yang tajam,” kata Benjamin.

Pada bulan Desember ini Sumut akan mengalami inflasi di kisaran nagka 0.5%. Dan memang harus inflasi seiring dengan permintaan yang mengalami lonjakan setiap akhir tahun.

“Kalau pemerintah daerah berupaya untuk meredam inflasi, saya pikir inflasi tetap akan terjadi. Sulit untuk mengharapkan terjadinya deflasi di wilayah SUMUT seperti yang sudah terjadi dua bulan sebelumnya,” ujarnya.

Lanjut Benjamin, justru kalau terjadi deflasi di wilayah Sumut, maka itu menjadi sebuah pertanyaan besar. Karena bisa saja deflasi justru mengkonfirmasi terjadinya penurunan daya beli yang serius, yang bisa mengindikasikan pelemahan belanja masyarakat, yang turut menjadi gambaran akan perlambatan pertumbuhan ekonomi SUMUT kedepan.

“Walau demikian saya menilai belanja masyarakat di tahun ini khususnya jelang NATARU tidak akan sebaik tahun tahun sebelumnya. Inflasi, dan ancaman resesi ekonomi global telah memaksa masyarakat berhati hati dalam membelanjakan uangnya. Namun tumpuan kita ada pada masyarakat ekonomi menengah keatas, agar tetap berbelanja untuk menggerakan ekonomi,” kata Benjamin mengakhiri.

- Advertisement -

Berita Terkini