DPP Poros Sahabat Nusantara Gelar Pesantren Bhinneka Tunggal Ika Seri 3

Breaking News

- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -
- Advertisement -

MUDANEWS.COM, Jakarta – Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Poros Sahabat Nusantara kembali menggelar webinar seri 3 dalam kegiatan “Pesantren Bhineka Tunggal Ika”. Serta berkolaborasi bersama 34 organisasi yang tersebar diseluruh derah di Indonesia dan masyarakat sipil untuk persaudaraan dan perdamaian.

Webinar ini berlangsung dalam momentum Hari Pahlawan yang bertemakan “Membingkai Perjuangan Pahlawan Untuk Memperkokoh Semangat Nasionalisme” hal yang menjadi cukup menarik dalam kegiatan ini, para Narasumber semuanya berangkat dari kalangan santri, Narasumber pertama Dr. Abdul Syukur, M.Hum (Ketua Umum Perkumpulan Program Studi Pendidikan Sejarah se-Indonesia), dilanjutkan oleh Ecep Swardaniyasa Muslimin, M.Si. (GM Gathering & Production tvOne/ Redpel tvOnenews.com) dan yang terakhir R. Imron Amin, S.H, M.H. (Anggota DPR RI Komisi I). Yang dimoderatori oleh Ummu Sholihah, M.Si. Pada Sabtu, 13 November 2021 Pukul 13:00 s/d 15:00 WIB, Via Zoom Meeting.

Pada abad ke-21 ini terjadi suatu paradoks, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi komunikasi, terjadi proses globalisasi, karena jarak antara negara dan antarbangsa semakin dekat. Dalam waktu yang sama, bahkan detik yang bersamaan penduduk dunia dapat menyaksikan peristiwa yang sama, bahkan detik yang bersamaan penduduk dunia dapat menyaksikan peristiwa yang sama di suatu tempat di bagian dunia manapun, menjadikan batas wilayah negara semakin kabur.

Saat ini, kita bangsa Indonesia berada dalam era Reformasi. Namun yang dilaksanakan di era Reformasi ini, pada prinsipnya harus tetap berorientasi pada Wawasan Nusantara dengan semangat kebangsaan, sehingga jalin tali persatuan dan kesatuan bangsa tetap kokoh dan kuat. Sebab, tanpa persatuan dan kesatuan, gerakan Reformasi tidak akan mencapai tujuan yang kita cita-citakan bersama.

Hal ini selaras dengan nilai-nilai yang terkandung dalam kebangkitan nasional. Oleh karena itu di era globalisasi ini transparansi dan demokratisasi yang merupakan bangkitnya demokrasi di Indonesia, diharapkan semua komponen bangsa harus berupaya seoptimal mungkin untuk mewujudkan Indonesia ke depan yang lebih baik, mandiri, sejahtera, adil, demokratis dan lebih bermartbat dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam sambutannya Elina Dian Karmila, S.Sos.I., M.Pd (Ketua DPP POSNU), mengatakan bahwa meskipun kegiatan-kegiatan belajar online mulai membosankan dikalangan anak muda, namun webinar seri 3 dalam kegiatan “Pesantren Bhineka Tunggal Ika” yang mengangkat tema “Membingkai Perjuangan Pahlawan Untuk Memperkokoh Semangat Nasionalisme”.

Sahabat-sahabat audiens masih tetap konsisten sejak seri 1 digelar hingga seri 3 saat ini, beliau juga menyampaikan bahwa kemajuan tekhnologi menjadi salah satu sebab terjadinya degradasi semangat nasionalisme anak bangsa. Sehingga kegiatan ini selain diharapkan memberikan wawasan keilmuan baru juga menjadi refleksi dari semangat perjuangan para pahlawan untuk tetap menjaga keutuhan dalam berbangsa dan bernegara.

Dalam webinar ini Abdul Syukur menyampaikan bahwa pada dasarnya jika kita menelaah sejarah bangsa indonesia yang menyatukan bangsa ini bukan akibat dari penjajahan belanda, jepang dan sekutu nelainkan semangat keislamanlah yang menyatukan bangsa ini. Beliau juga menambahkan sejarah perjuangan bangsa indonesia pada dasarnya banyak dipengaruhi oleh kalangan santri, namun sangat disayangkan perjuangan santri banyak yang tidak tercatat, sehingga seolah-olah perjuangan kemerdekaan bangsa indonesia di dominasi oleh elite modern.

Ecep Swardaniyasa sebagai pemateri kedua dalam webinar ini menyampaikan, di era disrupsi yang ditandai dengan kemajuan tekhnologi ini, tentunya jika kita tidak mampu mengelaborasi antara kemajuan tekhnologi dan realitas kehidupan hari ini, tentunya ini menjadi problem pada nilai-nilai nasionalisme.

Beliau juga menambahkan bahwa potensi ancaman perang hibridasi sangat nyata dilingkungan kita hari ini, oleh karena itu, kita harus mampu memfilterisasi setiap informasi yang kita serap melalui media sosial. Terakhir beliau juga menyampaikan bahwa dalam rangka mempertahankan semangat nasionalisme santri khususnya generasi muda, dapat memahami dan ikut serta memberikan kontribusi dalam isu-isu nasional dan global.

Masih senada tentang santri, Imron Amin menuturkan santri yang juga memiliki kontribusi besar terhadap kemerdekaan bangsa indonesia, tidak pernah menuntut apapun dari bangsa indonesia, hal ini karena kecintaan santri terhadap bangsa indonesia. Namun demikan kemajuan tekhnologi terkadang menjadi ancaman terhadap adab para santri jika santri gagal memilah dan memilih setiap informasi dan ilmu yang diserap melalui media sosial. Beliau juga mengutip satu hadits, “Kalian telah pulang dari sebuah pertempuran kecil menuju pertempuran besar. Lantas sahabat bertanya, “Apakah pertempuran akbar (yang lebih besar) itu wahai Rasulullah? Rasul menjawab, “jihad (memerangi) hawa nafsu.” Dan hal ini senada dengan apa yang dipekikkan oleh Bung Karno, Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh 34 organisasi dan masyarakat sipil, yakni DAMAR Institut, FORMULA JAWA BARAT (Forum Generasi Muda Lintas Agama Jawa Barat), Korps Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Putri (KOPRI), PMII Kab. Cilacap (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), GPS (Gerakan Peduli Sesama), MA Islamiyah, SEMARAC Jakarta Raya (Sedulur Mahasiswa Rantau Cilacap Jakarta Raya), EPISTM (Economy Policy Study Room), FKPJ Kab. Garut (Forum Komunikasi Pemuda Jawa Barat), Puan Cilacap (Komunitas Perempuan Cilacap).

PMII Kab. Garut (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), Pemuda Muslimin Indonesia, Fatayat NU, PUNGKAS (Pusat Pengkajian Strategis), DUPA INSTITUT (Dialektika University Off Political Action), KORDA JPPR Cianjur, Yayasan Bumi Tulung, LITRASI (Lingkar Studi Moderasi), PSHW Ranting Karanganyar-Ngawi, MATA GARUDA NTB (Forum Kebijakan Publik, Peduli Pembangunan & Pendidikan), Pemuda Peduli Yatim Kp. Kirabun, Lembaga Bakti Selaparang, GSPP (Generasi Solidaritas Pemuda Pulo), KORAN (Komunitas Remaja Toleran), Banjar Institut, GEMASABA (Gerakan Mahasiswa Sayu Bangsa), LKA (Lembaga Kajian Anggaran), Gerakan Generasi Remaja, IGET (Inisiasi Gerakan Tuberculosis), Pergerakan Republik, Mubarok Centre, RMI (Rabithah Ma’had Islamiyah), FKUB Purwokerto.

- Advertisement -

Berita Terkini